Teknik Demonstrasi dalam Mengajar
Faedah dari Pendidikan Rasulullah ﷺ
Oleh: Tito Yuwono
Pada tulisan sebelumnya telah dibahas terkait mengambil faedah dari cara mendidik yang diajarkan Rasulullah ﷺ yaitu dengan dengan teknik dialog (https://web.suaramuhammadiyah.id/2022/07/26/mengajar-dengan-teknik-dialog-menurut-rasulullah/) dan juga bagaimana kita mempersiapkan teknik pengajaran tersebut (https://web.suaramuhammadiyah.id/2022/07/30/jihad-dalam-mempersiapkan-pengajaran-dengan-teknik-dialog/).
Pada tulisan kali ini kita akan mengambil faedah dari sebuah hadist yang berasal dari Sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah berikut:
خَطَّ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا ثُمَّ قَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ ثُمَّ خَطَّ خُطُوطًا عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ هَذِهِ سُبُلٌ قَالَ يَزِيدُ مُتَفَرِّقَةٌ عَلَى كُلِّ سَبِيلٍ مِنْهَا شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ ثُمَّ قَرَأَ { إِنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ }
“Rasulullah ﷺ membuat sebuah garis lurus bagi kami, lalu bersabda, ‘Ini adalah jalan Allah’, kemudian beliau membuat garis lain pada sisi kiri dan kanan garis tersebut, lalu bersabda, ‘Ini adalah jalan-jalan (yang banyak). Pada setiap jalan ada syetan yang mengajak kepada jalan itu,’ kemudian beliau membaca,
{وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ}
‘Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya’”
Maasyaa Allah petunjuk dari Rasulullah ﷺ mengingatkan ummatnya untuk berjalan diatas jalan kebenaran dan tidak mengikuti jalan-jalan syaithan yang menyeru kepada kebatilan dan jalan yang akan mencerai-beraikan umatnya dari jalan-Nya.
Disamping itu, Hadist ini memberikan petunjuk kepada kita bagaimana Rasulullah ﷺ mengajar sahabat beliau, yaitu dengan cara memperagakan dengan membuat beberapa garis. Garis lurus dan garis-garis lain pada sisi kanan dan kiri. Ketika membuat garis lurus beliau menyampaikan “ini adalah jalan Allah”. Kemudian untuk jalan sisi kiri dan kanan beliau sampaikan bahwa ini adalah jalan-jalan (yang banyak) dan Pada setiap jalan ada syetan yang mengajak kepada jalan itu.
Ini adalah salah satu teknik pedagogi, yang kita kenal sekarang dengan teknik demonstrasi. Yaitu dengan cara memperagakan sehingga siswa lebih fokus, perhatian dan lebih memahami substansi yang disampaikan.
Dulu di era tahun 1980-an, ketika saya sekolah di tingkat SD, Bapak Guru meminta siswa membawa batang dari bambu dipotong-potong sebesar sunduk sate, sebanyak 100 buah. Batang-batang itu diikat menggunakan gelang karet. Bapak Guru juga membawa batang yang sama. Sesampai di sekolah, batang itu digunakan untuk operasi pertambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian di bawah 100.
Di depan kelas Bapak Guru menuntun kami dengan mendemostrasikan penataan batang-batang itu berdasarkan operasi matematika yang dibuat. Misalkan menjelaskan 4+5, maka di ambil 4 batang disendirikan, juga untuk 5 batang. Kemudian di campur dan dihitung. Begitulah cara zaman dulu Bapak Guru mengajar kami, dan sangat membekas. Kami semangat, karena semuanya anggota badan bekerja, mulut juga menghitung, tangan menata batang, mata dengan cermat melihat ke Pak Guru dan dipraktekkan ke batang lagi. Konsep dasar calistung dengan mudah dicerna.
Ketika mengajar, sering kita menjumpai siswa kurang memahami apa yang kita ajarkan. Misalkan ketika menerangkan volume, luas permukaan, dan jumlah sisi suatu kubus. Jika hanya dengan menghafal rumus saja, boleh jadi siswa bisa mengerjakan hitungan-hitungan mencari volume, luas permukaan, jumlah sisi suatu kubus tersebut. Namun sangat mungkin mereka tidak memahami yang mereka hitung. Ini sering terjadi pada siswa, siswa tidak memahami secara konkrit dari apa yang dia hitung. Maka untuk memahami nya diperlukan tambahan dengan cara memperagakan. Adapun alat peraganya disesuiakan dengan keadaan, bisa kita melukis di papan tulis dan bisa juga membawa alat peraga sungguhan.
Metode demonstrasi juga sangat cocok untuk memperlihatkan prosedur dalam proses tertentu. Seperti tata cara membuat masakan. Jika hanya diberikan tulisan resep saja maka pemahaman siswa tidak sebagus jika ada demonstrasi di depan. Demonstrasi bisa berupa benar-benar mempraktekkan ataupun dalam bentuk simulasi berbantuan komputer ataupun cara manual dengan menggambar di papan tulis.
Juga fenomena-fenomena alam yang bersifat fisika maupun kimia sangat cocok dengan metode demonstrasi. Karena sifatnya abstrak atau tidak kelihatan sehingga ketika tidak didemonstrasikan minda/pikiran siswa tidak sampai hakikatnya. Sebagai contoh fenomena kelistrikan, perpindahan panas, konsep energy dan lain-lain. Siswa akan susah memahami fenomena arus dan tegangan listrik jika tanpa disertai dengan demonstrasi dan analogi-analogi. Demikian juga fenomena-fenomena alam lain yang sifatnya abstrak.
Secara ringkas ada beberapa manfaat teknik pedagogi denga menggunakan demonstrasi, diantarnya adalah:
- Siswa mendapatkan gambaran yang jelas dan terperinci
- Siswa lebih tertarik sehingga tidak membosankan
- Suasana PBM akan lebih berkesan dan lebih hidup
Untuk merealisasikan metode demonstrasi ini, kreatifitas Guru sangat diperlukan. Tentu dengan melihat sumber daya yang ada.
Demikian tulisan singkat ini, semoga Bapak Ibu Guru kita adalah Bapak Ibu Guru yang berkemajuan dan kreatif sehingga menghasilkan anak didik yang sukses, baik secara ilmu pengetahuan maupun akhlaq.
Wallahu a’lam bishshowwab.
Nashrun minallahi wa fathun qarib
Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta