KUALALUMPUR, Suara Muhammadiyah – Mahasiswa peserta KKN internasional dari beberapa PTM mulai tanggal 26 Juli 2022 diterjunkan untuk melaksanakan kegiatan di Kualalumpur. Peserta KKN berjumlah 71 orang berasal dari 23 PTM dibawah kordinasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penerimaan mahasiswa dilakukan di kantor Kedubes RI di Kualalumpur.
Kegiatan di Kudubes dihadiri oleh Ketua PCIM Malaysia Prof. Dr. Sony Zulhuda, Pimpinan Univ Muh Malaysia (UMAM), Pimpinan UMS Prof Harun Joko P (WR 1), Wakil pimpinan UMP, Dr. Agus MP. Kepala SIKL (Sekolah Indonesia Kuala Lumpur) Friny Napasti, M.Pd) dalam sambutannya menyatakan kehadiran kehadiran mahasiswa KKN diharapkan dapat membantu upaya mencerdaskan bangsa khususnya warga migran yg ada di Malaysia. Peran mahasiwa pada pembelajaran anak-anak yg ada di Malaysia akan memberikan kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Wakil Sekretaris Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah M. Adam Jerussalem, Ph.D menyatakan bahwa mahasiswa harus mampu menjadi kader-kader muhammadiyah yang bisa memberikan teladan sebagaimana yang dicontohkan oleh Ahmad Dahlan dengan Dakwah bil hal
“KBRI dalam hal ini Atase Pendidikan dan Kebudayaan sangat mengapresiasi kegiatan KKN Internasional oleh mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah se Indonesia di Malaysia, karena dengan kegiatan ini selain dalam rangka internasionalisasi bagi mahasiswa juga diharapkan menjadi sumber motivasi bagi anak-anak warga migran agar tetap terus berupaya meningkatkan jenjang pendidikannya dan sedapat mungkin bisa kembali ke Indonesia untuk membangun bangsa Indonesia”, demikian kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Malaysia Dr. Moh Farid Makruf.
Agus Mulyadi mewakili Tim PTMA dalam penjealsannya menyampaikan bahwa 71 mahasiswa yang berasal dari 23 PTMA se Indonesia akan menjalankan program KKN selama 25 hari. Program utama yang harus dilaksanakan yaitu GSB dan pendampingan di sanggar belajar Indonesia. Kegiatan di sanggar belajar dimaksudkan untuk membantu pendidikan anak-anak migran yang tidam bisa bersekolah di sekolah resmj sekaligus menekankan wawasan keIndonesiaan agar tetap cinta NKRI. (Eka/Riz)