SURABAYA, Suara Muhammadiyah – Upacara Bendera SD Muhammadiyah 15 Surabaya (SDM Limas) di halaman sekolah, Senin, 5 September 2022, dimulai pukul 06.30 dengan tetap jalankan protokol kesehatan.
Kegiatan ini diikuti seluruh siswa-siswi SD Muhammadiyah 15 mSurabaya kelas 1 sampai 6, ustad dan ustadzah guru karyawan serta bapak ibu Walimurid.
Indah Fatmawati SAg Guru Kelas 1 sebagai pembina upacara bendera menyampaikan
Hubungan Kasih Sayang Antar Umat Islam. Kasih sayang mutlak diperlukan dalam kehidupan, keberadaan manusia di muka bumi karena sifat Rahman Rahimnya Allah SWT.
Tidak semua pasangan orang tua berkesempatan mendapatkan anugrah Allah berupa anak yang saleh dan shalihah,”seperti anak anak SDM Limas ini,untuk itu anak-anakku semua hendaknya kalian bisa berprilaku yang baik saling menyayangi dengan sesama teman kalian, setuju anak-anak,”tanya Indah, panggilan akrabnya. Anak-anakpun menjawab, dengan serempak,”setuju ustadzah.”
Hubungan kasih sayang antara orang mukmin bagaikan hubungan antar anggota tubuh. Jika salah satu anggota tubuh kita sakit maka bagian tubuh kita yang lain akan merasakan sakit juga.
Jika kita ingin mendapatkan curahan kasih sayang dari orang lain maka sudah sepatutnya kita juga harus bersikap sayang dengan yang lain, “sebagaimana Hadits yang diriwayatkan Bukhori Muslim
من لا يرحم لا ير حم
Barang siapa yang tidak menyayangi maka tidak akan disayangi.( HR Bukhori Muslim).” Tambah Indah, dengan tersenyum khasnya ustadzah asal Lamongan ini.
Ucapan senada disampaikan Yusran Fathan Mahardanto, siswa kelas 1-Bee SD Muhammadiyah 15 Surabaya, dalam kehidupan ini dia ingin memperoleh kasih sayang dari Allah SWT, di rumah selalu mendambakan kasih sayang orang tua sedangkan di sekolah mengharapkan kasih sayang ustad dan ustadzah.
“Alhamdulillah bersyukur sekali karena selama ini Allah SWT selalu memberikan kasih sayang pada kita semua, mendapat kasih sayang ayah dan ibuku di rumah, demikian juga saat di sekolah aku dan temen-temeku semua memperoleh kasih sayang dari ustad dan ustadzah, semoga aku bisa meraih cita-cita yang ku inginkan,”celoteh polosnya, siswa yang punya cita-cita sebagai pilot pesawat ini. (Ali Shodiqin)