KENDAL, Suara Muhammadiyah – Ratusan santri-santriwati dan wali santri Pondok Pesantren Modern Darul Arqam (DA) 4 Muhammadiyah Caruban, Ringinarum, Kendal mengikuti kegiatan khutbah ta’aruf. Acara yang berlangsung pada Sabtu (30/7) di halaman pesantren tersebut sekaligus memperingati tahun baru Islam 1444 H.
Khutbah ta’aruf dimaksudkan sebagai media mempererat ukhuwah Islamiah bagi wali santri dan perkenalan para santri baru juga wali santri kepada para pengelola pesantren setempat memasuki tahun ajaran 2022-2023.
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ringinarum, Muhammad Sarwono mengatakan keberhasilan para santri di pesantren menjadi qurrata a’yun, penyejuk pandangan mata, diantaranya pengelola pondok menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai dengan haluan pondok pesantren.
“Kita ketahui DA 4 ini haluannya Muhammadiyah, maka Al Islam dan Kemuhammadiyahan harus diperkuat,” kata Sarwono.
Dia melanjutkan, qurrata a’yun berbasis pondok harus didukung oleh para santrinya sebagai obyek dalam proses pembelajaran.
“Para santri harus menyiapkan diri dan sadar sebagai obyek di pesantren dalam mematuhi peraturan atau tata tertib yang ditetapkan,” ujarnya.
Sedangkan peran wali santri, kata dia, harus bisa membuat santri merasa krasan, tenang dan tidak cengeng terutama santri baru.
“Kalau wali santri sudah mantap menyerahkan anaknya ke pondok pesantren DA 4, mestinya wali santri mensupport penuh supaya anaknya bisa tenang dan bertahan, kuat dalam mengikuti kegiatan di pondok,” ungkapnya.
Sarwono memahami bahwa para wali santri DA 4 berlatar belakang berbeda dan cukup komplek. Namun pihak pengelola harus mampu mengkondisikan para santri sesuai dengan visi dan misi pesantren.
Dia berharap kegiatan khutbah ta’aruf mampu memberi nilai tambah untuk para wali santri dalam mendukung keberadaan pesantren DA 4.
“Dukungan tidak hanya do’a, tetapi juga finansial untuk menggerakkan proses pembelajaran di pondok,” kata Sarwono.
Sementara itu Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah (LP2M) PDM Kendal, Katsir Santoso Widodo mengungkapkan istilah ‘titip’ untuk para wali santri.
Istilah titip, kata Katsir, huruf ‘t’ pertama artinya ‘tega’. Wali santri harus tega anaknya jauh dari orang tua, tega anaknya tidur di pondok yang tempat tidurnya berbeda dengan di rumah.
“Anaknya yang masih kecil, usia SLTP harus ditegakan mengurus diri sendiri, karena di pesantren harus mandiri” katanya.
Huruf ‘i’, lanjut Katsir yang juga Ketua Majelis Dikdasmen PCM Ringinarum, orang tua harus ‘ikhlas’ anaknya dititipkan di pesantren untuk diasuh dan dibina oleh para ustadz dan ustadzah.
“Dengan penuh rasa ikhlas dari para wali santri menyerahkan anaknya ke pesantren, insya Allah diridhoi oleh Allah,” ujarnya.
Katsir mengatakan, huruf ‘t’ ke dua dari kata ‘titip’ maksudnya tawakal, berserah diri kepada Allah setelah anaknya ditegakan dan diikhlaskan.
“Bertawakallah kepada Allah dengan harapan ke depan anak-anaknya menjadi waladun, waladatun sholikhah” ungkapnya.
Adapun ‘i’ kedua dari kata titip adalah ‘ikhtiar’ ingin supaya anaknya menjadi sholeh dan sholekhah dititipkan di DA 4.
“Setelah anak dititipkan di pondok juga ikhtiar do’a dan biaya mondok harus dilaksanakan oleh seluruh wali santri” pintanya.
Adapun huruf ‘p’ dari kata titip adalah ‘percaya’. Pengelola DA 4 harus diberi kepercayaan penuh oleh wali santri dalam mendidik, membina dan membimbing para santrinya untuk menjadi anak yang sholeh dan sholekhah.
Sedangkan Bendahara Majelis Dikdasmen PDM Kendal, Eko Wardoyo menyampaikan terima kasih kepada seluruh wali santri yang telah menyerahkan putra putrinya ke DA 4 dan memberi kepercayaan kepada pengelola pondok, karena proses pembelajaran di pesantren melaksanakan visi missi Allah SWT.
“Proses pembelajaran di pesantren sebagai implementasi visi dan missi Allah yang tertuang dalam Al qur’an” kata Eko mengutip Al qur’an Surat Al Baqarah ayat 30 – 32.
Dia berharap para santri dalam proses pembelajaran di pesantren dapat menemukan sesuatu yang baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.
Adapun khutbah ta’aruf disampaikan oleh Wakil Ketua PDM Kendal, KH Iskhaq. Turut hadir selain para wali santri dan seluruh santri, tampak hadir juga direktur DA 4 Ringinarum, Ustadz Mukito Abdul Ghofar, jajaran guru/usdadz pesantren setempat, jajaran PCM Ringinarum, dan Kepala Desa Caruban, Diyah Tin Agustina. (fur/riz)