SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sebanyak 23 sekolah dasar dalam Perguruan Muhammadiyah Kota Surakarta mengikuti Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka Mata Pelajaran Al Islam, Kemuhammadiyahan, Bahasa Arab (ISMUBA) yang digelar oleh Kelompok Kerja Guru (KKG) ISMUBA Kota Surakarta, Rabu (27/7/2022).
Menggandeng Kepala Sekolah Penggerak Perubahan SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta Hj Sri Sayekti SPd MPd dan Wakil Kepala Sekolah bidang al Islam Kemuhammadiyahan (AIK) Ahmad Syaifuddin SPdI MPd di aula lantai dua Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Darmo Cahyono Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Solo mulai pukul 08.00 sampai 15.00 WIB.
Ketua KKG Nurul Jannah SAg mengatakan, workshop ini untuk meningkatkan kemampuan dan mutu pembelajaran di kelas 1. Menjalin silaturahmi dan Ukhuwah Islamiyah serta keakraban antar guru ISMUBA di lingkungan perguruan Muhammadiyah kota Surakarta.
“Meningkatkan kompetensi profesional dan paedagogis bagi guru ISMUBA SD Muhammadiyah kota Surakarta dan memberikan gambaran dan pelatihan Kurikulum Merdeka kepada Guru ISMUBA Kota Surakarta,” jelasnya.
Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas bagi satuan Pendidikan. Selain itu Kurikulum Merdeka memberikan pelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Sehingga murid bisa belajar merdeka dan guru akan merdeka untuk mengajar.
“Oleh karena itu saya harap sekolah Islam terutama sekolah Muhammadiyah Karangpilang tidak kalah dengan sekolah mereka,” Beber Nurul di tengah-tengah acara kepada 74 peserta workshop dan dihadiri ketua IKSD Muzaini SAg MM.
Pimpinan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surakarta Dr H Muqorrobin mengapresiasi acara workshop ini.
“Guru ISMUBA harus bisa menggerakkan al Islam dan Kemuhammadiyahan. Buku Hijaiyyah tetap harus dilaksanakan kembangkan sesuai dengan kondisi sekolah,” ungkapnya.
Salah satu peserta Ahmad Sudibyo dari SD Muhammadiyah 23 Surakarta berharap usai digelarnya pelatihan ini seluruh guru ISMUBA bisa semakin semangat.
“Sepulang dari pusdiklat Darmo Darmo Cahyono kegiatan ini meningkatkan rasa saling berbagi dan saling menjaga keakraban dan persaudaraan di lingkungan perguruan Muhammadiyah. Kurikulum ini menyenangkan untuk anak. Sebab pembelajaran berbasis projek lebih banyak diterapkan. Ilmu akan jauh lebih diingat oleh siswa jika berdasarkan pengalaman,” pungkasnya. (Jatmiko./Riz)