BANDA ACEH, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Syah Kuala Banda Aceh Ustaz Dr. Muhammad Yusran Hadi, Lc., MA mengingatkan umat Islam mengenai pentingnya membaca Al-Qur’an.dan berinteraksi dengannya baik dengan membacanya, memahaminya (mentadabburinya), mendengarnya, menghafalnya, mempelajarinya, mengajarkannya, dan mengamalkannya.
“Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang menjadi petunjuk dan pedoman hidup bagi umat Islam untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Al-Qur’an menjelaskan cara untuk memperoleh kebahagiaan dan keselamatan ini.”
“Al-Qur’an mengatur kehidupan manusia dalam semua aspek kehidupan, baik agama, sosial, politik, ekonomi, hukum, pendidikan, pemerintahan, negara, dan lainnya. Semua persoalan manusia itu diatur dalam Al-Qur’an dari mulai persoalan yang kecil sampai persoalan yang besar. Tujuannya untuk mendapat Ridha Allah ta’ala sehingga bahagia dan selamat di dunia dan akhirat.”
“Kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat sangat ditentukan dengan sejauh mana interaksi dan kedekatan kita dengan Al-Qur’an. Semakin dekat dan sering interaksi kita dengan Al-Qur’an, maka hidup kita akan bahagia di dunia dan akhirat. Semakin jauh dan jarang interaksi kita dengan Al-Qur’an, maka hidup kita akan menderita di dunia dan akhirat.
“Semua interaksi dengan Al-Qur’an, pasti menjadikan orangnya mulia, berkah dan bahagia. Oleh karena itu, mari kita berinteraksi dengan Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari, agar kita mendapat ridha Allah ta’ala. Dengan ridha Allah ta”ala inilah kita akan memperoleh kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat.”
Nasehat ini disampaikan oleh Ustaz Dr. Muhammad Yusran Hadi, Lc., MA dalam ceramahnya pada acara Arisan Gampong Blang Mangki, kecamatan Simpang Tiga, Pidie di rumah Muhammad Ikhsan, SE, M.Si di Perumnas Jeulingke Banda Aceh pada hari Sabtu (23/7/22). Turut hadir pada acara ini mantan Sekda Pidie Jaya Ir. H. Iskandar Ali, M.Si dan tokoh masyarakat gampong Blang Mangki lainnya.
Ustaz Yusran yang juga Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Provinsi Aceh sangat menyayangkan kondisi umat Islam yang melalaikan dan meninggalkan Al-Qur’an.
“Sangat disayangkan, masih banyak umat Islam yang meninggalkan Al-Qur’an dengan berbagai alasan kesibukan seperti sekolah, kampus, kantor, jualan, bisnis, dan sebagainya. Selain itu, ada juga yang disibukkan dengan tontonan televisi dan berbagai macam hiburan lainnya. Bahkan setiap harinya disibukan dengan gaget/handphone dengan membaca WA maupun nonton youtube dari pagi sampai malam.”
“Mereka telah disibukkan dengan berbagai aktivitas dan kesibukan dunia yang melalaikan diri mereka dari membaca, memahami, mendengar, menghafal, mempelajari. dan mengajarkan Al-Qur’an. Inilah penyakit umat Islam saat ini yang membahayakan individu dan masyarakat muslim, dan umat Islam secara umum,” ujarnya.
Selanjutnya, ustaz Yusran yang juga Wakil Ketua Majelis Pakar Parmusi Provinsi Aceh menjelaskan bahaya meninggalkan Al-Qur’an terhadap individu, masyarakat, dan umat Islam.
“Banyak umat Islam yang meninggalkan Al-Qur’an sehingga meteka jauh dari petunjuk Allah ta’ala. Mereka melupakan Allah ta’ala, maka Allah ta’ala pun melupakan mereka. Mereka tidak menjaga kewajiban kepada Allah ta’ala, maka Allah ta’ala pun tidak menjaga mereka dari maksiat dan kesesetan. Akibatnya, hidup mereka susah, sulit, sempit dan bahkan menyimpang dari agama dengan berbuat maksiat dan kesesatan. Na’uzubillah.”
