Resmi Dilantik, DPD IMM Jabar Periode 2022-2024 Siap Berinovasi

imm jabar

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Bertempat di Auditorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Bandung, kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM Jawa Barat periode 2022-2024 resmi dilantik pada Jumat (29/07/2022).

Dalam pelaksanaannya, kegiatan diawali Studium Generale lalu dilanjutkan dengan prosesi pelantikan. Studium generale diisi oleh dua materi. Materi pertama tentang “Kebangsaan” yang dibawakan oleh Ketua KNPI Jawa Barat Ridwansyah Yusuf Achmad.

Sementara materi kedua tentang “Strategi Inovasi dan Kebijakan Era Reformasi” diisi oleh Komisaris Independen PT Jamkrindo Dr M Muchlas Rowi.

Ketua Pelaksana M Faris Rasyadan dalam laporannya menyatakan bahwa pemilihan tema besar “Ikhtiar Kolektif Berkemajuan” pada pelantikan ini menggambarkan semangat kepengurusan yang baru, yakni membawa semangat berkolaborasi.

“Kita saling berkolaborasi dengan semua pihak. Harapannya PC IMM di Jawa Barat yang kurang lebih berjumlah 20 ini bisa bekerja sama dengan semangat kolaborasi,” ujarnya.

Ketua Umum DPD IMM Jabar yang baru resmi dilantik Faisal Amien Prawira dalam sambutannya mengatakan bahwa kepengurusan periode sekarang akan memimpin dan bergerak dengan spirit kolaborasi.

Gelora kolaborasi dengan semua pihak menjadi semangat yang digaungkan kepengurusan baru.

Hal ini digagas dalam upaya mewujudkan cita-cita organisasi sekaligus memperkuat dan meluaskan semangat kerja sama dengan berbagai pihak sehingga mampu menjawab kompleksitas dinamika zaman.

“Tujuan mulia IMM adalah mewujudkan akademisi yang berakhlak mulia. Hal ini tak dapat tercapai apabila kita sebagai individu bergerak sendiri-sendiri. Maka dari itu, DPD IMM Jabar berharap kepada seluruh kader IMM Jabar, mari kita membuka ruang seluas-luasnya untuk membangun sinergi ke seluruh pihak,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum DPP IMM Abdul Musawir Yahya berpesan agar cita-cita ikhtiar kolektif berkemajuan bisa benar-benar dilakukan sehingga dapat melaksanakan kewajiban organisasi dengan baik.

“Saya rasa ikhtiar kolektif berkemajuan itu harus betul-betul kita maknai secara dalam dan sesegera mungkin untuk kita laksanakan, sebab itu problem yang hari ini kita rasakan di internal, yang akibatnya adalah apa yang seharusnya kita kerjakan malah diabaikan, sehingga yang jadi korbannya adalah organisasi,” pungkasnya. (Feri/Riz)

Exit mobile version