YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sebagaimana dikemukan oleh AR Fahrudin bahwa pengajian adalah ruhnya Muhammadiyah, maka tanpa pengajian Muhammadiyah ibarat jasad yang tidak bernyawa. Maka agar Muhammadiyah termasuk ‘Aisyiyah tetap bertahan hidup, maju dan berkembang, pengajian harus dirawat dan dihidup-hidupkan.
Pada masa pandemi, hampir sebagian besar pengajian-pengajian terutama di akar rumput cabang-ranting terpaksa diliburkan. Beberapa di antaranya beralih ke online tetapi tidak semua jama’ah bisa mengikutinya karena beberapa kendala yang tidak mudah diatasi.
Melihat perkembangan kasus positif Covid sudah melandai beberapa pengajian di cabang dan ranting sudah mulai digelar kembali. Untuk memastikannya sekaligus memberi dukungan semanagt maka pada bulan Agustus -September 2022 Majelis Tabligh (MT) Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) DIY mengadakan kunjungan silaturahim (kunsiroh) ke pengajian-pengajian cabang/ranting yang tersebar di 5 daerah yaitu Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kota Yogyakarta, Bantul, Sleman, Kulonprogo, dan Gunungkidul.
Pengajian sasaran kunsiroh, yang menentukan masing-masing PDA, bisa terdiri dari dua, tiga atau empat lokasi kunjungan. Bentuk pengajiannya bisa umum milik ‘Aisyiyah atau pengajian komunitas seperti pengajian komunitas mu’allaf, pengajian komunitas pedagang dan lain-lain.
Dra Hj Hasta Dewi, Ketua MT PWA DIY mengemukakan tujuan kunsiroh adalah untuk menyapa sekaligus konsolidasi pengelolaan pengajian. Dengan memberi dukungan dan semangat sekaligus memastikan pengajian-pengajian di akar rumput sudah bergiat kembali setelah pandemi.
Juga mendorong para pengelola pengajian untuk mengembangkan pengajian yang berkemajuan. Baik dari segi isi konten maupun metode. Isi pengajian bermuatan Islam Berkemajuan. Islam yang menjiwai seluruh asoek kehidupan. Sehingga pengajian ‘Aisyiyah tidak hanya berisi materi agama saja, tetapi juga mengkaji bidang lain.
Caranya adalah pengajian ‘Aisyiyah dilaksanakan lintas majelis. Tentu saja hal tersebut membutuhkan perencanaan yang baik terkait dengan materi, metode, waktu maupun narasumbernya. Dalam kunsiroh tersebut juga diserahkan dana insentif dari MT PWA kepada daerah dan cabang yg dikunjungi sebagai bentuk dukungan dan apresiasi.
“Selain itu, kunjungan juga dimaksudkan untuk memperkuat basis data yang dimilki oleh ‘Aisyiyah, terkait dengan pengajian di tingkat daerah cabang dan ranting. Dengan data ini diharapkan program-program ‘Aisyiyah terutama yang terkait dengan pengajian akan tepat sasaran dan bisa memberi manfaat seluas-luasnya, tidak hanya bagi warga ‘Aisyiyah tetapi juga bagi semua masyarakat,” ungkap Hasta.
Berdasarkan hasil kunjungan tersebut, sebagaimana yang dikemukakan Hasta, ke depan MT PWA DIY akan memrogramkan agenda penghargaan untuk cabang atau ranting penggerak pengajian terbaik. Dengan harapan pengajian semakin berkembang menebar kebermanfaatan, sekaligus bisa menginspirasi pengajian di tempat lain. (Intan/Rpd)