• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Selasa, Mei 20, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Bangsa Indonesia Mesti Belajar kepada Muhammadiyah yang Lebih Tua

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
5 September, 2022
in Berita
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Bangsa Indonesia Mesti Belajar kepada Muhammadiyah yang Lebih Tua

Habib Huesin Ja’far Al Hadar dalam Sarahsehan Pra-Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Universitas Muhammadiyah Malang, pada Sabtu (3/5).

Share

MALANG, Suara Muhammadiyah – Generasi yang akan menentukan keberhasilan Indonesia pada 2045 adalah mereka yang lahir antara tahun 1980 hingga 2028. Merekalah yang akan menginjak usia produktif diusia 100 tahun Indonesia. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam Sarahsehan Pra-Muktamar Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Agenda yang berlangsung pada Sabtu (3/9) lalu itu turut menghadirkan sederet pembicara andal untuk menstimulasi ide dalam menyongsong Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta.

Lebih lanjut, Muhadjir yang juga membuka acara dengan menegaskan bahwa penduduk dengan usia produktif memiliki peran penting. Jika mereka bekerja dengan produktif, maka pendapatannya akan mengalir pada tiga hal, kebutuhan diri, pembiayaan bagi usia non-produktif, serta tabungan. Besar kecilnya tabungan ini baik dari segi individu maupun agregat akan menjadi taruhan negara dalam upaya menjadi negara maju.

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

“Kalau kita mampu memanfaatkan bonus demografi dan penduduk memiliki pendapatan yang tinggi, maka kita bisa menjadi negara maju. Kalau kita tidak bisa memanfaatkannya, maka bonus demografi akan menjadi sia-sia,” tutur Muhadjir.

Ia juga mengatakan bahwa usia seratus tahun bagi sebuah bangsa masih terbilang muda. Bahkan Muhammadiyah lebih tua karena sudah berdiri sebelum Indonesia merdeka. Menurutnya, sudah semestinya Indonesia belajar banyak hal dari Muhammadiyah yang lebih tua. “Apalagi kalau kita lihat, sistem dan kepribadian Muhammadiyah yang lebih matang. Ini bisa jadi bahan yang bagus bagi bangsa untuk membenahi kekurangan yang ada,” tambahnya.

Bangsa Indonesia Mesti Belajar kepada Muhammadiyah yang Lebih Tua

 

Hadir pula dalam event itu Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak. Ia mengatakan bahwa dalam dokumen Indonesia emas 2045, tercantum bahwa Indonesia diharapkan mampu menjadi negara maju, salah satu dari lima kekuatan ekonomi dunia, dan memiliki sumber daya manusia yang unggul. Selain itu juga tingkat penguasaan Iptek yang tinggi dan kesejahteraan yang lebih baik serta merata.

Ia menjelaskan bahwa menurut data dari International Monetery Fund (IMF), saat ini ekonomi Indonesia berada pada peringkat 15 dunia berdasarkan nominal GDP. Sementara, jika dilihat dari purchasing power parity, Indonesia bahkan sudah berada di peringkat tujuh di dunia. Diperkirakan pada 2030 Indonesia akan masuk ke lima besar dunia dengan besaran 5,42 triliun USD.

Menurutnya, target lima besar ini sangat mungkin dicapai, bahkan jauh sebelum 2045. Namun ada tantangan-tantangan yang harus segera diatasi. Dua di antaranya pengangguran generasi muda dan ancaman hilangnya pekerjaan di masa depan karena disrupsi teknologi.

“Saya sangat bangga dan mengapresiasi salah satu inovasi solutif yang dilakukan oleh UMM dengan membangun Center for Future of Work (CFW) dan Center of Excellence (CoE) di kawasan ekonomi khusus Singhasari. Harapannya, CFW dan CoE bisa menjadi jawaban agar kita bisa menghadapi beragam tantangan masa depan. Banyak stakeholder di nasional maupun internasional yang turut mendukung terobosan UMM ini, termasuk di antaranya pakar marketing dunia, Hermawan Kartajaya,” ungkapnya

Dalam menghadapi tantangan tersebut, Emil juga yakin bahwa Muhammadiyah tidak hanya berhenti pada pembahasan saja. Namun juga berusaha menggas ide dan kemudian melaksanakannya sehingga bisa memberikan manfaat lebih luas.

