Membentuk Desa Siaga Sehat Jiwa

Majelis Kesehatan PWA DIY Bersama Dosen FKM UAD dan FIKES UNISA Latih Kader Kesehatan Jiwa

Membentuk Desa Siaga Sehat Jiwa

KULONPROGO, Suara Muhammadiyah – Dalam menanggulangi dan mengantisipasi Kesehatan jiwa atau rohani, Majelis kesehatan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Daerah Istimewa Yogyakarta  memiliki program terkait dengan Kesehatan Jiwa.

Menurut Kordinator program Dr. Ns. Mamnu’ah, M.Kep., Sp.KepJ, Kesehatan menurut World Health Organization tidak hanya sekadar sehat secara fisik tetapi juga sehat secara jiwa atau rohani. “Saat ini kasus orang dengan gangguan jiwa cukup banyak mulai dari yang bergejala sangat ringan sampai berat. Cukup banyaknya orang dengan gangguan jiwa disebabkan karena beberapa faktor antara lain beban hidup yang berat, ekonomi, tekanan hidup”, ungkapnya.

Mengutip Firman Allah dalam surat Asy Syams (91: 7-11): “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada  jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.  Sesungguhnya beruntunglah orang yang   mensucikan  jiwa itu.  Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”

Ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan   jiwa, kemudian   memberikan   kesempatan kepadanya untuk memilih jalan kefasikan atau ketakwaan.

Bekerjasama dengan Dosen FKM UAD Yogyakarta dan UNISA Yogyakarta, Majelis Kesehatan PWA DIY menggandeng  Puskesmas Galur II dan Kalurahan Nomporejo untuk mengadakan pelatihan kader kesehatan jiwa.

Kegiatan pelatihan ini dilakukan pada tanggal 23-24 Agustus di Kalurahan Nomporejo,Galur, Kulonprogo. Sebanyak 30 peserta, di mana 16 orang diantaranya adalah kader kesehatan jiwa Nomporejo yang berada di wilayah kerja Puskesmas Galur II mengikuti kegiatan ini.

Marsiana Wibowo, S.KM., M.P.H selaku ketua panitia menyatakan bahwa dengan adanya pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan maupun keterampilan para kader. Juga sebagai upaya mencegah terjadinya penyakit gangguan jiwa di masyarakat sejak dini.

Peran masyarakat terutama kader sangat penting dalam mencegah kasus gangguan jiwa atau membantu petugas puskesmas dalam menangani kasus kesehatan jiwa. Maka dari itu diperlukan pelatihan semacam ini untuk semakin meningkatkan kompetensi kader kesehatan jiwa. (Dzar/Riz)

Exit mobile version