TANGERANG, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi secara langsung menghadiri acara Sidang Senat Terbuka Milad Universitas Muhammadiyah (UM) Tangerang, Kamis (18/8). Prof Haedar pada acara itu didapuk sebagai pembicara dalam menyampaikan orasi ilmiah milad UM Tangerang yang ke-13 dengan tema “Bertumbuh Menembus Batas”.
Pada kesempatan itu, Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta turut menyampaikan tahniah atas milad yang dicapai oleh UM Tangerang.
“Atas nama Pimpinan Pusat Muhammadiyah saya menyampaikan tahniah atas milad ke-13 yang tadi dikatakan oleh pak rektor masih dalam usia belia. Tetapi kami yakin bahwa kebeliaan inilah yang justru akan menjadi sumber inspirasi bagi pergerakan kemajuan UM Tangerang,” ucapnya.
Prof Haedar mengatakan bahwa pencapaian UM Tangerang ini lahir dan tumbuh dari kekuatan yang tumbuh dari dalam, baik dari pimpinan, dosen, maupun seluruh civitas akademika. Sehingga dibutuhkan relasi yang kuat dengan para pengurus persyarikatan baik dari tingkat pusat hingga ranting.
“Hampir di semua daerah (tempat) bertumbuhnya amal usaha kita itu selalu lahir dari rahim persyarikatannya. Karena itu, maka seiring dengan bertumbuhnya perkembangan ini, tetap jalin relasi yang kokoh dengan persyarikatan yang dalam Bahasa yang sudah terkenal di PTM, yakni ‘Maju Bersama Persyarikatan’ dan ‘Maju Dibawah Naungan Persyarikatan’. Sehingga majunya tidak sendirian, tetapi ada induknya,” katanya.
Menurutnya sangat penting. Sebab menjalin relasi dengan pimpinan persyarikatan itu bukan hanya menyangkut relasi organisasi, tapi juga menyangkut relasi inspirasi dan branding nama Muhammadiyah yang cakupannya bukan hanya nasional tetapi sudah internasional.
“Relasi ini bersifat organisasi, tetapi juga bersifat ruhaniah dan ideologis. Saya yakin UMT dan amal-amal usaha Muhammadiyah termasuk perguruan tinggi di seluruh tanah air itu akan makin kuat ketika jalinan organisasi, ruhani, dan ideologisnya tetap kuat bersama pimpinan persyarikatan,” tukasnya.
Lebih lanjut, Prof Haedar menyebut jika basis dari seluruh pertumbuhan, perkembangan, dan eksistensi amal usaha dan perguruan tinggi Muhammadiyah adalah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). “AlK menjadi distingtif value, nilai pembeda antara perguruan tinggi Muhammadiyah dengan perguruan tinggi yang lain. Tentu Islam bukan hanya simbol, faktor-faktor yang bersifat verbal, tetapi juga Islam yang menjadi qimah (value) yang membuat hidup dan institusi kita ini bertumbuh maju dan memberi maslahat dan manfaat bagi kehidupan orang banyak,” jelasnya.
Kata Prof Haedar, Islam sebagai agama pembawa kebajikan utama sebagai pancaran kasih sayang Tuhan. Risalah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw bertujuan untuk menebar rahmat bagi semesta alam. Disinilah akar rumput di balik pengusungan tema milad yang digunakan oleh UM Tangerang.
“Inilah yang disebut dengan menembus batas, melintas batas. Jadi spirit keagamaan Islam dalam perspektif Islam berkemajuan yang bersifat beyond memang menghadirkan kebajikan-kebajikan utama yang menembus agama, suku, ras. Golongan, maka perspektif Islam tidak terdomestikasi pada hanya Negara Indonesia. Tetapi Islam berkemajuan itu melintas Indonesia, sehingga bisa menjadi milik seluruh warga dunia. Dan itulah Islam yang rahmatan lil ‘alamin, terangnya.
Islam hadir sebagai agama mencerahkan kehidupan semesta. Kehadiran UM Tangerang dan beberapa perguruan lainnya diharapkan mampu membawa transformasi bagi masyarakat. Yakni mencerdaskan, menebar literasi, dan lainnya.
Lalu Islam sebagai agama pembawa kemajuan peradaban. Menurutnya, UM Tangerang sudah bertumbuh dengan baik. Hal ini diindikasikan oleh Tri Dharma perguruan tinggi, AIK, kemudian gedungnya menjadi infrastruktur yang disertai dengan peningkatan kesejahteraan, sehingga tidak ada yang mengalami kesulitan hidup.
“Kami PP Muhammadiyah terus berkomitmen untuk bagaimana juga meningkatan kesejahteraan hidup menjadi bagian dari seluruh amal usaha Muhammadiyah. Tetapi seraya dengan itu terdapat tanggung jawab (responsibility) yang makin tinggi,” katanya.
Menurut Prof Haedar, UM Tangerang dan seluruh perguruan tinggi Muhammadiyah terus berusaha mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa. Peran dari universitas harus mempunyai signifikansi bagi usaha mencerdaskan dan memajukan itu di atas prinsip-prinsip pendidikan. Dalam UUD 1945 Pasal 31 yang mencakup pada ruang lingkup iman, takwa, akhlak mulia, nilai agama, dan persatuan bangsa.
“Muhammadiyah dengan perguruan tinggi harus menggelorakan hal tersebut. Kita terus menggelorakan pendidikan yang mencerdaskan, pendidikan yang mencerahkan, pendidikan yang membangun akal budi yang sumbernya pada nilai-nilai agama dan kebudayaan luhur bangsa,” jelasnya.
“Sehingga Indonesia ini kaya dengan tiga nilai utama, pertama agama yang hidup di seluruh umat beragama dan mayoritas muslim di negeri ini. Kedua Pancasila yang sudah menjadi dasar negara juga mempunyai irisan dan kaitan dengan nilai-nilai agama. Ketiga kebudayaan bangsa. Kebudayaan-kebudayaan daerah sesungguhnya bukan hanya simbol-simbol yang bersifat seni, tapi juga mengandung sistem pengetahuan kolektif,” imbuhnya.
Menurut Prof Haedar, ketiga sumber kehidupan yang meliputi agama, budaya, dan Pancasila sebagai nilai yang hidup di Bangsa Indonesia. Ketiga nilai tersebut seyogianya perlu dirawat dan dikembangkan bersama. “Inilah yang mestinya kita rawat dan kita kembangkan menjadi sumber dari selain kepribadian bangsa kita juga sumber kemajuan bangsa kita”, pungkasnya. (Cris)