Petunjuk Agama dan Literasi Umat

Tadarus

Foto Dok Unsplash

Petunjuk Agama dan Literasi Umat

Oleh: Masud HMN

Apa petunjuk agama yang kurang, hingga banyak tidak sesuai atau keluar dari agama. Padahal fungsi agama adalah memperbaiki. Hingga ada kalimat yang bertentangan kita dengar di masyarakat banyak haji ke Mekah, tapi maksiyat tidak berkurang.

Sepertinya ada paradox (konflik) lain dalam prinsip lain dalam pelaksanaan. Atau dalam istilah lain di mulut, lain dihati ’Pecah kongsi mulut dan hati’, terjadi kekacauan.

Mengutip istilah agama ada dua perkataan yaitu a dan gama. Dalam pengertian bahasa berarti tidak, gama berarti kacau. Maka agama berarti tidak kacau; Bila tidak kacau tentu ada guidance, ada pengartian atau petunjuk. Oleh karena itu agama dan esensi yang penting adalah petunjuk.

Dalam hubungan itu setidaknya ada arahan dalam menjalankan ruang lingkup agama antara lain dalam ibadat (penyembahan), syariat (hukum) dan muamalat (pergaulan antar manusia). Tiga petunjuk tersebut merujuk hal pentimg supaya agama itu berjalan fungsinya. Intinya agar tidak kacau dan menjadi baik.

Ibadat, syariat dan muamalat

Maka tautan dengan masalah ibadat mestilah diketahui pelaksanaannya yang disebut rukun dan syaratnya. Agar sesuai, tidak sembarangan beribadat. Yang disebut rukun berkaitan dengan sunat, wajib dan harus ada ketentuannya.

Demikian juga dengan syariat atau hukum islam. Ada pembatasan hukum. Hal yang dilarang dan hal yang boleh menurut Islam yang terdapat ketentuannya. Seperti nikah kawin, tidak boleh saudara sesusuan, orang dalam iddah dilarang nikah sampai habis masa idahnya’.

Hal lainnya muamalat atau pergaulan masyarakat, contoh tolong menolong antar sesama.

Dilarang atau tidak boleh jual beli pada sebuah benda yang haram. Contohnya alcohol atau benda dalam tawaran orang lain.

Literasi Hukum

Kita melihat dalam literasi hukum tersebut terdapat tiga bentuk suruhan atau panggilan. Yang pertama suruhan Allah, misalnya pangggilan shalat.

Kedua panggilan suruhan Rasul seperti amar makruf nahi mungkar. Dasarmya hadist nabi yang mengatakan, Hendaklah kamu berbuat yang baik atau makruf dan menjauhi yang mungkar

Ketiga adalah memelihara ahklak. Ini berdasakan hadist, aku diutus kecuali menyempurnakan ahklak manusia. Jadi haruslah memilhara ahklak yang baik atau berakhlak mulia.

Tiga literasi ini merupakan lingkup ibadah yang harus dijelmakan sebagai seorang muslim Yaitu ibadah, amar makruf dan ahklak.

Tiga literasi ini atau kunci ini bagaikan harga mati dalam mengatasi persoalan di atas. Menjadi langkah perencanaan kedepan. Sudah seharusnya.

Bagaimna muslim benar-benar menjelmakan ibadah, bagaimana mengejawantahkan amar makruf dan nahyi mungkar dan bagaimana pula bergaul dengan sesama atau lingkungan yang berbeda.

Penulis berpandapat hal ini penting adanya, tidak mungkin Muslim meninggalkan hal demikian. Misalnya bersama juga maksiyat, minum tuak, dan yang mungkar lainya berjalan terus. Kita melihat realitas ada yang salah dalam hidup muslim yang mesti diubah dan diperbaiki.

Tibalah masanya umat muslim memperbaiki yang salah dari panggilan Islam. Pada literasi pelaksanaan dan panggilan Islam. Mari kita laksanakan. Insha Allah!

Dr Masud HMN, Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka Jakarta

Exit mobile version