Haedar Nashir: Negara dengan Polisi Tak Bermoral Itu Berbahaya

Haedar Nashir: Negara dengan Polisi Tak Bermoral Itu Berbahaya

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah – Kasus berkepanjangan pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di Rumah Dinas Irjen Pol Ferdy Sambo, SH., SIK., MH., Duren Tiga, Jakarta Selatan turut memantik atensi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi. Dirinya mendukung dan mendorong penuh usaha ‘bersih-bersih’ di tubuh kepolisian. Hal ini dikatanya seiring kasus terbunuhnya Brigadir J.

“Kita menghargai tinggi tindakan kapolri yang tegas dan berpijak pada hukum. Karena itu kita mendorong agar sebagaimana juga komitmen Pak Kapolri untuk terus melakukan usaha bersih-bersih,” terangnya Sabtu (20/8/2022) saat di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).

Prof Haedar menyebut usaha tersebut penting dilakukan agar ke depan institusi kepolisian ke depan makin bebas dari perilaku korupsi, penyalahgunaan kewenangan dan arogansi kekuasaan (hukum).

Lebih lanjut dirinya juga menilai, ke depan lembaga-lembaga kenegaraan untuk ditata lebih baik. Hal tersebut dilakukan agar kejadian-kejadian serupa dapat diantisipasi.

“Tentu ke depan kita harus terus menata kehidupan dan lembaga-lembaga kenegaraan yang menjadi bagian  dari pemerintah untuk yang sebaik-baiknya agar tidak mengalami superbody, agar tidak mengalami superpower,” tuturnya.

Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu turut menyebut bahwa kasus tersebut memiliki implikasi serius terhadap Indonesia sebagai negara. Karenaitu Polri harus segera memperbaiki citra agar kepercayaan rakyat terhadap aparat penegak hukum kembali pulih pasca kasus pembunuhan Brigadir J.

“Negara tanpa Polisi berbahaya, tapi negara dengan Polisi yang tidak berakhlak dan tidak bermoral lebih berbahaya lagi karena dia akan bisa membuat negara tersebut menjadi negara kekuasaan dimana yang berkuasa bukan lagi rakyat tapi adalah mereka karena merekalah yang bisa melaksanakan segala-galanya,” ujarnya.

Haedar juga menerangkan, baik buruknya seorang anggota Polisi dapat dilihat dari sikap dan perilakunya dalam merekontruksi sebuah peristiwa tindak pidana.

“Hal ini tentu jelas tidak baik dan tidak kita inginkan karena kalau Polisi yang seperti itu jika dibiarkan terus tumbuh dan berkembang maka negeri ini tentu akan bisa menjadi kacau balau dan porak poranda,” tegasnya.

Untuk itu, menurutnya kehadiran Polri baru yang benar-benat bisa dan mampu menciptakan serta menegakan kemanan dan ketertiban serta keadilan di tengah-tengah masyarakat jelas sangat diperlukan.

Ia pun meminta agar Kapolri segera memperbaiki hal yang buruk di dalam institusi Polri yang telah berlangsung sudah sejak lama. “Untuk itu kita mengharapkan Kapolri agar benar-benar bisa memanfaatkan tragedi yang telah diciptakan oleh Ferdy sambo ini sebagai pintu masuk bagi menata dan memperbaiki kembali kinerja dunia kepolisian di tanah air agar rakyat bisa mendapatkan sebesar-besar manfaat dan kemashlahatan dari kehadiran mereka dan bukan sebaliknya,” ujarnya. (cris/riz)

Exit mobile version