Aplikasi Kader Muhammadiyah di PTMA Harus Terus Dibina
“ Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.. ” (Al Qur’an Surat Al Maidah : 67)
KUDUS, Suara Muhammadiyah, Sekretaris Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, S.Pd., M. Pd., M.Ed., Ph.D, menyampaikan materi pengajian dengan tema “ Aplikasi Kader Muhammadiyah di Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA)”.
Pengajian yang diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) secara rutin dibuka oleh Dr. Rusnoto, SKM, S. Kep., M. Kes (Epid) Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus diikuti Pengurus Badan Pembina Harian, dosen dan tenaga kependidikan secara daring pada Senin, 15 Agustus 2022. Materi yang diterima oleh peserta pengajian adalah Syukur bekerja di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan menjadi bagian dari proyek amal sholih persyarikatan.
Sayuti yang juga Dekan Fakultas Ilmu Keguruan Kependidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta menjelaskan berkaitan Syukur bekerja di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang meliputi :
Pertama, Lembaga pendidikan yang memiliki misi dakwah dan kaderisasi
Kedua, Lembaga tempat mendidik orang sebagai amal yang tiada terputus
Ketiga, Lembaga tempat beramal shalih
Lembaga pendidikan yang memiliki misi dakwah, Amal usaha Muhammadiyah (AUM) adalah salah satu usaha dari usaha-usaha dan media dakwah Persyarikatan untuk mencapai maksud dan tujuannya, yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (PHIWM, 2000, p.26), meliputi :
Dakwah kerisalahan, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al Maidah: 67. “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”.
Dakwah kerahmatan, firman Allah dalam Surat Al Anbiya’ : 107 “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.
Sayuti menjelaskan kembali bahwa Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) sebagai lembaga tempat mendidik orang sehingga amal yang tiada terputus,
Pertama, menurut ilmu itu Wajib sebagaimana hadits Nabi “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR Ibnu Majah No. 224).
Kedua, Fii sabilillah, sebagaimana hadits Nabi “Orang keluar untuk mencari ilmu, maka ia berada dijalan Allah sehingga ia kembali kerumahnya” (HR Turmudzi).
Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda: “Apabila anak cucu Adam telah mati, terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakan orang tuanya” (HR Muslim).
Sesuai Firman Allah dalam Surat An Nahl (16): 97, “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.
Dan Surat Al Bayyinah (98): 7, “ Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk”.
Sayuti menjelaskan Problem Kader dan Kaderisasi, adalah :
Pertama, Dokumen-dokumen hasil permusyawaratan tahun 1950-an sampai tahuan 1970-an membuka kenyataan akan keprihatinan atas permasalahan kader dan kaderisasi,
Kedua, Masalah kurangnya instruktur
Ketiga, Masalah kebutuhan training center (Darul Arqam)
Keempat, Masalah materi dan kurikulum
Kelima, Sekolah kader sejak Muktamar 36 dan 37
Sayuti menjelaskan kembali, fungsi lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah, adalah :
- Alat dakwah
- Tempat pembibitan kader
- Gerak amal anggota
- Pensyukuran nikmat Allah
- Sumbangan kepada masyarakat dan negara.
Karena Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) adalah ladang dakwah dan kaderisasi, maka diperlukan langkah-langkah riil sebagai berikut :
- Pembinaan tiada henti kepada pimpinan, dosen, tenaga kependidikan (tendik) dan mahasiswa agar memahami, menyadari, memiliki komitmen dan mengimplementasikan program dakwah dan kaderisasi sebagai bagian integral seluruh proses Pendidikan di PTMA.
- Baitul Arqam, Darul Arqam Pimpinan, dan Badan Pembina Harian (BPH)
- Baitul Arqam dosen
- Baitul Arqam tendik
- Baitu Arqam mahasiswa (awal masuk dan mau lulus)
- Pengajian rutin
- Tadarus sebelum rapat/kultum sebelum rapat
- Dakwah perlu ditempatkan dalam konteks dakwah ke-Rahmatan dan dakwah Kerisalahan.
- Dakwah ke-Rahmatan dimensinya sangat luas. Tata kelola, mutu, imej, reputasi, luaran pendidikan (seluruh sistem pendidikan)
- Mendidik mahasiswa agar professional di bidangnya adalah dakwah kerahmatan
- Meningkatkan reputasi dan akreditasi adalah dakwah kerahmatan
- Peningkatan kualitas PTMA secara keseluruhan adalah dakwah dan kaderisasi
- Kaderisasi juga untuk semua aspek, kader global, kader bangsa, kader umat, kader Persyarikatan, kader ORTOM.
- PTMA harus menjadi bagian dari modernisasi perkaderan. Tajdid dan inovasi selalu terbuka. Dari aspek materi, metode, kualitas instruktur, sistem informasi, regenerasi, manajemen secara umum.
- PTMA harus menjadi part of the solution. Baitul Arqam ONLINE. Baitul Arqam dengan LMS selama covid untuk menghindari kaderisasi loss (meminjam istilah learning loss).
- PTMA men-supply kebutuhan kader di Persyarikatan. Dari Ranting sampai Pusat. Seluruh Majelis/Lembaga
- PTMA menjadi agen inovasi modernisasi dakwah, inspirasi kemajuan dakwah Persyarikatan, (Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah: PTMA adalah pilar penting Persyarikatan)
- Lembaga AIK harus terus melakukan inovasi, harus menjadi bagian tajdid dan mulai dari dirinya sendiri.
- Peta dakwah
- Dakwah multimedia
- Pelatihan muballigh
- Regenerasi muballigh
- Menyiapkan stok muballigh
(Supardi)