SURABAYA, Suara Muhammadiyah – Perayaan milad ‘Aisyiyah disebut Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini adalah salah satu cara untuk merefleksikan perjuangan yang sudah dilakukan. Hal tersebut disampaikan dalam Resepsi Milad 105 ‘Aisyiyah yang digelar oleh Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Timur pada Sabtu (20/8/2022).
“Kalau kita berbicara Milad ‘Aisyiyah yang ke-105 bergerak dengan spirit keagamaan kerelaan keikhkasan perjuangan untuk kemjuan oerempuan dan bangsa adalah menjadi bagian penting yang perlu kita reflesikan,” ujar Noordjannah.
Dalam resepsi Milad yang mengusung tema “Perempuan Mengusung Peradaban Utama, Literasi Politik Dalam Upaya Mengusung Peradaban Utama,” Noordjannah menyebut bahwa dengan resepsi milad akan mendorong ‘Aisyiyah semakin berbuat lebih. “Milad akan mendorong untuk kita berbuat apa yang lebih dari yang sudah kita hasilkan, apa yang kita hasilkan dari organisasu perempuan yang hadirnya sudah sebelum negeri ini merdeka,” ujar Noordjannah.
Dengan berlandaskan pandangan nilai keislaman yang merupakan pondasi gerakan persyarikatan, Muhammadiyah ‘Aisyiyah menempatkan perempuan dengan setara dari sisi nilai ajaran agama. Perempuan disebut Noordjannah memiliki peran besar dalam menjadikan kehidupan negeri bahkan kehidupan dunia menjadi lebih baik.
“Maka, ibu-ibu khususnya penggerak dan pimpinan ‘Aisyiyah, dalam milad ini kita perlu merenungkan apa yang sudah kita lakukan dan apa yang harus kita lakukan untuk hari esok dan melihat berbagai persoalan dan tantangan yang tidak bisa kita biarkan.”
Salah satu bentuk kesyukuran yang disampaikan Noordjannah atas kehadiran ‘Aisyiyah adalah sangat luar biasa dirasakan. Kesyukuran itu menurutnya bisa diihat secara nasional hingga luar negeri.
“Itu luar biasa, ‘Aisyiyah bisa hadir di tempat yang bahkan kita tidak bisa menyangka. Di luar negeri sudah hadir TK ABA di Kairo sejak tahun 2010, di Malaysia juga demikian. Kemudian kalau di Indoneia di tempat kepulauan terjauh itu ada di pulau Arar. Kita bersyukur di sana ada upaya dari ‘Aisyiyah termasuk Muhammadiyah untuk mewujudkan peradaban utama melalui amal usaha diantaranya ada TK ABA.”
Jihad ‘Aisyiyah melalui pendidikan ini disebut Noordjannah merupakan salah satu cara yang dilakukan ‘Aisyiyah untuk membangun peradaban bangsa. TK ABA yang berdiri di pulau-pulau terpencil tidak hanya mendekatkan akses pendidikan bagi warga muslim tetapi juga terbuka bagi warga non muslim. Noordjannah sangat mengapresiasi atas pergerakan ibu-ibu ‘Aisyiyah di tingkat bawah yang telah membawa dakwah ‘Aisyiyah hingga dapat dirasakan manfaatnya bagi semua.
“Dengan pergerakan ibu-ibu ‘Aisyiyah di tingkat bawah merasakan kami belum seberapa yang di pusat, bagaimana dengan semangat dan ikhtiar ibu-ibu di tempat-tempat terjauh dengan penuh kegembiraan, penuh semangat ingin mewujudkan kehidupan manusia Indonesia, mewujudkan kehidupan di masyarakat sekitar dengan cara yang luar biasa.”
‘Aisyiyah disebut Noordjannah telah dan akan terus melanjutkan perjuangan yang merupakan sebuah jihad yang suci. “Perjuangan ini adalah perjuangan kemanusiaan, perjuangan ‘Aisyiyah adalah perjuangan untuk mewujudkan peradaban utama yang nilainya didasarkan nilai agama dalam seluruh aspek kehidupan.” (Suri)