SEOUL, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Korea Selatan mengadakan Silaturahim dengan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada hari Senin (25/07) pukul 20.00 waktu Korea Selatan dan 18.00 Waktu Indoensia Bagian Barat, kajian ini dilaksanakan via Zoom Meeting yang dihadiri langsung oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan juga Sekretaris PP Muhammadiyah.
Kajian tersebut diadakan langsung oleh ketua PCIM Korea Selatan yang bertujuan untuk mempererat tali silaturahim dan sekaligus memperkenalkan ketua baru PCIM Yang baru dilantik “Marta Jaya S.Pd.” yang saat ini sedang melanjutkan Pendidikannya di Korea Selatan.
Dirinya menyampaikan terkait ditunjuknya menjadi ketua PCIM Korea selatan oleh Pimpinan Cabang (PC) Muhammadiyah yang pada saat ini PCIM Korea Selatan sudah berjalan kurang lebih enam tahun tepatnya pada 2016 lalu berdirinya PCIM Korea Selatan.
“Saya saat itu kaget ketika tiba-tiba ditunjuk oleh PC Muhammadiyah pada saat itu untuk menjadi ketua PCIM sebelumnya dan itu adalah sebuah tanggung jawab dan Amanah yang sangat besar yang diberikan kepada saya,” ungkapnya.
Marta juga menyampaikan terkait progresnya ke depan yang mengingankan PCIM Korea Selatan ini bisa diakui oleh pemerintahan Korea Selatan, PCIM terus berusaha mencari cara dengan banyak berdiskusi dengan PCIM yang lain yang sebelumnya sudah diakui seperti Jepang, Taiwan dan Tiongkok.
“Rencananya nanti kita semua PCIM akan terus berusaha untuk mencari jalan supaya Organisasi ini bisa diakui oleh pemerintahan Korea Selatan, dan kita juga sudah berdiskusi dengan PCIM negara lain bagaimana untuk kedepannya,” tambahnya.
Selain itu kajian dan silaturahim PP Muhammadiyah ini juga dihadiri langsung oleh Sekretaris PP Muhammadiyah yaitu Dr. H. Agung Danarto yang memberikan arahannya terkait pengembangan PCIM Korea Selatan ke depannya.
Agung menyampaikan terkait poin penting yang harus dilaksanakan oleh PCIM Korea Selatan yaitu berdakwah kepada para umat muslim Korea Selatan khususnya yang menjadi perhatian yaitu adalah Warga Negara Indonesia (WNI) sehingga mereka bisa menjadi muslim yang lebih baik dengan adanya Muhammadiyah.
“Yang ingin saya sampaikan terkait poin penting dari PCIM yaitu adalah membantu para Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi muslim yang lebih baik dengan adanya organisasi Muhammadiyah di negara-negara lain,” ujarnya
Sekertaris PP muhammadiyah juga menyampaikan bahwa saat ini banyak Amal usaha Muhammaiyah yang sudah berdiri di luar negeri berkat PCIM yang sudah diakui oleh negara seperti Kairo, Jerman dan Australia. Sehingga PCIM Korea Selatan nantinya bisa segera menyusul untuk bisa membangun Amal usaha dan diakui oleh pemerintah Korea Selatan.
“PCIM ini sudah banyak berkembang di negara-negara lain, dan sudah diakui, sehingga bisa membangun Amal Usaha Muhammadiyah untuk membantu umat muslim di sana, seperti di Kairo yang sudah memiliki TK Aba dan Australia juga sudah memiliki Amal Usaha di bidang Pendidikan, sehingga ini menjadi tugas penting bagi PCIM Korea Selatan untuk bisa membangun Organisasi yang bisa diakui dan nantinya bisa mendirikan Amal Usaha juga di Korea Selatan,” tambahnya
Kajian yang beretemakan silaturahim ini juga mengahadirkan Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sekaligus Ketua Mejelis Pustaka dan informasi PP Muhammadiyah bapak Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto MP. yang memberikan opininya terkait permasalahan Islam Phobia yang ada di negara-negara barat, sehingga dirinya memberikan arahan terkait hal itu untuk menjadi bagian penting dari tugas PCIM bisa menghilangkan stigma masyarakat akan Islam.
“Dengan adanya Muhammadiyah ini yang ada ditengah-tengah negara yang phobia dengan adanya Terrorism maka tugas kita untuk membantu mereka menghilangkan stigma tersebut, dan kita sebagai muslim yang modern bisa membawa kemodernan islam indonesia yang nantinya bisa menjadikan daya Tarik bagi mereka dengan islam ala masyarakat Indonesia,” pungkasnya.
Kajian ini ditutup dengan sesi diskusi dan bebincang bincang saling mempererat tali silaturahim satu sama lain dan pembahasan lainnya. (hasbi/riz)