Pengajian Selapanan Muhammadiyah, Hikmah Khusyu’ dalam Shalat

Pengajian Selapanan Muhammadiyah, Hikmah Khusyu’ dalam Shalat

KUDUS, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Ranting Muhammadiyah Burikan Kota Kudus pada Ahad, 31 Juli 2022 M yang bertepatan dengan 03 Muharram 1444 H menyelenggarakan pengajian selapanan di Musholla Nurul Yaqin dengan pemateri Ustadz Muhammad Abdur Rozaq, S.Pd.I., M.Pd.I dari Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Kudus dengan tema “Hikmah Khusyu’ Dalam Sholat”.

Rozaq menjelaskan kenapa shalat khusyu’ penting ?

  1. Merupakan indikator keberuntungan seorang mukmin (QS. Al-Mukminun: 1-2)
  2. Termasuk sifat munafiq apabila lalai dalam shalatnya. (QS. Al-Ma’un: 4-5)

Rozaq juga Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Kudus menjelaskan Lalai menurut Ibnu Katsir, yang dimaksud ada pada 3 (tiga) hal, yaitu.

Pertama, Mereka yang lalai dalam melaksanakan shalat seperti lalai terhadap syarat shalat maupun rukun dalam shalat. (Syarat: suci dari hadats dan najis, sesuai waktu shalat,  sedangkan rukun: dari takbiratul ihram sampai salam)

Kedua, Mereka yang lalai dalam waktu shalat, yakni yang mengakhirkan waktu shalat (tanpa ada udzur) dan menjadikannya kebiasaan bahkan sampai meninggalkan shalat.

Ketiga, Mereka yang lalai dalam kekhusyuan.

Rozaq menjelaskan kembali 4 (empat) manfaat shalat yang khusyu’ yaitu :

Pertama, Mendapatkan keberuntungan di dunia dan di akhirat (QS. Al-Mu’minun:1-2)

Kedua, Dapat memberi ketenangan dalam hati, dan tidak gelisah apabila mendapat musibah (cobaan) hidup. (QS. Al-Ma’arij: 19-23)

Ketiga, Dapat menghapus dosa-dosa kecil, selama orang yang shalat itu tidak melakukan dosa besar.

Keempat, Mampu mencegah perbuatan keji dan munkar (dosa dan maksiat). (QS. Al-Ankabut: 45)

Rozaq menjelaskan kembali kiat-kiat shalat yang khusyu’ yaitu :

  1. Menyadari fungsi dan pentingnya shalat : sehingga ia tidak lagi merasa shalat sebagai sebuah kewajiban, tetapi sebagai sebuah kebutuhan yang akan berakibat baik bagi dirinya sendiri, di dunia maupun akhirat.
  2. Istihdhor al-Qalb (Konsentrasi) : yakni mengosongkan hati dari hal hal yang mengganggu dan mencampuri konsentrasi ketika shalat. Karenanya disyariatkan niat di awal shalat sebagai pintu awal menata hati dan menghadirkannya.
  3. Tafahum li ma’nal Kalam (Mengetahui Arti lafal) : Dengan memahami makna bacaan yang kita lafalkan, maka akan membantu kekhusyukan dalam shalat, karena kita menghayati sepenuhnya doa-doa yang ada di dalamnya.
  4. Roja wal Khouf (Harap-harap Cemas) : Yaitu berhati-hati dalam shalat, berusaha membaguskannya seoptimal mungkin karena kita berharap bahwa shalat kita ini bisa diterima oleh Allah SWT.
  5. Dzkirul Maut ( Mengingat Mati ) : Kita merasa bahwa shalat kita ini adalah yang terakhir yang akan kita kerjakan, dimana setelahnya malaikat maut datang menjemput ajal kita.

(Supardi/Riz)

Exit mobile version