Pada kesempatan yang sama, hal menarik lain disampaikan oleh Habib Huesin Ja’far Al Hadar. Menurutnya, moderatisme di tubuh Muhammadiyah sudah sangat baik. Muhammadiyah dinilai inklusif dan terbuka bagi semua kalangan. Bahkan sudah menjadi ciri awal sejak organisasi ini berdiri.

Terkait Islam wasathiyah, Habib Ja’far mengatakan moderatisme atau wasathiyah bukan berarti tidak memihak pada siapapun. Namun, layaknya wasit yang berdiri di tengah, Muhammadiyah melihat ke kanan dan ke kiri secara fair. Tidak bias ke kanan maupun ke kiri. Muhammadiyah akan menilai suatu keadaan yang berdiri di hal yang benar. “Adapun moderatisme pada dasarnya bagian integral paling mendasar dari Islam. Jadi kemunculannya bukan karena terorisme atau radikalisme,” katanya.

Habib Ja’far juga menyebut sederet implementasi moderatisme dalam Muhammadiyah. Mulai dari moderatisme ekonomi yang mencegah kemiskinan hingga moderatisme pendidikan dengan puluhan ribu lembaga pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah, termasuk UMM dan 174 perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah lainnya.

Pun dengan moderatisme moral yang dibuktikan sikap integritas yang tinggi, anti korupsi, disipilin dan lainnya. Moderatisme sosial Muhammadiyah juga ia nilai sangat baik. Bisa dilihat dari keterbukannya yang bagus, contohnya persentase mahasiswa non-muslim di perguruan tinggi Muhammadiyah Kupang yang mencapai 70% lebih. Kemudian tiga aspek terakhir yakni moderatisme Muhammadiyah dalam aspek dakwah, kebangsaan, serta gender.

“Mungkin satu masukan yang bisa didiskusikan lebih lanjut di Muktamar Muhammadiyah nanti adalah moderatisme digital. Saya seringkali hadir di forum digital, tapi susah sekali menemui orang-orang Muhammadiyah yang jadi dai digital. Padahal tantangan dan medan perang utama ada di sini. Hampir 63% orang itu belajar Islam lewat platform digital. Bahkan menurut riset, masyarakat Indonesia rata-rata menggunakan 8,5 jam untuk gawainya. Maka ini menjadi hal yang penting untuk segera didiskusikan dan dicari strateginya,” ungkap Habib Ja’far.

Di sisi lain, Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center PP Muhammadiyah Rahmawati Husein, P.hD. menyampaikan Islam wasathiyah dari perpektif praksis. Bagaimana gerakan kemanusiaan yang Muhammadiyah lakukan menjadi bagian wujud Islam wasathiyah. Ia menjelaskan bahwa prinsip kemanusiaan ada empat yakni humanity, impatiality, neutrality dan independence.

“Muhammadiyah menolong orang itu tidak didasarkan atas latar belakang agama atau golongan. Tapi, Muhammadiyah membantu didasarkan atas teologi Al-Maun dan prinsip-prinsip kemanusiaan,” tegas Rahmawati.

Hal tak jauh berbeda juga disampaikan Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial Humaniora BRIN Prof. Dr. Ahmad Najib Burhani. Ia menjelaskan secara historis dan politis makna dari ummatan washatan. “Dalam konteks menuju Indonesia emas 2045 nanti, maka makna ummatan wasathan yang paling cocok dengan kita adalah bagaimana kita menjadi umat terbaik,” tegasnya. (diko)

Tags: 2045bangsaIndonesiamuhammadiyahUMM
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah
Berita

Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah

2 Juli, 2024
Next Post
Inklusif, Ciri Gerakan Kaum Muda Berkemajuan

Inklusif, Ciri Gerakan Kaum Muda Berkemajuan

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In