Memaknai Muharram, Momentum Kebangkitan Pemuda

Memaknai Muharram, Momentum Kebangkitan Pemuda

Kajian motivasi 1 Muharram bersama motivator millenial, diikuti ribuan pelajar SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi

MALANG, Suara Muhammadiyah – DALAM sejarah Islam tertulis, Rasulullah SAW dan para Sabahat berhijrah dari Makkah ke Madinah. Peristiwa hijrah ini bermula dari berbagai kekejian yang selalu mengancam Rasulullah dalam menyebarkan kebenaran ajaran Islam.

Hijrahnya Rasulullah SAW ini dianggap sebagai salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Islam kala itu, dan kemudian dipilih sebagai titik awal penanggalan pada tahun 639 Masehi oleh Khalifah kedua, Umar bin Khattab.

Kalender Islam Hijriyah selanjutnya dimulai setiap 1 Muharram. Oleh ummat Islam sedunia, Muharram lalu dimaknai banyak hikmahnya.

Arti penting dan hikmah Muharram ini yang juga ditekankan Grenny Nuradi A, MM, aktivis Pemuda Muhammadiyah sekaligus motivator muslim millenial, kepada ribuan pelajar dan guru SMK Muhammadiyah 7 (SMK MUTU) Gondanglegi, di lapangan utama kampus Titanium Building, Senin (8/8/2022) pagi.

“Untuk menjadi sukses, maka pemuda harus kuat dalam berikhtiar dan kuat mentalnya, agar tidak mudah patah semangatnya,” demikian pesan motivasi yang disuntikkan Grenny Nuradi.

Ia melanjutkan, pemuda harus bangkit dan kuat. Kuat ilmunya, kuat akhlaqnya, dan kuat kemandirian ekonominya.

Sebaliknya, Grenny prihatin kaum millenial sekarang suka dengan yang serba instan, terlalu tinggi angan-angan, namun miskin tindakan. Dampaknya, mereka kerap gagap diserbu perubahan karena habis waktunya untuk scroll sosmed dan main game sambil bermalasan.

Acara ini sedianya merupakan kajian 1 Muharram, yang dilangsungkan di lapangan terbuka dan diikuti 1.000 lebih siswa usai melangsungkan salat dhuha berjamaah.

Dalam motivasinya, Grenny mengajak semua pelajar SMK MUTU menyatukan frekuensi agar Muharram tahun ini bisa jadi momentum bagi kebangkitan pemuda.

“Ada 4 rumus, supaya kebangkitan pemuda bisa benar-benar terwujud. Yakni, millenia harus punya visi, paham potensi diri, mau melakukan aksi, dan selalu berjamaah atau berkolaborasi,” tandasnya.

Dikatakan, energi positif sangat dibutuhkan, dan maka dari itu dibutuh teman-teman yang sefrekuensi agar satu visi dengan kita, untuk mewujudkan apa yang kita cita-citakan.

Grenny menambahkan, untuk menciptakan lingkungan yang se frekuensi bisa dimulai dari diri sendiri, dan pergaulan yang dapat dipilih sesuai passion masing-masing anak.

Waka Ismuba SMK MUTU Gondanglegi, Dian Ermayanti mengungkapkan, acara ini sendiri diinisiasi para guru Ismuba, dan menjadi salah satu upaya menyiapkan pemuda Islam yang tumbuh sesuai harapan bangsa dan agama. (choirul ameen)

Exit mobile version