YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tidak ada hentinya melahirkan prestasi, salah satunya adalah yang diraih oleh Muhammad Yasir Abdad, mahasiswa program sarjana program studi Hubungan Internasional, dan Alya Izzaty Bika, mahasiswa program diploma program studi Teknologi Elektromedik pada ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) Tingkat Wilayah V Tahun 2022.
Keduanya berhasil meraih juara kedua Pilmapres masing-masing pada jenjang sarjana dan vokasi. Pilmapres sendiri merupakan ajang bergengsi tahunan yang diperuntukkan bagi seluruh mahasiswa perguruan tinggi di Indonesia, kegiatan ini diadakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Republik Indonesia.
Saat ditemui oleh BHP pada Senin (25/07), Yasir menjelaskan proses panjang yang mereka jalani untuk sampai ke tahap ini. Yasir dan Alya mulai mengikuti seleksi mahasiswa berprestasi dari tingkat program studi untuk kemudian didelegasikan ke tingkat fakultas lalu naik ke tingkat universitas. Setelah lolos pada tingkat universitas, mahasiswa berprestasi (mapres) akan didelegasikan ke tingkat wilayah.
“Kemarin pada jenjang sarjana ada dua puluh peserta dan sebelas peserta pada jenjang diploma, lalu diseleksi lagi menjadi tiga masing-masing untuk nantinya naik ke tingkat nasional. Saat ini kami sedang persiapan untuk mengikuti seleksi awal Pilmapres nasional awal agustus nanti,” tuturnya. Terkait persiapannya sendiri, Yasir mengaku tidak jauh berbeda dengan persiapan saat ada di tingkat wilayah. Namun menurutnya yang paling penting untuk dipersiapkan adalah mental yang kuat.
Dalam ajang bergengsi ini, Yasir membawakan gagasan kreatif berjudul Rumah Polukam Inkubasi Peningkatan Peran Pemilih Pemula di Era Transformasi Digital yang sudah lahir sejak tahun 2019 lalu. Sementara Alya, pada jenjang diploma membawakan sebuah produk inovatif berupa X-Ray Tube Oil Vacuum atau alat perawatan mesin rontegn yang saat ini sudah mencapai tahap pengujian dan pengembangan.
Pada kesempatan yang sama, Alya menambahkan bahwa dalam mengikuti seleksi Pilmapres ini UMY memberikan dukungan penuh sejak persiapan awal berupa pendampingan dan bimbingan melalui Center of Student Innovation and Creativity (CSIC) yang dikelola oleh Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA). “Alhamdulillah full support.
Pada tingkat nasional nanti penilaian akan lebih kepada sikap pribadi, bahasa Inggris, focus group discussion, dan leaderless group discussion, ini cukup unik untuk penilaian mahasiswa, maka dari itu kami melakukan persiapan lebih matang. Tidak ada kendala berarti dalam persiapan ini, namun sebenarnya yang masih agak sulit datang dari diri sendiri yakni bagaimana bisa memanage diri lebih baik lagi,” imbuhnya.
Alya dan Yasir berharap ide-ide yang mereka tuangkan dalam Pilmapres ini bisa benar-benar bermanfaat bagi khalayak ramai dan isu yang disampaikan bisa menjadi concern bersama bagi masyarakat. Baik Alya maupun Yasir sepakat bahwa prestasi yang baik bukanlah prestasi yang dinikmati sendiri melainkan prestasi yang mampu membentuk pembangunan sumber daya manusia di masyarakat, dengan atau tanpa adanya Pilmapres, ide-ide yang digagas diharapkan dapat tetap bertahan. (ays)