Songsong Bonus Demografi, Penurunan Stunting Perlu Dijadikan Prioritas

Songsong Bonus Demografi, Penurunan Stunting Perlu Dijadikan Prioritas

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – 2nd Muhammadiyah Interntional Public Health and Medicine Conference (MIPHMC) digelar pada Kamis (28/07), oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat UMJ berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UMJ, dan Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia. Konferensi digelar secara daring dengan tema Stunting: Impact of Covid-19 on Food Security and Nutrition, dan akan berlangsung hingga Jumat (29/07).

Tema konferensi diangkat dalam rangka menjawab persoalan stunting di Indonesia pasca pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 mulai melanda wilayah Indonesia pada 2020 berdampak pada terhambatya program-program pembangunan nasional. Salah satunya upaya penurunan angka prevalensi stunting yang menjadi agenda penting bagi pemerintah di bidang kesehatan.

Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada program penurunan angka prevalensi stunting di Indonesia. Pemerintah menargetkan penurunan angka prevalensi stunting dari 24.4% menjadi 14% pada 2024 mendatang. Namun target tersebut terhambat karena adanya pandemi Covid-19.

Pada konferensi hari pertama, para pembicara memberikan pemaparan stunting dengan berbagai topik bahasan mulai dari faktor penyebab, pencegahan, penanganan, hingga monitoring penanganan kasus stunting di beberapa negara.

Para ahli memberikan pandangan dan pengalaman penanganan stunting di negaranya masing-masing. Para pembicara tersebut diantaranya Prof. AOKI Takenobu (Chiba University, Jepang), Prof. Dr. Juliana Jalaludin (University Putra Malaysia), Prof. Dr. Datuk Buyung Agusdinata (Arizona State University), Prof. Dr. dr. Razak Thaha (Universitas Muhammadiyah Jakarta), Dr. Amilia Afzan Muhd Jamil (Deputy President of Malaysian Assaociation of Maternal and Neonatal Health), dan Gita Nirmala Sari, SST., M.Keb., Ph.D.Med.Sc. (Osaka University).

Pada kesempatan tersebut, Rektor UMJ, Dekan FKM UMJ, Dekan FKK UMJ, dan Ketua Umum Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia turut hadir. Menyambut kegiatan 2nd MIPHMC, Dr. Ma’mun Murod, M.Si., Rektor UMJ memberikan apresiasi pada FKM UMJ yang berkolaborasi dengan FKK UMJ dan HAKLI.

“Tema yang diangkat cukup menarik dan faktual terkait dengan stunting, Covid-19 dan ketahanan pangan. Menurut saya, stunting itu penting untuk ditangani karena dampaknya akan kemana-mana,” ujar Ma’mun. lebih lanjut ia juga mengatakan bahwa stunting menjadi permasalahan penting yang harus menjadi prioritas pemerintah dalam menangani berbagai macam persoalan yang ada.

Ia juga menjelaskan bahwa stunting sangat erat kaitannya dengan ketahanan pangan. Ma’mun menyebut selain daya beli masyarakat Indonesia yang masih kurang, kondisi politik internasional dan iklim global juga menyumbang tantangan besar bagi ketahanan pangan.

Dr. Andriyani, M.Kes., Dekan FKM UMJ juga mengatakan bahwa Indonesia memiliki tantangan baru dalam mempercepat penurunan angka stunting. Menurutnya, pandemi Covid-19 memungkinkan adanya peningkatan angka stunting di Indonesia. Maka pembahasan mengenai stunting dan pandemi Covid-19 menjadi penting untuk dibahas melihat target Indonesia untuk menurunkan angka stunting dari 24.4% menjadi 14% pada 2024.

Dekan FKK UMJ, Dr. dr. Muhammad Fachri, Sp.P., sebagai salah satu kolaborator dalam 2nd MIPHMC menyatakan bahwa stunting menjadi masalah penting bagi Indonesia. Kegiatan konferensi internasional dapat bermanfaat untuk melihat banyak pembelajaran dalam isu kesehatan masyarakat.

Kegiatan 2nd MIPHMC diapresiasi oleh Ketua Umum HAKLI, Prof. Dr. H. Arif umantri, SKM., M.Kes., yang turut hadir memberikan sambutan. Ia mengatakan bahwa tema yang diangkat pada 2nd MIPHMC termasuk dalam komitmen global. Ia berharap konferensi ini akan menghasilkan strategi dan manfaat untuk Indonesia dalam menurunkan angka stunting. Selain itu dia menegaskan bahwa Indonesia akan menyongsong bonus demografi, oleh karenanya upaya dalam menurunkan angka stunting merupakan salah satu dorongan untuk menyongsong bonus demografi Indonesia pada 2023.

Salah satu pembicara dari University of Chiba, Jepang yakni Prof. AOKI Takenobu, menjelaskan tindakan preventif stunting di Jepang dilakukan. Salah satunya ialah tradisi makan siang bergizi yang disebut kyushoku, digagas bagi siswa taman kanak-kanan dan sekolah dasar. Menurut Takenobu, kegiatan sejenis adalah budaya yang juga dimiliki oleh Indonesia. Kegiatan berkumpul dan makan bersama yang dilakukan oleh orang Indonesia, seperti arisan dan selametan, bisa dijadikan salah satu tindakan preventif ancaman stunting.

Konferensi ini berlangsung selama dua hari hingga Jumat (29/07) mendatang. Hari kedua konferensi akan diisi dengan presentasi makalah oleh presenter. Konferensi ini akan menghimpun jurnal-jurnal dalam prosiding internasional. Sebagai institusi pendidikan, FKM UMJ mencoba berkontribusi dengan mendukung upaya pemerintah dalam percepatan penurunan prevalensi angka stunting di Indonesia. (Tria/Riz)

Exit mobile version