MEDAN, Suara Muhammadiyah – Mengkaji tentang kalender Islam global, OIF UMSU dan Necmettin Erbakan University of Technology Turkey mengadakan webinar internasional. Tema besar yang diangkat adalah “Masa Depan Kalender Hijriah Global” (Mustaqbal at-Taqwim al-Hijry al-‘Alamy). Bertindak sebagai narasumber adalah Doc.Dr. Abdullah Acar dari Turkey, yang merupakan praktisi dan pemerhati masalah hisab rukyat dan kalender Islam, dan Dr Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar MA selaku kepala OIF UMSU. Sedangkan moderator Al-Ustadz Sugianto Amir, LC.
Webinar ini dihadiri sekitar 100 org peserta dari berbagai kalangan, diantaranya dari Ma’had Abu Ubaidah, mahasiswa Al-Azhar Cairo, mahasiswa Turki, dan lainnya.
Prof Dr Nawir Yuslem, selaku BPH UMSU yang mewakili rektor UMSU yang berhalangan hadir menyampaikan dalam sambutannya bahwa acara ini sejatinya sangat positif, dan UMSU sangat mendukung upaya ini sebagaimana hal ini juga merupakan proyek besar dari persyarikatan Muhammadiyah yang telah digaungkan sejak lama. Tak lupa beliau mengucapkan terimakasih atas kesediaan dua narasumber yg mengisi acara ini.
Sementara itu dalam pemaparannya masing-masing narasumber menyampaikan harapan dan tantangan dalam mewujudkan kalender Islam global, menurut Abdullah Acar, persoalan kalender Islam sesungguhnya terkait dengan pembahasan hisab rukyat yang sangat dinamis.
Menurutnya, kesatuan umat diantaranya dapat diwujudkan dengan terbentuknya kalender Islam yg bersifat internasional. Selain itu beliau juga menuturkan bahwa pemahaman-pemahaman klasik terkait masalah ini juga harus direkonstruksi, diantaranya pemahaman tentang bahwa rukyat itu sebagai perintah ta’abbudy, menurutnya hal ini saat ini sudah tidak relevan lagi.
Abdullah Acar juga menyoroti persoalan matlak. Menurutnya, tuntutan modern hari ini mengharuskan umat Islam harus menerapkan Ittihad matlak, bukan ikhtilaf matlak. Diakhiri presentasinya, Abdullah Acar menyatakan bahwa kesatuan umat diantaranya dapat diwujudkan dengan terbentuknya kalender Islam global.
Adapun Dr Arwin dalam pemaparannya menguraikan tentang proyek kalender Islam global yg digaungkan Muhammadiyah. Menurutnya Muhammadiyah telah sejak lama mengkaji masalah ini , berbagai kajian telah dilakukan untuk hal ini. Namun poin pentingnya adalah bahwa Muhammadiyah telah bersiap meninggalkan konsep hisab hakiki wujudul hilal yg bersifat lokal menuju konsep kalender Islam yang bersifat global atau internasional.
Indikasi perubahan itu diantaranya dapat dilihat dalam putusan muktamar Muhammadiyah di Makassar bbrp tahun silam, yg akan dilanjutkan kembali dalam muktamar di solo tahun ini. Upaya ini tidak lain merupakan upaya menghadirkan identitas peradaban Islam yg telah berusia 14 abad lebih namun sampai saat ini belum memiliki sistem penjadwalan waktu yang terpadu dan terintegrasi. (Syaifulh/Riz)