SEBATIK, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah melalui Pusat Studi Perbatasan dan Pesisir (PSPP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Bersama Bank Indonesia (BI) telah melakukan serangkaian sosialisasi dan edukasi penggunaan Rupiah melalui gerakan Cinta Bangga Paham Rupiah sejak Maret 2022. Rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Aji Kuning dan Desa Sei Limau Kecamatan Sebatik Tengah.
Pada kesempatan tersebut, Marlison Hakim, Kepala Departeman Peredaran Uang Bank Indonesia, menyampaikan pidato utama. Hadir pula Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof. Abdul Mu’ti yang mengawali kegiatan ini dalam Forum Group Discusion (FGD) hasil riset tentang Awareness Penggunaan Rupiah di Daerah Perbatasan Sebatik Nunukan Kalimantan Utara.
Sementara itu, Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod, M.Si., memberikan pengantar kepada peserta tentang edukasi pentingnya menggunakan Rupiah sebagai kedaulatan bangsa sebelum tim PSPP memaparkan hasil penelitiannya. Pemaparan tersebut disampaikan oleh Ketua PSPP, Dr. Endang Rudiatin, M.Si., terkait hasil riset dari temuan lapangan yang telah dilakukan pada bulan Maret 2022. Dari hasil temuan tersebut, PSPP memberikan rekomendasi kepada seluruh stakeholder, khususnya Bank Indonesia.
Dari hasil penelitian, PSPP memberikan rekomendasi yang dapat dilakukan oleh para pemangku kepentingan (stakeholder). PSPP menyarankan Gerakan Cinta Bangga Paham Rupiah menjadi gerakan faktual yang berkelanjutan untuk menumbuhkan nasionalisme masyarakat perbatasan yang memicu perubahan perilaku masyarakat agar bertransaksi menggunakan rupiah.
Selanjutnya, BI bersama Muhamamadiyah dapat berkolaborasi, diantaranya dalam hal memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kedaulatan Indonesia dengan bertransaksi menggunakan rupiah dan juga melakukan sosialisasi berkala tentang kewajiban semua WNI. Selain itu, BI perlu memahami sosial budaya dan tradisi masyarakat terutama dalam melintas batas, dan 4 (empat) rekomendasi lainnya untuk peningkatan singergitas hubungan kelembagaan antara pusat dan daerah serta kolaborasi dengan berbagai stakeholder dalam implementasi Tanggap Rupiah.
Selain itu, BI juga melakukan serangkaian kegiatan lain, seperti TOT sosialisasi dan edukasi CBP Rupiah kepada guru-guru yang ada di Sebatik dan Nunukan. BI pun melakukan kegiatan penukaran mata uang Rupiah cetakan terbaru dengan tampilan fisik lebih bagus dan berkualitas. Perbatasan Sebatik menjadi daerah pertama dikeluarkannya mata uang Rupiah baru, sebagai bukti bahwa BI bersama Muhammadiyah dan UMJ menunjukkan keseriusan dalam menjaga keberlangsungan peredaran Rupiah di perbatasan. (JD/KSU)