“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)” (QS.Al-Baqarah 165).
KUDUS, Suara Muhammadiyah, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Muhammadiyah Jawa Tengah, Dr. Drs. H. Rozihan, S.H., M. Ag., menyampaikan materi Masa Ta’aruf (Masta) dengan tema “Muhammadiyah : Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah ”. Masta yang diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) diikuti semua mahasiswa baru dari 20 program studi yang ada secara luring di Auditorium UMKU pada Jum’at, 09 September 2022. Adapun pelaksanaan Masta selama 2 (dua) hari dilaksanakan 8-9 September 2022.
Rozihan yang juga Wakil Ketua Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Kudus menjelaskan berkaitan Pedoman Hidup Islami adalah Seperangkat nilai dan norma islami yang bersumber Alquran dan Sunnah untuk menjadi pola bagi tingkah laku manusia sehari-hari, pedoman Islami ruang lingkupnya kehidupan pribadi, kehidupan dalam keluarga, kehidupan bermasyarakat, kehidupan berorganisasi, kehidupan dalam mengelola Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), kehidupan dalam mengembangkan profesi, kehidupan dalam bisnis, kehidupan dalam berbangsa dan bernegara, kehidupan melestarikan lingkungan, kekehidupan mengembangkan IPTEK dan kehidupan mengembangkan seni budaya.
Rozihan yang juga Wakil Ketua Pembina Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan serta Lembaga Hikmah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah menjelaskan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) memiliki 7 (tujuh) sifat dan kriteria sebagai berikut:
Pertama, Mengandung hal-hal yang pokok (prinsip dan penting) artinya mengacu pada nilai dan norma yang Islami. Kedua, Bersifat pengayaan, Memberi banyak khazanah untuk membentuk keluhuran dan kemulian ruhani dan tindakan. Ketiga, Aktual, memiliki keterkaitan dengan tuntutan dan kepentingan kehidupan sehari-hari Keempat, Memberikan arahan tindakan, individu – kolektif yang bersifat keteladanan. Kelima, Ideal, menjadi panduan umum untuk kehidupan sehari-hari yang bersifat pokok dan utama. Keenam, Rabbani, mengandung ajaran dan pesan bersifat akhlaqi menuju kesalihan yang Rabbani. Ketujuh, Taisiri, panduan yang mudah difahami dan diamalkan.
Rozihan menjelaskan kembali bahwa Tujuan PHIWM adalah terbentuknya perilaku individu dan kolektif seluruh warga yang menunjukkan keteladanan yang baik (uswah hasanah) menuju terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Kehidupan pribadi meliputi aspek :
- Aqidah, tauhid kokoh dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana Firman Allah dalam Al-Baqarah 165 yang artinya “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)”. Menjauhi Tahayul Bid’ah Churafat (TBC).
- Akhlaq, dengan meneladani perilaku Nabi Muhammad SAW dalam berakhlaq mulia. Tulus dalam beraktivitas sebagaimana Firman Allah dalam Al-Bayyinah 5 yang artinya “ Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”.
- Ibadah, agar membentuk pribadi yang muttaqin sebagaimana Firman Allah dalam Ali-Imran 130 yang artinya “… dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan” dan melaksanakan ibadah mahdhah dengan sebaik-baiknya.
- Muamalah duniawiyah, sadar posisi sebagai khalifah sebagaimana firman Allah dalam Al-Baqarah 30 yang artinya Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi“. Khusnudzon dalam menyikapi hidup, Sesungguhnya Aku bergantung pada prasangka hambaKu. Berpikir burhani (empiris), bayani (tekstual), dan irfani (ikhsan).
Rozihan menjelaskan juga bahwa kehidupan Keluarga ada 3 (tiga) hal yang meliputi:
- Kedudukan Keluarga, sebagai tempat sosialisasi kehidupan Islami dalam mewujudkan keluarga sakinah, sebagaimana Firman Allah dalam At-Taghabun 14-15 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar”
- Fungsi Keluarga, sebagai Lahan kaderisasi dan keteladanan, sebagaimana Firman Allah dalam An-Nisa 9 yang artinya “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.
- Aktivitas Keluarga, yang meliputi :
- Menciptakan suasana harmonis dan Islami sebagaimana Firman Allah dalam Ar-Rum 30, yang artinya “ Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”
- Bersikap ikhsan terhadap keluarga dan menjauhi kekerasan sebagaimana Firman Allah dalam QS Al-Qashas 77 “ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.
- Berusaha membangun jamaah dalam keluarga Firman Allah dalam At-Tahrim 6, yang artinya “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
- (Supardi)