SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka menyambut datangnya Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 di Surakarta pada 18-21 November 2022, kiranya saya perlu mengawali tulisan ini dengan sebuah kisah. Sebuah cerita haru. Seorang ibu menangis ketika datang ke auditorium milik salah satu perguruan tinggi swasta ternama. Sambil bersujud ia memejamkan mata dan melafalkan doa-doa. Tak lama kemudian ibu itu mengangkat wajahnya yang basah dan menghirup napas pelan dengan lubang hidung mengembang. Lalu ada orang yang hendak mendekat dan bertanya perihal kenapa ibu itu menangis. “Kenapa ibu menangis?” tanya seorang yang menghampiri ibu tersebut.
“Saya ini orang desa dan berjuang di Pimpinan Ranting Aisyiyah sendirian. Setelah saya datang kemari, ternyata saya tidak sendiri dan saya merasa bangga telah menjadi bagian dari ormas Islam terbesar dan kaya ini,” ucapnya singkat.
Kisah ini tentu bukan rekayasa. Meski narasinya tampak terkesan melebih-lebihkan, namun dari cerita seperti ini kita dapat membangun imajinasi tentang kemewahan dan kemegahan gedung-gedung tempat perhelatan Muktamar, kemeriahan acara pembukaan dan penutupan, sikap ramah dan responsif yang ditunjukkan panitia penyambutan kepada para peserta dan penggembira, terjaminnya keamanan dan kenyaman bagi penggembira muktamar, dan masih banyak hal lain yang perlu diimajinasikan, bukan hanya lewat pikiran namun juga dengan perasaan demi terwujudnya hajat persyarikatan yang benar-benar menggembirakan serta dapat dikenang sebagai sebuah sejarah yang indah untuk dirasakan dan diceritakan.
Dari sekelumit kisah ini, mari kita agak maju kedepan sebentar. Mengimajinasikan bersama. Di waktu yang berbeda, namun tetap di tempat yang sama. Saat segenap warga Persyarikatan yang taat dan berdisiplin menerapkan prokes berduyun-duyun menghadiri agenda akbar (Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48).
Mereka datang dengan riang gembira, saling menyapa, bertemu, tersenyum, tertawa, berbagi, berniaga, ikut berkontestasi dalam memilik pimpinan, dan yang tak kalah penting lautan manusia itu bergembira. Suasana nan sejuk dan penuh dengan ketulusan akhirnya tergambar nyata. Menebar kebersamaan, seolah setiap orang yang saling berpapasan berkata dalam hatinya “Aku saudaramu”. Dan ketika pulang ke rumah masing-masing, mereka tetap menjadi satu keluarga (Keluarga Besar Muhammadiyah).
Harapan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48
Tentu inilah harapan dan imajinasi kita di Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 yang akan datang. Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah pun pernah berpesan agar Muktamar dapat berlangsung meriah namun tetap dalam suasana yang sejuk, damai dan menggembirakan semua.
“Melihat harapan besar tersebut UMS sebagai tuan rumah berkomitmen untuk mensukseskan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 dari segala sisinya. Kami mengajak semua pihak untuk ikut bersama-sama mensukseskan Muktamar,” ujar Anam Sutopo, Wakil Ketua Panitia Muktamar Bidang Media.
Menurut Anam, dengan kebersamaan, Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 dapat berjalan sesuai apa yang diharapkan. “Dengan kebersamaan saya yakin kita dapat mensosialisasikan, menyuarakan, memberitakan, dan bahkan menggembirakan dunia melalui pemberitaan yang profesional dan berkualitas,” ungkapnya dihadapan para peserta Jambore Media Afiliasi Muhammadiyah pada Sabtu, 23 Juli 2022 di Aula Fakultas Kedokteran UMS.
Untuk mencapai cita-cita tersebut ia menegaskan akan memberikan support dan dukungan bagi media yang berafiliasi dengan Muhammadiyah berupa akses pemberitaan, baik sebelum maupun saat Muktamar berlangsung. Selain itu, seiring dengan akses perjalanan dari satu tempat ke tempat lain di arena Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48, yang secara khusus berada di area Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), para peserta dapat menjangkaunya dengan berjalan kaki. Jika ditarik garis lurus, jarak antara Auditorum UMS (tempat berlangsungnya Muktamar Muhammadiyah) dengan GOR (tempat Muktamar Aisyiyah) hanya berjarak 10 menit berjalan kaki.
Berbagai acara menyambut Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 pun telah direncanakan dan beberapa sudah berlangsung. Namun masih banyak agenda yang perlu dimatangkan dan dilakukan dengan kola. Sehingga saat berlangsungnya Muktamar semuanya berjalan sesuai dengan ekspektasi orang terhadap Muhammadiyah sebagai ormas Islam berkemajuan.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir berharap jambore media afiliasi Muhammadiyah menjadi wanaha untuk menghimpun segala potensi dalam mensyiarkan dan menggelorakan Muhammadiyah di jagat digital. Menghadirkan karya Muhammadiyah yang terbaik bagi umat dan bangsa.Menampilkan nilai Ihsan dan mencerdaskan.
“Muktamar harus menjadi ajang yang bermartabat,” ungkapnya dengan membuka acara Jambore Media Afiliasi Muhammadiyah dengan bangga.
Dari agenda ini diharapkan seluruh media yang berafiliasi dengan Muhammadiyah dapat menjadi satu nafas untuk mendukung dakwah Muhammadiyah. Tidak menjadi duri yang menghambat laju dan gerak berkemajuan Muhammadiyah.
(diko)