JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Tim Program Kegiatan Pengabdian Masyarakat Skema Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Muhammadiyah Jakarta yang berhasil memperoleh Pendanaan Kemendikbud Ristek tahun 2022, menggelar kegiatan Workshop Penguatan Manajerial BUMDES dan Pelatihan Pembuatan Merek dan Kemasan untuk UMKM, Selasa (09/08).
Workshop digelar bagi pengurus Badan Usaha Milik Desa, kelompok tani dan pengusaha UMKM di Desa Kuripan, Ciseeng, Kabupaten Bogor.
Desa Kuripan merupakan desa binaan UMJ yang secara resmi bermitra sejak 2020 diawali dengan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D). Namun kolaborasi keduanya dalam rangka penerapan Catur Dharma telah dilakukan sejak 2018 silam melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Bertempat di Kantor Desa Kuripan, workshop menghadirkan dua praktisi sebagai narasumber, yakni Deden Rahmanudin, S.Pd., MM. (Pendamping dan Pemberdaya Kementerian Desa sekaligus Direktur BUMDES Samigi) dan Dr. Oktaviana Purnamasari, M.Si. (Dosen Ilmu Komunikasi FISIP UMJ sekaligus anggota program pengmas) untuk memfasilitasi pengurus BUMDES, kelompok tani dan pengusaha UMKM.
Bukan pertama kali bagi Desa Kuripan menjadi mitra dalam kegiatan catur darma perguruan tinggi yang dilaksanakan UMJ. Pada kesempatan kali ini Dr. Lusi Andriyani, M.Si., selaku Ketua Program Pengmas mengatakan bahwa program yang sedang berlangsung merupakan pendanaan hibah dari Kemendikbud Ristek dalam lingkup pemberdayaan masyarakat.
“Program ini bukan tiba-tiba. Bapak dan ibu (peserta workshop) hadir di sini difasilitasi atas hibah yang diperoleh (dari Kemendikbud Ristek). Proposal kami diterima dan mendapatkan fasilitas untuk pemberdayaan masyarakat,” kata Lusi saat memberikan sambutan.
Lebih lanjut Lusi juga menjelaskan bagaimana potensi yang dimiliki Desa Kuripan dapat dikembangkan, salah satunya memanfaatkan potensi wilayah berupa sungai untuk dijadikan desa wisata. Berdasarkan pemaparan Lusi, program pengmas melibatkan peran mahasiswa lintas keilmuan diantaranya, Ilmu Komunikasi (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), Agribisnis (Fakultas Pertanian), dan Arsitektur (Fakultas Teknik). Pelibatan mahasiswa terkait dengan kebutuhan program diantaranya pendampingan UMKM dan pembangunan desa wisata.
Menurut Lusi untuk mendukung seluruh potensi desa, kegiatan workshop penting bagi seluruh stakeholder agar potensi tersebut bisa dikembangkan. Selain dengan upaya membangun branding, kolaborasi dengan komunitas juga dapat menjadi strategi dalam memajukan Desa Kuripan.
Dr. Lusi Andriyani, M.Si. (FISIP), mewakili tim pengmas yang beranggotakan Dr. Oktaviana Purnamasari, M.Si. (FISIP), dan Dr. Meisanti, M.P. (FTAN), mengungkapkan rasa terima kasih pada Desa Kuripan atas penyambutan terhadap UMJ. Ia juga berharap bahwa program pengmas ini dapat bermanfaat bagi pengembangan Desa Kuripan.
Kehadiran tim pengmas UMJ disambut baik oleh Kepala Desa Kuripan yang diwakili oleh Ridho Ihtar, Sekretaris Desa Kuripan.
“Ini adalah satu program lanjutan. Kita sudah menjalin kerja sama sejak 2018. Alhamdulillah terus berlanjut setiap tahun selalu mengirim mahasiswa KKN. Berlanjut sampai hari ini yang juga dimotori oleh dose-dosen UMJ untuk peningkatan kapasitas Bapak dan Ibu semua,” kata Ridho.
Ridho berharap bahwa program pengmas UMJ yang ditujukan bagi warga Desa Kuripan dapat mendorong pengusaha UMKM membuat produk unggulan desa. “Mudah-mudahan kita mendapatkan ilmu dan pemahaman dari para narasumber. Semoga di tahun mendatang akan dirasakan manfaatnya oleh bapak dan ibu semua,” ungkap Ridho.
Workshop diawali dengan pemaparan Deden Rahmanudin, S.Pd., MM., tentang pengelolaan BUMDES. “Peraturan pemerintah no 11 tahun 2021 tentang BUMDES. Lahirnya PP tersebut memuat tentang bagaimana peran BUMDES. Di Kab. Bogor, dari 416 desa, baru setengahnya BUMDES yang memiliki badan hukum. Ke depannya Kuripan diharapkan menyusul didaftarkan,” jelas Deden.
Menurutnya, badan hukum penting untuk dapat berkolaborasi dengan banyak lembaga dan korporasi. Oleh karenanya penting pula bagi BUMDES untuk mulai mengarah pada pengembangan branding dan publikasi agar BUMDES dikenal khalayak dan dapat membuka peluang kerja sama. Dengan begitu, produk lokal dari Desa Kuripan dapat go national bahkan go internasional.
Mendukung pernyataan Deden pada pemaparan sebelumnya, Dr. Oktaviana Purnamasari, M.Si., dosen Ilmu Komunikasi FISIP UMJ sekaligus anggota tim program pengmas, menjelaskan pentingnya branding pagi pelaku UMKM.
“Potensi Desa Kuripan ini luar biasa. Mulai dari oyek, opak, renginang, air isi ulang, dll. Oleh karenanya penguatan dari sisi branding sangat penting. Kalau tidak diberi nama atau brand, tidak akan dikenal oleh orang,” kata Okta.
Lebih lanjut, strategi branding menjadi pembahasan menarik dan tidak kalah penting. Menurut Okta hal utama dan harus diperhatikan oleh pelaku UMKM ialah kualitas produk. Demam produk lokal yang kini sedang melanda masyarakat kota menjadi peluang besar bagi pelaku UMKM untuk mendorong produknya.
Oleh karenanya Okta menjelaskan bahwa pelaku UMKM khususnya pengusaha UMKM Desa Kuripan dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk mengenalkan produknya. Media sosial seperti Instagram, Facebook, YouTube, dan e-commerce ‘loka pasar’ dapat dimanfaatkan untuk mengkomunikasikan produk ke pasar.
Sofiati, salah satu peserta workshop, yang memiliki usaha di bidang konveksi (fashion wanita), mengaku senang mendapat pengetahuan lebih tentang cara membangun brand produk. “Mudah-mudahan apa yang dipelajari sekarang bermanfaat. Saya pengen bisa membuat merk dan logo. Pelatihan seperti ini penting sekali,” ujar Sofiati.
Warga Desa Kuripan, khususnya pengusaha UMKM dan pengurus BUMDES akan mendapatkan pendampingan dan pemberdayaan oleh tim pengmas UMJ hingga akhir September 2022. (DN/KSU)