Bangun Empati dan Semangat Berkompetisi dari ASEAN Para Games

Bangun Empati dan Semangat Berkompetisi dari ASEAN Para Games

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Siswa SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Surakarta mendukung kontingan Indonesia yang tengah berlaga pada ASEAN Para Games 2022. Dukungan tersebut diberikan langsung dengan hadir dan menyaksikan pertandingan Boccia, Bolling Lapangan, di GOR FKOR UNS. Manahan, Solo, Jumat (5/8).

Siswa yang hadir menyaksikan sejumlah 89 siswa kelas 9. Para siswa sudah bersiap satu jam sebelum pertandingan dimulai. Agar semangat, para siswa membawa atribut bendera merah putih. “Saya senang datang ke sini, tentunya mendukung Indonesia,” kata Hisyam. Ia sengaja duduk kursi tribun paling depan agar bisa fokus mendukung timnas.

Cabang Olahraga Boccia yang digelar di ASEAN Para Games 2022 menjadi olahraga yang baru buat para siswa. Hal itu terlihat saat siswa menyaksikan pertandingan. Para siswa bertanya tentang sistem pertandingan Boccia kepada teman dan guru. Banyak pertanyaan yang muncul seperti sistem pertandingan, teknis memperoleh poin nilai, dan sebagainya.

Suasana meriah dengan tepuk tangan dan yel-yel Indonesia ketika timnas Boccia Indonesia memasuki lapangan. Para siswa dan penonton lain tak henti-hentinya menyerukan kata Indonesia dengan lantang. Saat timnas Indonesia mampu menghasilkan angka dalam pertandingan, riuh tepuk tangan dan yel-yel seru mewarnai ajang tersebut.

Aryanto selaku Humas SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta menjelaskan bahwa sekolah mendapat arahan dari Dinas Pendidikan Kota Surakarta untuk menonton pertandingan APG 2022.

“Kami mengajak 89 siswa kelas 9 yang kebetulan jam olahraga untuk mendukung kontingen Indonesia,” jelasnya.

Menurutnya, tak sekadar mendukung kontingen, Aryanto menambahkan siswa-siswi juga mendapat pemahaman tentang nilai-nilai dari APG 2022 sebagai ajang pesta olahraga difabel. Nilai-nilai tersebut seperti empati, bersyukur, kesetaraan, dan semangat beprestasi, dan sebagainya.

“Banyak nilai yang diambil seperti rasa syukur, semangat, saling menghargai, kesetaraan. Kami sampaikan kepada anak-anak bahwa atlet difabel dengan kondisi seperti itu bisa berprestasi bagi negara dan bangsa, apalagi kita,” jelasnya.

Aryanto berharap melalui kegiatan ini para siswa semakin meningkat rasa empati dan semangat berkompetisi untuk berprestasi di sekolah.

“ Sekolah berupaya juga untuk mengasah minat dan bakat dalam kegiatan eksrakurikuler di sekolah. Tercatat 20 eksrakurikuler digelar di sekolah seperti anggar, coding, broadcasting, basket, futsal, desain grafis, panahan, bulu tangkis, tapak suci, dan sebagainya,” tandasnya. (Riz)

Exit mobile version