Gerakan Amaliyah dan 5 Bentuk Pembaharuan Muhammadiyah bidang Keagamaan pada Periode Awal
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Lebih dari 1 abad ini, Muhammadiyah telah berhasil memberikan banyak sumbangsih kedalam berbagai aspek kehidupan bangsa.
Perannya dalam memajukan umat, tidak hanya berhenti di bidang keagamaan namun menembus ke berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sebagainya, telah membuat Muhammadiyah seringkali disebut-sebut sebagai salah satu Pilar Umat dan Bangsa.
Namun di balik Muhammadiyah saat ini, ada banyak kisah perjuangan yang tidak hanya panjang, tapi juga terjal, yang mengiringi setiap langkah pembaharuan Muhammadiyah dalam melebarkan sayap dakwahnya.
Dimulai dari kampung kecil Kauman Yogyakarta, sosok pendiri Muhammadiyah, K.H Ahmad Dahlan lahir dan mulai menafsirkan ilmu-ilmu yang beliau dapat selama masa kecilnya dan dua kali masa Hajinya ke dalam Gerakan-gerakan Amaliyah.
Gerakan-gerakan Amaliyah yang membuat Ahmad Dahlan dijuluki Man of Action ini, terlihat sederhana jika kita pikirkan pada saat ini, tapi dulu ketika proses pembelajaran biasa dilakukan sampai sebatas pemahaman atau hafalan, gerakan ini menjadi salah satu pembaharuan dimana belum banyak yang sampai pada tahap pembelajaran dengan praktik langsung.
Kembali ke periode awal pembentukan Muhammadiyah, Ahmad Dahlan memelopori berbagai pembaharuan-pembaharuan dengan metode amaliyah di awal pendiriannya. Beberapa Pembaharuan Muhammadiyah diantaranya adalah di Bidang Keagamaan seperti:
- Meluruskan arah kiblat yang dinilai kurang tepat karena terlalu condong ke barat yang justru mengarah ke Afrika.
- Melaksanakan Sholat Ied di lapangan daripada di masjid karena Sunnah yang diajarkan Nabi Muhammad memang demikian. Adapun Sholat Ied yang dilaksanakan Nabi SAW di masjid juga hanya dilakukan sekali, pun karena kendala hujan saat itu.
- Menjauhkan Praktik Agama dari Syirik, Tahayul, Bid’ah, Khurafat dimana masyarakat pada saat itu cenderung mencampurkan ajaran islam dengan ajaran kejawen.
- Penyampaian Khutbah Jum’at dalam bahasa arab diganti dengan bahasa local
- Pengguna perhitungan astronomis dalam menentukan awal dan akhir bulan puasa (hisab).
Gerakan Amaliyah Pembaharuan Muhammadiyah
Selain dari karya nyata Gerakan Amaliyah Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah di bidang keagamaan, ada juga beberapa karya pembaharuan yang masih nampak eksis hingga saat ini yaitu:
- Mempelopori pengumpulan dan pembagian zakat secara tersistem
- Gagasan mendirikan sekolah islam modern, perguruan tinggi Muhammadiyah, taman Pustaka dan majalah telah menjadi pondasi yang baik di bidang pendidikan.
- Mendirikan Lembaga pelayanan Kesehatan dan sosial seperti PKU dan panti asuhan.
- Mendirikan ‘Aisyiah Bersama dengan Nyai Walidah Dahlan, dimana organisasi Wanita di masa itu masih dipandang sebelah mata.
Pondasi-pondasi pembaharuan Muhammadiyah yang diletakan di awal berdiri membuat Muhammadiyah saat ini selain dikenal sebagai Gerakan Dakwah Islam, juga dikenal sebagai Gerakan Tajdid atau pembaharuan. Makna Pembaharuan Muhammadiyah di sini ialah Purifikasi atau pemurnian atas masalah akidah dan ibadah, dan Modernisasi atau reformasi untuk bidang-bidang muamalah dalam berbagai bidang kehidupan.
Pada akhirnya, seperti yang pernah disampaikan oleh Ahmad Dahlan sebelum wafatnya, Muhammadiyah saat di zaman beliau dan di masa depan akan berbeda problem dan penyelesaiannya.
Maka dari itu perlu bagi kita semua untuk tidak berhenti menuntut ilmu di mana pun dan kapanpun agar nantinya bisa membantu umat untuk mengatasi berbagai dinamika perjalanan dakwah yang ada dengan tetap memegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah.
Sehingga tujuan Pembaharuan Muhammadiyah untuk menegakan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dapat tercapai sesuai dengan harapan awal dibentuknya organisasi ini. (Arina)