Pertama dalam Sejarah, Muktamar Fair dan Ekspo Inovasi Teknologi Muhammadiyah

Pertama dalam Sejarah, Muktamar Fair dan Ekspo Inovasi Teknologi Muhammadiyah

KARANGANYAR, Suara Muhammadiyah – Dalam Milad Muhammadiyah ke-109 pada tahun 2021, Muhammadiyah memberikan anugerah kepada beberapa kader yang berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Salah satu penerima penghargaan tersebut adalah Prof Ahmad Najib Burhani, peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang juga Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah.

Kemudian Prof Ahmad Najib Burhani merasa perlu adanya Expo Riset dan Inovasi di Muktamar Muhammadiyah yang ditulis dalam Majalah Suara Muhammadiyah edisi 3 bulan Februari 2022. Hal ini besarnya potensi para ilmuan Muhammadiyah yang telah membuat berbagai inovasi dan teknologi.

Gagasan tersebut rasanya akan terwujud dalam Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 di Surakarta. Dengan digelarnya kegiatan pendukung berupa Muktamar Fair dan Muhammadiyah Innovation and Technology Expo (MITE) yang akan mencetak sejarah baru dalam penyelenggaraan muktamar.

Bambang Sukoco, Sekretaris Panitia Penerima Muktamar, kegiatan ini akan dihelat di De Tjolomadoe, bekas pabrik gula peninggalan Belanda yang terletak di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, pada Kamis-Senin (17-21 November 2022).

“Kita memilih De Tjolomadoe ini selain secara geografis sangat dekat dengan UMS hanya sekitar 2,5 km, kita juga mempunyai gambaran besok di De Tjolomadoe ini sebagai salah satu pusat penggembira,” katanya.

Bambang menambahkan dari Manahan sampai dengan De Tjolomadoe itu berada di Jalan Adisucipto sepanjang 5 sampai 6 KM.

“Jadi besok gambaran kita waktu pembukaan Jalan Adi Sucipto sepanjang 5 sampai 6 KM itu penuh warga Muhammadiyah simpatisan Muhammadiyah yang menghadiri agenda Muktamar kita,” imbuhnya.

Pemilihan De Tjolomadoe ini menurut Bambang secara filosofis karena pada zamannya menjadi salah satu tempat peradaban ekonomi, sebagai pabrik gula, pusat industri.

“Muhammadiyah dari masa ke masa itu tidak terlepas dari peradaban ekonomi. Dulu KH. Dahlan menghidupkan Muhammadiyah dengan menggandeng kaum saudagar. Memilih De Tjolomadoe ini sangat tepat, bagaimana kemudian kembali menghidupkan De Tjolomadoe sebagai pusat peradaban ekonomi dengan menghadirkan para pedagang, para saudagar,” ujarnya.

Zainuddin Ahpandi, koodinator bazaar dan ekspo mengungkapkan Muktamar kali ini membawa tiga hal yang baru selain Muktamar Fair dan MITE juga dihelat Ekspo Virtual.

“Tiga hal ini semuanya baru di Muktamar Muhammadiyah 48 di Solo. Harapan kita bisa terlaksana dengan baik sesuai perencanaan dan mudah-mudahan bisa diteruskan di Muktamar selanjutnya,” katanya.

Untuk Muktamar Fair dan Mite semua pendaftaran dilakukan secara online dan nantinya akan disiapkan 609 stand. “Nah 500 Stand kita siapkan untuk Muktamar Fair kemudian 109 kita siapkan untuk MITE. Mudah-mudahan keduanya banyak peminat,” terang Zainuddin.

Kepesertaan kedua agenda itu juga terbuka untuk umum baik warga Muhammadiyah maupun non Muhammadiyah dan disampaikan Zainuddin, antusiasme untuk berpartisipasi dalam Muktamar Fair ini cukup tinggi.

“Kita belum buka pendaftaran, warga Muhammadiyah maupun luar Muhammadiyah yang kontak-kontak itu sudah sekitar 300 orang, ini luar biasa antusiasnya,” ungkapnya.

Budi Nugroho, panitia Muktamar Fair dan MITE mengungkapkan muktamar identik dengan bazaar, tanpa bazaar itu rasanya hambar, namun kali ini panitia menggunakan istilah “Muktamar Fair”. “Kita ingin dengan Muktamar Fair ini ada brand baru bagi para muktamirin,” katanya.

Muktamar Fair ini menurut Bambang Nugroho diproyeksikan akan menjadi ajang bagi industri kreatif warga Muhammadiyah dari berbagai daerah Indonesia. “Dengan Muktamar Fair ini harapan kita produktifitas, kinerja industri kreatif terus tumbuh,” ungkap Bambang.

Selain di De Tjolomadoe, Muktamar Fair juga akan diselenggarakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS oleh Aisyiyah. Sehingga ada dua even Muktamar Fair, di Tjolomadoe itu umum seluruh Indonesia, dan yang di FEB itu dampingan Pimpinan Pusat Aisyiyah.

Sedangkan untuk MITE menurut Budi Nugroho nanti akan ada dari berbagai perguruan tinggi Muhammadiyah Aisyiyah serta SMA/SMK Muhammadiyah yang menyajikan berbagai inovasi dari masing-masing peserta. (Riz)

Exit mobile version