YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Majelis Pemberdayaan Masyrakat (MPM) PP Muhammadiyah selaku Sekretaris Panitia Pusat Muktamar 48 Muhammadiyah & Aisyiyah, Dr. M. Nurul Yamin., M.Si dan Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA), Prof. Dr. Gunawan Suryoputro, M.Hum telah melaksanakan Penandatangan MOU seputar KKN 3T dalam acara DOORSTOP AFILIASI #5 : Jejak Air Bersih Tliu, Muhammadiyah Berbagi Untuk Negeri di desa Tliu, Nusa Tenggara Timur, Rabu (7/9/2022).
Dalam pembukaan acara tersebut Dr. M Nurul Yamin mengungkapkan mengenai pengelolaan air bersih yang sesungguhnya di tahun 2019 sudah ditemukan, namun perlu dilakukan pengkajian terlebih dahulu sehingga air baru bisa dikelola dengan baik di tahun ini.
Dirinya juga menambahkan bahwa bagi Muhammadiyah, ini merupakan suatu bentuk dakwah. “Karena Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam Amar Ma’ruf, yang didalam hal-hal kemanusiaan menganut prinsip Rahmatan Lil Alamin,” ungkapnya.
Kepada Tim Media secara daring dan peserta di lokasi, Dr. Zainur Wula, M.Si selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang berkata bahwa dirinya tidak menyangka akan ada sumber air bersih di lokasi tersebut, namun rencana Allah selalu menakjubkan, lewat Muhammadiyah dan bantuan masyarakat tentunya, air bersih ini sampai di depan mat akita semua.
“Muhammadiyah untuk semua, Air untuk semua adalah prinsip yang kami pegang saat ini, dan terbukti dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang meresmikan pembangunan sarana air bersih disertai dengan masjid ahmad Dahlan dan bangunan lainnya,” ungkap Zainur.
Munawar selaku Manajer Program Pembangunan AIr Bersih TLIU menjelaskan bahwa aliran Air bersih ini membutuhkan 5 genset sebagai pengganti listrik yang tidak sampai ke desa dan beberapa pipa serta bak penampungan yang digunakan dengan menyesuaikan keadaan tanah yang berbukit-bukit agar sampai ke 3 kampung masyarakat dan kemudian digunakan untuk kebutuhan rumah warga, masjid, sekolah, dan panti asuhan.
Terakhir, Thimotius Natonis, Kepala Desa TIiu juga sangat meyatakan dirinya terkesan dengan ungkapan “Muhammadiyah Bersama, Air Bersama, Pendidikan Bersama” karena kata ‘bersama’ tersebut tidak memilih atau memilah yang mana hal ini bermanfaat untuk banyak kalangan masyarakat tanpa memandang agama, ras, dan perbedaan. (Hasbi/Arina)