TEGAL, Suara Muhammadiyah – Apel Tahunan Khutbatul ‘Arsy Pondok Pesantren Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kab. Tegal (PPAD) menjadi sebuah agenda puncak dalam FORTASI (Forum Ta’aruf Santri) yang dikemas dalam Kegiatan Pekan Perkenalan Khutbatul ‘Arsy. Apel pada tahun ini dihadiri oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab. Tegal H. Arief Azman, S.E, Direktur PPAD al-Ustadz Inamullah Fathuri beserta para wakilnya, pengasuh, guru, santri dan karyawan. Bertindak sebagai Inspektur Uparaca adalah al-Ustadz Fatkhu Mutamimul Fitri, S.E selaku Wadir Direktur Bag. Ekonomi-Sapras.
Ustadz Fathkhu dalam amanahnya, menyampaikan nilai-nilai utama dalam pondok pesantren diantaranya adalah masukilah pondok secara (kaffah) total, bukan hanya sekadar untuk santri namun semua yang masuk dalam PPAD dimulai dari jajran pimpinan, pengasuh, guru dan semua elemen masuk di dalam PPAD.
Masukilah pondok ini secara kaffah, “jangan setengah-setengah dalam berjuang di pondok ini”, tegas Ustadz Fathkhu menyampaikan. PPAD dengan segala kiprahnya akan terus mendidik dan melahirkan generasi tangguh pantang mengeluh, generasi berjuang untuk persyarikatan Muhammadiyah dan Umat Islam. Generasi yang akan melanjutkan estafet perjuangan Muhammadiyah dan juga generasi yang melanjutkan perjuangan PPAD, demikian dengan penuh semangat Ustadz Fathku menyampaikan.
Untuk merawat dinamika perjuangan di PPAD, pondok ini tidak berhenti di usia 13,20, 50, tahun, namun sampai 100 tahun bahkan sampai selamanya perjuangan di PPAD ini harus dilanjutkan dengan semangat Li’ilai Kalimatillah. Tegas Ustadz Fatkhu memberikan amanat.
Nilai utama dalam perjuangan di PPAD diawali dengan memasuki secara kaffah (total) kemudian dalam menekuni perjuangan di dalamnya harus sepenuhnya total bukan setengah-setengah dalam menjalaninya, karena estafet perjuangan di PPAD harus terus berjalan sesuai pada nilai-nilai Islam dan Muhammadiyah. Pesan terakhir dalam amanat apel ini, Ustadz Fathku menyampaikan “Taharrak Fa Inna Fi Harakatin Barakatan” bergeraklah karena sesungguhnya di dalam pergerakan ada keberkahan. (Alvin Qodri Lazuardy)