MALANG, Suara Muhammadiyah – Selama 3 hari (Jumat-Minggu/12-14 Agustus 2022), di Hotel Atria Malang, Institute Leimena bekerjasama dengan UIN SUKA menyelenggarakan Workshop dan Upgrading Pengembangan RPP Berbasis LKLB.
Acara itu diikuti oleh 23 guru dari tingkat Madrasah Aliyah sampai tingkat Madrasah Ibtidayah. Acara tersebut diadakan sebagai tindak lanjut pelatihan Literasi Kegamaaan Lintas Budaya (LKLB).
Inayah selaku dekan Fakuktas Ushuludin dan Pemikiran Islam dalam sambutannya di acara pembukaan Workshop Leimana mengatakan, “Bapak Ibu adalah agent of change yang akan turun langsung untuk membumikan peradaban, untuk menciptakan Islam yang rahmatan lil ngalamin.” Lebih lanjut Dekan juga mengatakan bahwa guru adalah ujung tombak yang utama dalam membumikan LKLB yang memasukkan nilai-nilai, prinsip-prinsip LKLB dalam ruang-ruang kelas.”
Matius Ho selaku Direktur Eksekutif Leimena juga menambahkan “Institute Leimena menyelenggarakan ini dengan misi sama bahwa agama mesti membuka ruang yang lebih luas untuk kepentingan Bangsa dan Negara.” Guru memiliki peran penting dalam mengajarkan nilai-nilai LKLB di sekolah. Tanpa guru-guru Leimena bukan siapa-siapa.”
Untuk memperlancar kegiatan Workshop dan Upgrading Pengembangan RPP, Institute Leimena juga menunjuk Alumninya yang saat itu diadakan acara serupa di Yogyakarta.
Mbak Julinar Sinaga, selaku Steering Comite (SC) mengatakan bahwa “Kita berencana mengajak guru sekaligus Alumni Upgrading dan Workshop Pengembangan RPP”. Kami dari Leimena meminta pertimbangan UIN YOGYA bagaimana kalau kita pilih Arif Yudistira, dari SD MBS Yogya, dan ternyata dari UIN YOGYA juga sepakat.”
Ketika ditanya apa tugas dari fasilitator dalam acara Upgrading Workshop Pengembangan RPP, Mbak Julinar Sinaga mengatakan bahwa “fasilitator ini nanti bertugas membantu secara teknis dan all out mendampingi dan mensukseskan acara Workshop RPP.”
Institute Leimena berharap kelak fasilitator bisa lebih update terus pengetahuan tentang LKLB dan Workshop RPP LKLB dan mendesimenasikannya kepada sekolah asal dan bakal lebih banyak dokumentasi praktik baik LKLB di sekolah asal.
Arif Yudistira mengaku senang bisa belajar ilmu baru dan membawa nama SD MUHAMMADIYAH MBS PRAMBANAN serta bisa belajar lebih jauh dan menerapkan prinsip-prinsip LKLB kepada murid-muridnya. (Riz)