MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Akreditasi perguruan tinggi Unggul tidak bisa dicapai dalam sehari. Tidak ada jalan lain, keunggulan harus diawali dengan budaya mutu dalam proses pembelajaran hingga kualitas SDM.
Pertimbangan itulah yang melatari Unismuh Makassar tak kenal lelah terus membangun tradisi unggul. Salah satunya dengan menggelar empat kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) secara terintegrasi.
Pertama, penyusunan laporan audit pembelajaran. Kedua, Kurikulum Outcome Based Education (OBE). Ketiga, Decision Support System (DSS). Keempat, pendampingan percepatan Jabatan Fungsional (Jafung) dan publikasi ilmiah menuju Lektor Kepala dan Guru Besar.
Hal itu disampaikan penanggungjawab kegiatan, Wakil Rektor I Unismuh Dr Abd Rakhim Nanda, saat menyampaikan laporan, di Balai Sidang Muktamar, Kampus Unismuh, Jalan Sultan Alauddin, Kamis, 18 Agustus 2022.
Pendamping kegiatan ini merupakan tim dari Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah, yang dipimpin Prof Achmad Nurmandi.
Rakhim Nanda menambahkan, meskipun Unismuh mendapatkan penilaian sebagai perguruan tinggi terbaik keempat di Sulsel versi Webometrics, dan Universitas Swasta terbaik dalam penilaian Unirank, namun Unismuh terus memacu diri melakukan perbaikan standar pembelajaran.
“Ke depan, kita akan menerapkan standar pembelajaran sebagaimana perguruan tinggi maju. Unismuh Makassar ini kalau belum maju, dipaksa untuk maju agar sederet dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang sudah maju,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan optimisme, dalam waktu dekat, Unismuh akan mendapatkan lima orang guru besar baru. Saat ini, pengurusan pangkat akademik calon Profesor tersebut telah berproses di Kemdikbudristek.
Pesan Pimpinan
Sementara itu, Rektor Unismuh Prof Ambo Asse menekankan pentingnya kegiatan itu dalam menopang kemajuan kampus.
“Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan kualitas layanan. Apa yang telah kita susun dan programkan 2022 ini, akan dibimtek oleh Prof Nurmandi bersama tim,” ungkapnya.
Ambo Asse juga sempat menyinggung adanya penilaian Unirank yang menempatkan Unismuh sebagai Universitas swasta terbaik.
“Penilaian itu justru harus memacu kita untuk membuktikan bahwa penilaian itu benar. Apalagi kita bisa memperhatikan kemajuan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Universitas Muhammadiyah Malang. Berkaca pada diri kita sendiri tentu kita belum sama,” ungkap Guru Besar Ilmu Hadits ini.
Kegiatan ini juga memeroleh beberapa catatan khusus dari Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Unismuh Makassar Prof Gagaring Pagalung. “Keempat kegiatan ini sangat mendukung pencapaian akreditasi institusi dan program studi,” ujarnya.
Menurut Gagaring, kurikulum berbasis OBE sudah menjadi indikator penilaian akreditasi di semua lembaga akreditasi, termasuk lembaga akreditasi mandiri. “Kita tentu tidak bisa menghindar dari tuntutan internasional dan globalisasi,” lanjutnya.
Terkait peningkatan jabatan fungsional (jafung) dosen, Gagaring menekankan bahwa peningkatan jafung bukan sekadar penting bagi institusi, melainkan juga bermanfaat bagi individu dosen.
Pentingnya Tata Kelola yang Baik
Dalam sambutannya, Ketua Tim pendampingan dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof Achmad Nurmandi menyampaikan harapannya agar Unismuh bisa segera meraih akreditasi unggul. “Saya tidak bisa tidur nyenyak, kalau Unismuh belum terakreditasi unggul,” ungkapnya disambut senyum lebar hadirin.
Nurmandi menekankan, salah satu penopang akreditasi unggul adalah data yang terintegrasi. “Minimal data-data dasar akademik, seperti dosen, penelitian dan mahasiswa itu terintegrasi satu sama lain, sehingga ketika kita ingin akreditasi, tidak kebingungan untuk mencari data,” lanjutnya.
Oleh karena itu, kata Nurmandi, perlu dibangun Decision Support System. “Di UMY kami juga butuh delapan tahun untuk membangun sistem yang seperti sekarang,” ungkap Wakil Rektor Bidang Kerjasama Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
Kegiatan tersebut diikuti 355 dosen Unismuh, yang terdiri dari Wakil Dekan I, Ketua dan Sekretaris Prodi, Gugus Kendali Mutu se Unismuh. Selain itu, peserta juga berasal dari Badan dan Lembaga terkait, seperti Badan Penjaminan Mutu (BPM), Badan Perencanaan, Pengawasan, dan IT (Bapepan-IT), dan Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional (LP2AI).
Target 5 Guru Besar
Unismuh) Makassar yang sedang giat giatnya mempersiapkan diri menuju akreditasi unggul, telah menargetkan lima dosennya untuk menjadi profesor atau guru besar tahun ini.
Hal tersebut disampaikan Wakil Rektor I Unismuh, Dr Abd Rakhim Nanda dalam Pembukaan Bimtek dan Monev Tata Cara Penyusunan Laporan Audit Pembelajaran, Kurikulum Outcome Based Education (OBE), Decision Support System (DSS) dan Pendampingan Percepatan Jabatan Fungsional dan Publikasi Ilmiah Menuju Guru Besar.
Acara digelar di Gedung Balai Sidang Muktamar Unismuh, Kamis, 18 Agustus 2022.
Kelima dosen yang dimaksud, yakni Dr A. Rahman Rahim (Dosen Magister Bahasa Indonesia), Sulfasyah PhD (Dosen Magister Pendidikan Dasar), Dr Ratna Dewi (Dosen Bahasa Inggris), Dr Fatmawati, MSi (Dosen Administrasi Publik) serta Dr Kasifah (Dosen Agroteknologi).
“Khusus kelima dosen calon profesor sudah diajukan guru besarnya. Mudah mudahan tahun ini Unismuh bisa bertambah lagi guru besarnya,” tutur Rakhim.
Dia menambahkan bahwa Unismuh Makassar saat ini memiliki 93 orang dosen berpangkat Lektor Kepala (LK), 71 orang di antaranya sudah bisa diajukan guru besarnya.
“15 orang dalam tahap finalisasi administrasi, 5 orang sudah diajukan,” ujar Rakhim. (Hadi/Riz)