YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Salah satu tujuan diadakannya KKN (Kuliah Kerja Nyata) Unisa (Universitas ‘Aisyiyah) Yogyakarta adalah turut menghidup-hidupkan kegiatan persyarikatan terutama di akar rumput, yaitu cabang dan terutama ranting sebagai ujung tombak persyarikatan.
Pada bulan Agustus-September 2022 Unisa Yogyakarta menerjunkan beberapa kelompok KKN (Kuliah Kerja Nyata). Salah satu kelompok tersebut diterjunkan di Kampung Dukuh, Kelurahan Gedongkiwo, Kemantren Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Kelompok terdiri dari 8 mahasiswa kelas khusus (karyawan) dan 10 mahasiswa kelas reguler. Kelompok KKN tersebut bermarkas di Masjid at-Taqarrob jalan Bantul No.98, Gedongkiwo, Mantrijeron, Kota Yogyakarta,
Salah satu program unggulan kelompok KKN Unisa tersebut adalah mensupports penuh diadakannya kembali Pengajian Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) Dukuh yang sudah dua tahun lebih tidak diadakan karena pandemi. Yang biasanya dilaksanakan setiap Senin sore.
Alhamdulillah PRA Dukuh bersama KKN Unisa bisa mengadakan pengajian PRA Dukuh pasca pandemi. Pengajian perdana diadakan pada Senin 29 Agustus 2022. Dihadiri oleh Pimpinan Harian, majelis dan lembaga di lingkungan PRA, jamaah pengajian, dan mahasiswa KKN Unisa.
Hj. Syakbaniyah dari PRA Dukuh menyampaikan rasa syukurnya pengajian sudah bisa terlaksana kembali. “KKN Unisa menjadi penyemangat bagi kita semua.” Kesannya.
Sambutan dari mahasiswa KKN disampaikan oleh ketua kelompok Said Supriyadi. Said berharap pengajian akan terus berlanjut dan berkembang. “Mohon bimbingan dan arahan dari Ibu-ibu ‘Aisyiyah agar kegiatan-kegiatan kami benar-benar bermanfaat,” harapnya.
Pengajian diisi oleh Dra. Hj. Mulyani Munir (Ketua Majelis Tabligh PDA Kota Yogyakarta). “Sabar kita semakin menguat, karena kita diberi kesempatan melalui pandemi sekaligus meneguhkan keistiqomahan menghadapi musibah,” ungkapnya.
Mulyani mengungkapkan pengajian adalah salah satu medan dakwah yang harus terus dirawat agar tumbuh subur memberi banyak manfaat. Dan pengajian-pengajian ‘Aisyiyah tidak hanya diisi materi-materi agama saja tetapi juga terkait dengan aspek-aspek kehidupan lain dengan pengajian lintas majelis.
Di penghujung pengajiannya Mulyani mengajak para jamaah untuk bisa menjadi pribadi-pribadi yang sumeleh (bisa menerima semua ketentuan Allah), sumarah (tawakkal pada Allah), sumrambah (dermawan), dan sumringah. (Intan)