Muktamar yang Membahagiakan Anak-anak
Oleh: dr Nurcholid Umam Kurniawan, Sp.A, M.Sc
InsyaAllah dengan ridha Allah, 18-20 Nopember 2022 ini Muhammadiyah akan menggelar peehelatan akbar yang telah tertunda 2 tahun karena pandemi. Muktamar Muhammadiyah ke 48 di Kota Solo yang akan menghasilkan keputusan-keputusan yang maslahat tidak hanya untuk warga persyarikatan tapi juga masyarakat pada umumnya.
Ada satu kelompok masyarakat yang tidak boleh tertinggal dalam Muktamar ini, yaitu anak-anak. Anak merupakan representasi masa depan Muhammadiyah. Organisasi yang baik adalah organisasi yang sistem kaderisasinya baik, yang anggotanya tidak hanya orang-orang tua, tp banyak anak mudanya. Anak merupakan cikal bakal sebuah organisasi bahkan cikal bakal bangsa dan entitas sebuah negara.
Muktamar sudah selayaknya membahagiakan, tidak hanya untuk orang-orang tua atau pemuda pemudinya, tapi juga untuk anak-anaknya. Menggembirakan anak dalam event Muktamar ini sudah seharusnya menjadi salah satu agenda utama agar generasi muda tertarik ke Muhammadiyah. Bagaimana menggembirakan anak di arena hiruk pikuk Muktamar ini?
- Melibatkan anak dalam semua event Muktamar, seperi menampilkan rombongan TK ABA bernyani Sang Surya sambil menari. Sederhana tapi membahagiakan dan membanggakan arang tuanya. Apalagi didepan Ayahanda Haedar Nashir atau pejabat publik yang membuka Muktamar.
- Membuat program Muktamar ramah anak, semacam arena bermain di dekat arena atau di lapangan sekitar Muktamar Fair, sehingga ketika diajak ke arena Muktamar, anak akan merasa pergi ke arena bermain.
- Menghindari tindakan yang merugikan anak, seperti merokok di sekitar arena Muktamar tentunya sudah tidak perlu ada lagi mengingat rokok haram menurut Majelis Tarjih.
- Membuat sebuah keputusan Muktamar yang dikhususkan untuk anak Indonesia, misalnya menginstruksikan seluruh AUM dan Ortom untuk membuat dan menggerakkan program pencegahan dan pemberantasan stunting, gizi buruk dan penyakit menular di wilayahnya masing-masing sepulang Muktamar.
- Membuka seluas-luasnya kesempatan anak untuk belajar, mendapatkan beasiswa bagi yang kurang mampu dan meciptakan sekolah Murah Muhammadiyah mulai tingkat PAUD, TK, SD/MI, SMA/SMK.
- Menciptakan sistem dukungan untuk anak-anak yang kurang beruntung, misal anak Yatim-Piatu, anak dari keluarga dhuafa, anak difabel dan anak berkebutuhan khusus. Biarkan mereka ringgal di rumahnya bersama orang-orang yang dicintai tanpa harus khawatir besok pagi mau makan apa, bajunya bagaimana dan mau tidur dimana. Sistem orang tua angkat seperti saat program pertukaran pelajar keluar negri merupakan program yang layak diadopsi dan dibiayai Muhammadiyah.
- Membela hak hukum anak juga isu yang kurang banhak disentuh. Selayaknya Muhammadiyah memiliki lembaga bantuan hukum anak yang selevel KPAI, digawangi para lawyer handal dan orang-orang macam Kak Seto yang menguatkan kepedulian pada hak hukum anak.
- Seni dan budaya merupakan jiwa dasar anak-anak. Buatlah Rumah Seni untuk anak di ranting cabang masing-masing, atau Pondok Bercerita, atau Club Rumah Pohon untuk posko mereka bernyanyi dan menari serta difasilitasi ke perlombaan tingkat Nasional atau Internasional.
- Berdirinya sebuah rumah produksi milik persyarikatan yang nantinya akan menghasilkan film-film anak bermutu dan sebagai arena para anak berekspresi tentunya bukan hal yang sulit di Muhammadiyah yang kaya dan banyak ahli sinematologi dan kartunis.
Masih banyak usaha lain untuk menggembirakan anak di arena Muktamar dan pasca Muktamar, bisa kita mulai dari hal-hal yang sederhana di ranting cabang kita masing-masing, yuk bisa yuk bikin lomba sepeda hias songsong Muktamar, lomba lukis dan nyanyi, qiroah, adzan dan bercerita riwayat Kakek Ahmad Dahlan versi mereka. Hadiahnya, jangan tanggung-tanggung, jangan cuma sepeda, tapi juga mungkin hadiahnya tiket ke Solo sekeluarga, menginap di hotel dan bersenang-senang bersama Kakek, Nenek, Paman, Tante, Kakak dan siapa tahu ketemu sama ayahanda Haedar Nashir bisa foto bersama, asyik kan….
Nurcholid Umam Kurniawan, Dokter Spesialis Anak, bekerja di RS PKU Muhammadiyah Bantul dan dosen di Fakultas Kedokteran UAD Yogyakarta