YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno turut menjadi salah satu narasumber dalam acara Masa Ta’aruf Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) 2022 pada Senin (12/9).
Dalam kegiatan tersebut, Sandiaga mendorong para mahasiswa baru untuk mandiri dalam berkarya dengan menciptakan lapangan kerja baru dalam menghadapi bonus demografi di tahun 2045.
“Saat ini kita dihadapkan pada revolusi industri 4.0, dimana sumberdaya manusia saat ini dituntut fastabiqul khoirot (berlomba-lomba dalam kebaikan) untuk beradaptasi dan memiliki keahlian seperti learning skills, literacy skills, dan life skills. Oleh karena itu, jika kita sulit mencari pekerjaan maka kita harus optimis dengan menciptakan lapangan kerja baru, kita harus bangkit dan menyesuaikan keadaan saat ini dengan menciptakan peluang-peluang baru,” jelasnya di hadapan 5.555 mahasiswa baru UMY secara daring.
Sandiaga menegaskan bahwa masa kini merupakan waktu yang tepat untuk generasi milenial mengembangkan potensi diri dan memanfaatkan peluang-peluang usaha yang ada. Ia mengungkapkan Kemenparekraf telah menargetkan 4,4 juta lapangan pekerjaan di tahun 2024.
“Menurut saya ini adalah kesempatan emas bagi generasi milennial untuk mengembangkan potensinya guna menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja sehingga target 1,1 juta lapangan kerja di tahun 2022 dan 4,4 juta lapangan kerja di 2024 bisa tercapai,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa terlepas dari banyaknya peluang usaha yang ada untuk generasi milennial saat ini, terdapat juga rintangan terjal yang menghadang. “Meskipun banyak peluang, tetapi juga ada rintangan dalam menjemput peluang tersebut. Untuk itu siapkan diri kalian untuk menjadi seorang entrepreneur yang adaptif dalam menggunakan teknologi,” tambahnya.
Dalam akhir materinya, Sandiaga berpesan pada mahasiswa baru untuk mencintai produk dalam negeri. “Saat ini Indonesia berada dalam posisi 3 besar bidang ekonomi kreatif di dunia, untuk itu agar Indonesia tetap berada pada posisi 3 besar tersebut maka kita harus mengurangi konsumsi produk-produk dari luar negeri. Gunakan produk dan konten-konten dalam negeri, perbanyak menonton film-film dan mendengarkan lagu Indonesia, kurangi menonton drama Koreanya dan lagu-lagu K-pop,” pungkasnya. (YA)