YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Pesantren mahasiswa K.H. Ahmad Dahlan (PERSADA) menggelar “Pekan perkenalan santri baru” secara offline di Amphitarium kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan secara online via Youtube dengan channel “Persada UAD TV”.
Ketua PP Muhammadiyah dr. H. Agus Taufiqurrahman, S.Ps., M.Kes menjelaskan pentingnya mengenal Muhammadiyah selama belajar di PERSADA. Dirinya memberikan salah satu contoh sikap yang senantiasa diamalkan oleh Muhammadiyah di berbagai penjuru, yaitu toleransi.
“Salah satu contoh adalah Muhammadiyah memberikan subsidi air bersih di Flores bahkan didirikan kampus Muhammadiyah juga walaupun di sana banyak yang non-muslim. Ini membuktikan bahwa Muhammadiyah mengamalkan sikap toleransi,” jelasnya, Rabu (7/9).
Dr Agus juga menceritakan salah satu tokoh Muhammadiyah yang sikap dan kepemimpinannya layak untuk dijadikan panutan. Sikap tersebut menjadi poin penting dalam menjalankan tugas dakwah Muhammadiyah.
“Kemudian, dari tokoh Muhammadiyah seperti A.R. Fachruddin Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1968-1990. Beliau adalah sosok ulama besar yang berwajah sejuk dan bersahaja. Kesejukannya sebagai pemimpin umat Islam bisa dirasakan oleh umat beragama lain. Itu karena beliau memiliki prinsip bahwa dakwah itu berlomba-lomba dalam kebaikan.”
dr Agus juga menyampaikan pesan untuk para santri PERSADA bahwa kualitas lulusan PT Muhammadiyah diharapkan tidak hanya unggul dalam intelektualnya tetapi juga moralnya. “Karena, moral atau sikap itu akan mengubah segalanya. Sebagaimana yang dikutip dari Pidato A.R. Fachruddin. Kalau kau merubah sikap, maka kau akan merubah nasib.”
Oleh karenanya, dr Agus menekankan bahwa Allah mengutus nabi Muhammad saw untuk menyempurnakan akhlak yang tersurat dalam H.R. Al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad no. 273. Dan sebaik-baiknya mukmin dalam keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya. (H.R. At-Tirmidzi no. 1162).
“Ajining Diri Soko Lathi Ajining Rogo Soko Busono Agama agemaning aji,” kutip dr Agus.
dr Agus menjelaskan bahwa falsafah tersebut memiliki arti bahwa harga diri seseorang terletak pada lidahnya. Harga diri badan dilihat dari pakaiannya dan dari agama (beriman dan takwa) dari sana maka akan mendapatkan aji (nilai atau harga diri).
“Ini yang menjadi perhatian bahwa seseorang bisa dilihat dari bagaimana orang itu berbicara. Karena seringkali orang mendapat malapetaka karena tidak bisa menjaga bicaranya, misalnya bicara “ngawur” dan “sembrono”. Tetapi tidak jarang juga keselamatan dan kemudahan didapatkan karena menjaga lisan.”
Selain itu, dr Agus menekankan bahwa penampilan juga mencerminkan harga diri seseorang.
“Inilah yang harus diperhatikan dan diterapkan oleh santri PERSADA dari falsafah Jawa tersebut, dalam tutur kata, berpakaian dan bergaul sehingga bisa menjadi sebaik-baik mukmin dalam keimanannya.”
dr Agus juga berpesan untuk para santri bisa menerapkan 3T yaitu Tertib ibadah, Tertib belajar dan Tertib organisasi dan belajar di PERSADA harus dengan senang hati, karena itu tidak akan mudah lelah.
“Belajar itu adalah rekreasi besar dalam hidup seseorang. Dalam nasihat imam Syafi’i. Jika kamu tidak tahan dengan lelahnya belajar maka kamu harus tahan dengan perihnya kebodohan,” tandas dr Agus.
Turut hadir dalam acara tersebut oleh Mudir PERSADA, Badan Pengurus Harian (BPH), para pengurus dan para santri baru PERSADA tahun akademik 2022/2023. (Badru Tamam)