KUALA LUMPUR, Suara Muhammadiyah – Mahasiswa perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah yang melakukan KKN di Kampong Bahru Kualalumpur mengadakan kegiatan pemberdayaan ummat dengan mendatangkan akademisi yang ahli di bidangnya untuk mengisi materi yang dibutuhkan warga migran.
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di PRIM Kualalumpur sebagai bentuk pembinaan bagi warga migran di Kualalumpuruntuk baik dari sisi agama maupun sosial ekonomi. Ketua panitia mengharapkan dengan kedatangan dosen dengan keahlian masing-masing akan menambah wawasan para migran.
Wakil Ketua PCIM Kualalumpur Fauzi Fathur mewakili Ketua PCIM menyampaikan harapan agar KKN yang dilaksanakan Muhammadiyah bisa diadakan setiap tahun. Harapan ini disampaikan agar para migran mendapat edukasi ketrampilan dan wawasan dalam berbagai bidang.
Dengan peningkatan ketrampilan dan kemampuan dari para ahli diharapkan dapat dimanfaatkan jika pulang kembali ke tanah air. Hal ini diperlukan karena rata-rata pekerja migran yang berada di Malaysia berpendidikan rendah. Pekerja migran diharapkan bisa meningkatkan penghasilan melalui bidang lain jika kembali pulang ke Indonesia.
Kegiatan pengabdian masyarakat di PCIM Kualalumpur dihadiri kuranglebih 200 orang. Peserta yang mengikuti pengabdian berasal dari warga migran Kampong Bharu Malaysia mengikuti sampai selesai dengan antusias. Jumlah warga migran yang menghadiri pengabdian mencapai 115 orang.
Kegiatan khusus ini dilaksanakan tanggal 15 Agustus 2022 bertempat di Sekretariat PCIM Kualalumpur. Kegiatan ini juga dihadiri oleh 38 mahasiswa peserta KKN yang berasal dari UMP, UM Palangkaraya, UHAMKA, UM Pontianak, UM Pontianak, UM Kupang, UM Sidrap, UMYogyakarta, UM Babel, UM Muarobungo, UM Gombong, UM Lampung, UM Bima, UM Bengkulu. Adapun dosen yang hadir dari UMP,UM Muarobungo Jambi dan UM Kupang.
Ketua LPPM Dr. Suwarno yang juga Ketua LPCR Jateng dalam uraiannya menyampaikan tentang penguatan cabang dan ranting.. Disampaikan bahwa cabang dan ranting akan berjalan dengan baik jika didukung oleh manajemen kesekretariatan yang baik.
PRM yang baik juga harus mempunyai tempat ibadah seperti masjid atau mushola. PRM juga harus mempunyai program pembinaan jamaah baik melalui pendidikan atau pengajian. Program pemberdayaan ekonomi umat bisa dilakukan dengan mengembangkan usaha atau toko untuk warga dari warga oleh warga.
Sebagai upaya pemberdayaan ekonomi umat dalam kegiatan ini juga diberikan pelatihan tentang social media marketing. Materi ini diberikan oleh Drs.Karma Iswasta Eka,M.Si yang merupakan dosen PGSD UMP dan praktisi social media marketing.
“Era sekarang orang berjualan tidak harus promosi secara fisik atau door to door, tetapi juga bisa melalui dunia maya. Dengan memanfaatkan jaringan internet maka jangkauan pemasaran akan lebih luas lagi”, katanya.
“Pemasaran melalui sosial media atau WA akan mampu mendongkrak pemasaran menjadi lebih luas lagi dan tidak sekedar di lingkungan sekitar. Oleh karena itu diperlukan teknik dan keterampilan memanfaatkan sosial media untuk memasarkan agar bisa meraih sasaran secara optimal”,lanjutnya.
Diharapkan dengan mengikuti pelatihan sekaligus mempraktekannya pemberdayaan ekonomi umat melalui jaringan media sosial bisa terwujud.
Drs.Sri Harmianto,M.Pd sebagai penyaji dari bidang pendidikan menyampaikan mengenai wawasan kebangsaan. Materi ini diperlukan mengingat banyak warga yang sudah menetap cukup lama di Malaysia dan sudah beranak pinak. Dengan pemberian wawasan kebangsaan diharapkan jiwa nasionalisme warga migran beserta anak-anaknya akan terjaga sampai kembali lagi ke negaranya.
Dalam paparannya Sri Harmianto juga menyampaikan konsekwensi hukum yang berhubungan dengan wawasan kebangsaan. Pemateri lain yang dibutuhkan penecrahannya adalah soal pengelolaan ekonomi keluarga yang disampaikan oleh kandidat doktor ekonomi Agung Miftahuddin,SE,M.Si. (Eka-PDA)