JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Tim pengabdian masyarakat Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mengadakan acara pelatihan di Perguruan Muhammadiyah Rawamangun pada Jumat (05/08/2022). Bekerja sama dengan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Rawamangun, Pelatihan ini dihadiri oleh guru-guru SD-SMA Muhammadiyah Rawamangun.
Beranggotakan lima orang yang terdiri dari dua orang dosen dan tiga orang mahasiswa, tim pengabdian UNJ berkesempatan menunaikan Tri Dharma Perguruan Tinggi ke tiga, yaitu pengabdian. Sebagai seorang dosen dan mahasiswa, mengabdi kepada masyarakat merupakan kewajiban yang harus ditunaikan sebaik-baiknya. Untuk itulah pengabdian kali ini dilaksanakan bersama Dikdasmen Muhammadiyah Rawamangun.
Bertemakan “Kita Tingkatkan Kompetensi Literasi Guru Melalui Penulisan Buku Ajar,” Tim Pengabdian UNJ mengundang Najib Sulhan Selaku Pemateri dalam pelatihan selama dua hari. Penulis sekaligus guru dari Al-Azhar Surabaya ini diundang sebab ketenarannya dalam program penulisan bagi guru. Najib sendiri memiliki penerbitan bernama Pt. Menulis Al Qalam yang bertempat di Sutorejo, Kota Surabaya.
Sugiarto sebagai ketua tim pengabdian masyarakat membeberkan alasannya mengundang Najib Sulhan selaku pemateri, “Pak Najib jauh-jauh didatangkan dari Surabaya sebagai contoh orang Muhammadiyah yang bergelut di dunia penulisan, bahkan buku-buku yang telah ditulis berjumlah 70 judul buku.
Sesaat setelah Sugiarto menyelesaikan sambutannya, Abdullah M. Ashil sebagai Ketua PCM Rawamangun memberikan sambutan sekaligus membuka acara pelatihan di hadapan peserta acara yang berjumlah 108 orang. “Pelatihan ini disiapkan sebagai lanjutan dari pelatihan Kurikulum Merdeka yang diadakan beberapa minggu sebelum acara pelatihan dari tim pengabdian UNJ,” ujar Abdullah sebelum resmi membuka pelatihan di ruang kelas SMA Muhammadiyah.
Pada sesi pertama, Najib membuka gambaran penulisan dan cara pandang guru dalam mengajar. Baginya guru harus bisa mengatur waktunya untuk menulis dan mengajar. Dunia penulisan dan pendidikan tidak jauh berbeda, seorang guru harus bisa menulis agar tidak dilupakan oleh murid-muridnya sendiri. Karena menulis adalah bekerja untuk keabadian.
“Seorang guru haruslah memahami pekerjaannya sendiri lebih dalam. Pemahaman tersebut akan sangat membantu guru untuk menerapkan pengalaman-pengalamannya mengajar ke dalam tulisan. Jauh sebelum guru memahami pekerjaannya sendiri, kebahagiaan dalam mengajar harus ditemukan olehnya,” ujar guru Al-Azhar Surabaya tersebut.
Kebahagiaan adalah satu prinsip untuk menjadi guru professional di ruang kelas. Bagi guru yang tidak berbahagia dalam mengajar, dia tidak akan pernah mampu untuk memahami kebahagiaan maupun kesedihan yang dialami oleh peserta didik.
Setelah tuntas membicarakan tentang kebahagiaan, guru haruslah memahami potensi dalam dirinya sendiri. Hal ini disampaikan dalam bagian kedua, menjadi teacherpreneur. Guru haruslah menjadikan pengalaman mengajarnya sebagai peluang, kreatif, dan menghidupi passionnya.
Pengalaman yang menjadi peluang, kreatifitas, dan passion guru tersebut bisa dijadikan produk-produk tulisan berupa artikel dan feature. Selain dapat menguntungkan dalam hal materi berupa uang dan materi pembelajaran, hasil tulisan tersebut pun dapat memberikan kesenangan tersendiri bagi guru. Kesenangan tersebut yang membuat Najib Sulhan menuliskan karya berjudul “Menulis Senikmat Makan Durian, Bikin Ketagihan.
Setelah selesai menyatukan pemahaman guru dan dunia penulisan, Najib menuturkan mengenai teori kepenulisan. Mulai dari hambatan hingga praktik penulisannya. Salah satu hambatan umum adalah kurang pedenya guru untuk menulis, cemoohan orang lain seringkali terbayang-bayang ketika kita sedang menulis. Ada satu ungkapan Najib yang membuat peserta pengabdian terbahak-bahak, “Tidak ada tulisan yang jelek, jauh lebih jelek orang yang mengejek.”
Di akhir pelatihan hari pertama, peserta ditugaskan untuk menulis artikel atau feature bertemakan “Guru yang professional” sebagai proses untuk memasuki dunia kepenulisan. Nantinya, tulisan tersebut akan dibukukan setelah dikelompokkan berdasarkan jenjang Pendidikan yang diajar oleh guru di Perguruan Muhammadiyah Rawamangun.
Sabtu (06/08/2022) pukul 08.00 guru-guru SD-SMA telah berkumpul di Gedung SMA Muhammadiyah 11. Pagi itu guru diberikan arahan untuk menuliskan modul pembelajaran sesuai dengan kurikulum merdeka. Sebelum praktik menuliskan modul, Najib memberikan arahan dan mencontohkan modul yang telah dibuatnya. Namun modul yang dimilikinya tidak diberikan secara langsung ke setiap guru, sebab contoh itu dinilai akan mematikan kreatifitas guru untuk membuat modulnya sendiri.
Selesai dengan teori dan praktik penulisan modul pembelajaran, tiga orang perwakilan guru yang mengajukan dirinya sendiri mempresentasikan modul yang baru saja disusun. Walaupun belum sepenuhnya selesai, guru di Perguruan Muhammadiyah Rawamangun dapat mengikuti pelatihan ini dengan baik. Nantinya penulisan modul akan dilanjutkan jarak jauh dan dipantau oleh Najib Sulhan selama satu bulan.
Harapannya para guru yang mampu menuliskan modulnya sendiri dapat menjadi contoh bagi guru-guru di sekolah lainnya. Pelatihan penulisan modul pembelajaran selama dua hari ini menjadi proses penting bagi kemajuan Pendidikan Muhammadiyah. Sebab guru harus terus memahami kebijakan baru dari Kemendikbud Ristek guna mengkritisi dan memberikan pendidikan terbaik kepada muridnya. (Ragil/Riz)