PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka Internasionalisasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah (PTMA), Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) jalin kerjasama dengan berbagai kampus tingkat dunia. Salah satu upaya itu dengan mengundang Dr Youhey Kiyoyama yang merupakan Associate Professor di Kyoto University untuk menyampaikan Kuliah Umum pada Selasa (6/9/2022) di Kampus Utama, jalan Tuanku Tambusai Pekanbaru.
Dihadapan rektor dan civitas akademika Umri, Pakar Teknik Lingkungan itu banyak berbicara tentang pembangunan berbasis lingkungan dan menjadikan kota Kyoto sebagai model dalam hal pengembangan tersebut, dimana bangunan kuno tetap terpelihara dalam nuansa modern.
Kiyoyama mengatakan “Kyoto University didirikan pada tahun 1897 dan kini menurut EduRank berada pada posisi ke 2 di Jepang, nomor 3 di Asia dan peringkat 55 di Dunia. Dalam operasionalnya jumlah endowment atau wakaf yang dimiliki universitas ini sebanyak USD 2.4 Miliar atau sekitar Rp. 33,5 Triliun”.
Sementara Rektor Umri Dr H Saidul Amin MA dalam sambutan berbahasa Inggris mengatakan “This public lecture is just an entry point to develop the partnership between two universities and two countries. We sincerely hope that we can have the partnership into reality by signing MoU especially in the scopes of student and lecturer exchanges as well as research collaboration”.
Pada sisi lain Rektor mengharapkan civitas akademika Umri dan mahasiswa dapat mencontoh Jepang dalam aspek memelihara tradisi walaupun berada dalam era disrupsi saat ini.
“Apatahlagi ajaran Islam yang memang didesain untuk manusia akhir zaman tentu akan menjadi solusi dalam peradaban manusia. Di sinilah tugas kader Muhammadiyah dalam kancah dakwah global” tegas Saidul Amin.
Saidul Amin juga membuat catatan khusus pemaparan materi Kiyoyama dalam aspek pengembangan Kyoto University yang memiliki endowment atau wakaf universitas sebanyak USD 2.4 Miliar atau sekitar Rp. 33,5 Triliun.
“Realitas yang disampaikan oleh Dr Kiyoyama soal dana wakaf yang dimiliki Kyoto University tentu sangat menarik untuk dikaji di tengah upaya membangkitkan semangat berwakaf dan membangun berbasis wakaf di Umri,” sebut Saidul Amin.
Di akhir sesi kuliah umum itu Kiyoyama menegaskan bahwa pihaknya menyambut baik rencana dan upaya Umri untuk menjalin kemitraan dan kerjasama serta akan menindaklanjuti sekembalinya ke Jepang nanti. (Jayus/Riz)