PONOROGO, Suara Muhammadiyah – Ternyata dua tahun pandemi Muhammadiyah ‘Aisyiyah bukan berhenti kegiatan. Masa pandemi selama dua tahun itu dimanfaatkan untuk membangun gedung-gedung keunggulan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.
Termasuk RSU ‘Aisyiyah Ponorogo yang juga membangun di masa pandemi sebagaimana disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini dalam peresmian Gedung Blok A – Gedung Firdaus Rumah Sakit Umum (RSU) ‘Aisyiyah Ponorogo pada Sabtu (17/9/2022).
Peresmian ini dihadiri oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini, Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Shoimah Kastolani; Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Timur, Siti Dalilah Candrawati; Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), Tamhid Mashudi ; Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kabupaten Ponorogo, Titi Listyorini; hingga Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak.
Noordjannah menyebutkan hal ini merupakan sebuah kesyukuran dimana Muhammadiyah ‘Aisyiyah dapat menghadapi pandemi dengan penuh kearifan. Upaya yang dilakukan ‘Aisyiyah bagi Noordjannah merupakan langkah nyata dalam memajukan negeri. “Jika disitu ada ‘Aisyiyah, maka disitu ada pergerakan perempuan yang ingin mengisi negeri dengan penuh amanah,” tegas Noordjannah.
Lebih lanjut Noordjannah menyampaikan bahwa spirit ajaran agama Islam, sebagai hamba Allah ada dua hal yang harus dilakukan yakni sebagai Abdun. “Sebagai hamba yang harus bersujud, bersembah kepada yang Maha Agung dengan kekhusyukan dan ikhtiar yang sungguh-sungguh,” jelas Noordjannah. Umat Islam juga memiliki spirit untuk mewujudkan Islam Rahmatan lil’ Alamin yang memberikan rahmat kepada semua ciptaan Tuhan yang diwujudkan dari spirit nilai dan ikhtiar dengan amaliyah yang dilakukan.
Terkait pembangunan dan kemajuan yang dicapai RSU ‘Aisyiyah Ponorogo, Noordjannah mendorong agar RS ini dapat juga mengembangkan dirinya menjadi RS Pendidikan. “Kami mendorong, mengapresiasi agar RSU ‘Aisyiyah Ponorogo menjadi RS pendidikan utama. Kita memerlukan itu karena perkembangan Muhammadiyah ‘Aisyiyah di Perguruan Tinggi luar biasa dan ada kepentingan untuk mempersiapkan tempat bagi fakultas kedoteran Muhammadiyah ‘Aisyiyah. “Semoga RS ini menjdi semakin baik dan lebih baik serta melakukan pelayanan dengan penuh penghidmatan,” tandasnya.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elistianto Dardak memberikan apreasiasi yang tinggidari keinginannya yang besar menghadiri kegiatan peresmian di tengah jadwalnya yang padat di Jakarta dan Surabaya. “Kenapa saya bela-belain ke sini, karena ini wujud rasa bangga saya, Kita perlu menghargai mengapa Muhammadiyah disebut pergerakan karena amal usaha dari pergerakan ini adalah pendidikan dan kesehatan, dua sektor yang luar biasa penting,” ujarnya yang disambut tepuk tangan hadirin.
Emil Dardak atas nama pemerintah provinsi Jawa Timur, menyampaikan selamat dan apresiasi atas diselesaikan pembangunan Gedung Firdaus ini. Gedung yang saat awal tahun ia berkunjung masih dalam proses pembangunan kini sudah berdiri dan beroperasi.
“Kita disini untuk menyaksikan momen yang istimewa yang menunjukkan betapa di negara yang kita cintai ini digerakkan melalui darma bakti dari gotong royong luar biasa dari rakyatnya yang dalam hal ini diwadahi pergerakan ‘Aisyiyah,” tutur Emil Dardak.
Disampaikan Emil, peran Muhammadiyah ‘Aisyiyah sebagai sektor non pemerintah sangat besar dalam menyediakan pendidikan dan kesehatan. Sehingga amal usaha-amal usaha Muhammadiyah ‘Aisyiyah sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. “Saya tidak terbayang kalau misalnya tidak ada peran dari swasta dalam menyediakan pendidikan dan kesehatan seberapa kesenjangan antara penyediaan layanan dan kebutuhan. Sehingga ini adalah amal usaha yang betul-betul kerasa dampaknya di masyarakat.”
Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi, lanjut Emil dapat menggalang kepedulian dari para anggotanya hingga mampu membangun amal usaha yang besar adalah hal yang luar biasa baginya “Saya kadang-kadang juga bingung kita di pemerintah yang tinggal mengelola dana pajak saja kadang-kadang merasa bingung dan tidak cukup. Tetapi Muhammadiyah yang sebuah organisasi justru dapat menggalang kepedulian dari anggota dan membangun amal usaha, itu luar biasa betul.”
Emil berharap antara ‘Aisyiyah dengan pemprov Jawa Timur dapat terus terjalin kerjasama untuk dapat meningkatkan gotong royong membangun bangsa. “Semoga dialog dan kerjasama terus terjalin, ‘Aisyiyah ini memang luar biasa, bahkan bisa memacu meminta Pemprov dan Pemkab untuk terus dapat lari melayani masyarkat.”
Tingkatkan Layanan dan Teknologi
Atas peresmian gedung baru RSU ‘Aisyiyah Ponorogo ini, Bupati Kabupaten Ponorogo Sugiri juga terus mendorong setiap rumah sakit yang ada di Ponorogo dapat terus meningkatkan ciri khasnya masing-masing. Sehingga keragaman layanan kesehatan dapat dinikmati masyarakat. “RS ‘Aisyiyah, RS yang luar biasa, top markotop dan membuat iri, yang membuat ingin terus bersama ‘Aisyiyah dalam pelayanan kesehatan di Ponorogo,” tuturnya.
Dalam sambutannya, Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo, Wegig Widjanarko menyampaikan bahwa Gedung Firdaus yang memiliki delapan lantai ini merupakan sebuah pencapaian panjang karena direncanakam pembangunannya sejak 15 tahun yang lalu.
Gedung yang dibangun selama dua tahun ini menurut Wegig juga akan difungsikan sebagai gedung medical center dengan penerapan berbagai teknologi.
Dijelaskan Wegig bahwa dua lantai gedung Firdaus berada di bawah tanah yang akan difungsikan sebagai area parkir kemudian lantai untuk penempatan water ground tank serta berbagai peralatan di bawah tanah.
Lantai satu Gedung Firdaus merupakan lokasi Instalasi Gawat Darurat (IGD) termasuk Instalasi Penunjang Radiologi dan unit laboratorium. Kemudian pada lantai dua difungsikan sebagai lantai rawat jalan, lantai tiga juga sebagai lantai rawat jalan serta perkantoran. Kemudian lantai empat akan difungsikan sebagai lantai rawat inap, lantai lima merupakan lantai rawat inap dan ICU, dan terakhir lantai enam yang akan difungsikan sebagai bedah central.
Salah satu keistimewaan lain dari gedung baru RSU ‘Aisyiyah Ponorogo ini adalah berbagai kecanggihan teknologi yang diterapkan untuk meningkatkan pelayanan. Terdapat dua lift yang dapat difungsikan sebagai transportasi. Kemudian terdapat peneumatic tube system yang merupakan sarana transportasi atau lalu lintas barang maupun dokumen di rumah sakit yang menggunakan volume udara. Sistem ini nantinya menurut Wegig akan mempermudah dan mempercepat distribusi obat maupun sampel.
Lebih lanjut, gedung ini juga memakai sistem sterilisasi yang sudah berstandar nasional dan ini menurut Wegig sangat membanggakan. “Membahagiakan karena kita di Ponorogo mempunyai Rumah Sakit yang fasilitasnya tidak kalah dengan kota besar, dan tentu menjadi cerminan program Bupati Ponorogo yaitu Ponorogo Hebat.
Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kabupaten Ponorogo, Titi Listyorini menyebut sangat membahagiakan ‘Aisyiyah memiliki amal usaha Rumah Sakit yang berkembang dengan cukup pesat di Ponorogo ini. Akan tetapi ia menyampaikan amal usaha yang dimiliki ‘Aisyiyah di Ponorogo bukanlah hanya Rumah Sakit. Sebut saja di bidang ekonomi ada usaha catering, kemudian di bidang kesejahteraan sosial ada panti asuhan.
“Jika panti lain kebanyakan mengasuh anak yatim dan dhuafa’ akan tetapi di kita juga mengasuh anak dengan kebutuhan khusus, semua tuna kita bina untuk menjadi mandiri,” ujar perempuan yang akrab dipanggil Lis ini. Ia menyebutkan panti asuhan ‘Aisyiyah saat ini juga berencana melakukan pengembangan unit karena saat ini masih kekurangan.
Di bidang pendidikan juga ‘Aisyiyah terus bergerak dan memiliki pondok tahfidzul Quran ‘Aisyiyah. “Mohon doa untuk kelancaran semua kegiatan-kegiatan ‘Aisyiyah,” ujar Lis. (Suri/Riz)