“Selain itu, dalam konteks keumatan dan negara, umat Islam mengalami kemunduran dan keterpurukan dalam berbagai sisi kehidupan, baik segi politik, negara, ekonomi, moral, agama, sosial, dan sebagainya. Ekonomi umat dan negara terpuruk. Negara tidak makmur dan tidak pula sejahtera. Selain itu, umat Islam menjadi lemah, hina dan dijajah oleh orang kafir.”
“Munculnya ajaran-ajaran sesat seperti Syi’ah, Ahmadiyah, Wihdatul Wujud, Liberalisme, Pluralisme, Sekulerisme, Feminisme, Genderisme, dan sebagainya akibat tidak memgamalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai yang diajarkan oleh ulama salaf yaitu para sahabat, tabi’in dan tabiut tabi’in dan para ulama khalaf yang mengikuti mereka. Mereka tidak membaca, tidak memahami, tidak mendengar, tidak mempelajari Al-Qur’an dan tidak mengamalkan Al-Qur’an sehingga jauh dari petunjuk Allah ta’ala dan menjadi tersesat,” jelasnya.
Kemudian Ustaz Yusran yang juga Doktor Fiqh dan Ushul Fiqh jebolan International Islamic University Malaysia (IIUM) ini menjelaskan hukum mengamalkan Al-Qur’an dan interaksi dengannya seperti membaca, memahami (mentadaburi), menghafal, mendengar, mempelajari, dan memgajarkan Al-Qur’an.
“Hukum mengamalkan Al-Qur’an adalah wajib a’in. Maknanya, berdosa bagi orang yang tidak mengamalkan Al-Qur’an. karena Allah ta’ala dan Rasul-Nya memerintahkannya. Kewajiban memgamalkan Al-Qur’an sama seperti kewajiban a’in lainnya seperti shalat lima waktu, puasa Ramadhan, haji bagi yang mampu dan lainnya. Bahkan beriman kepada Al-Qur’an sebagai salah satu rukun iman mewajibkan seorang muslim untuk mengamalkannya.”
“Kita tidak bisa mengamalkan Al-Qur’an tanpa membacanya, memahaminya, mendengarnya, menghafalnya, dan mempelajarinya. Kita bisa mengamalkan Al-Qur’an jika kita melakukan berbagai interaksi ini. Mustahil mengamalkan Al-Qur’an tanpa interaksi ini. Oleh karena itu, interaksi ini juga wajib ‘ain. Di samping itu juga tuntutan iman. Inilah bukti iman seseorang.”
“Kita diperintahkan oleh Allah ta’ala dan Rasul-Nya untuk senantiasa berinteraksi dengan Al-Qur’an atau tadarus Al-Qur’an setiap saat, baik dengan membacanya, memahaminya, mendengarnya, menghafalnya, mempelajarinya, atau mengajarkannya,” jelasnya.
Di akhir ceramahnya, ustaz Yusran yang juga dosen Fiqh dan Ushul Fiqh pada Fakultas Syari’ah UIN Ar-Raniry Banda Aceh menjelaskan keutamaan membaca Al-Qur’an berdasarkan hadits-haditts shahih.
“Banyak keutamaan membaca Al-Qur’an dan berinteraksi di antara yaitu: Pertama; mendapatkan syafaat pada hari Kiamat. Kedua; orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an adalah orang terbaik di sisi Allah ta’ala. Ketiga; Orang yang pandai membaca Al-Qur’an, disediakan tempat di surga bersama para malaikat. Keempat; Ditinggikan derajat. Kelima; mendapat pahala yang berlipat ganda. Keenam; mendapat sakinah (ketenangan hati), dicurahkan rahmat Allah, didoakan oleh para malaikat dan dibanggakan oleh Allah ta’ala..”
“Sungguh beruntung orang yang membaca Al-Qur’an dan berinteraksi dengannya. Dan sungguh merugi orang yang tidak membaca Al-Qur’an dan tidak berintetaksi denganmya. Semoga kita menjadi orang pecinta Al-Qur’an yang senantiasa membaca dan beinteraksi dengannya, agar kita bahagia dan selamat di dunia dan akhirat serta meraih berbagai keutamaan ini,” pungkas ustaz Yusran yang juga anggota Ikatan Ulama dan Da’i Asia Tenggara. (Riz)