TEGAL, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah adalah gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar bergerak di semua lini kehidupan dengan muara mewujudkan masyarakat Islam yang utama berpegang teguh dengan Islam yang sebenar-benarnya.
Demi menyalakan api perjuangan Muhammadiyah itu, Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah Pondok Pesantren Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kab. Tegal (PR IPM PPAD), mengadakan agenda penting yaitu Seminar Kepemimpinan: Pesantren Sebagai Basis Persemaian Kader Militan Muhammadiyah. Agenda ini sebagai tindak lanjut dari acara pelantikan pengurus baru IPM PPAD periode 2023-2024 dan sekaligus sebagai pembaharuan niat bagi para santri untuk merawat api perjuangan Muhammadiyah, pada Sabtu (17/09).
Narasumber yang dihadirkan dalam agenda ini Muhammad Jamaludin Ahmad, Ketua Lembaga Pengembangan Cabang Ranting (LPCR) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Salah satu sebab mengundang Ustadz Jamal adalah karena beliau mantan ketua PP. IPM masa jabatan 1989-1993.
Sekelumit wejangan yang berkaitan erat dengan esensi utama dalam bermuhammadiyah. Menurutnya, “Bermuhammadiyah itu beribadah. Beribadah, berdakwah, berilmu-beramal, berjihad-berkorban, dan menebar rahmatan lil’alamin”, ucap Jamal. Esensi utama bermuhammadiyah inilah yang membingkai perjuangan dakwah para kader PR. IPM PPAD dalam setiap misi amar ma’ruf nahi munkar, dan sekaligus menjadi ruh yang menjiwai di setiap pergerakan.
Ustadz Jamal juga menambahkan (dalam sesi wawancara), “Tidak boleh, jika ada pesantren Muhammadiyah di suatu daerah, cabang atau ranting hanya mengajar untuk internal, namun harus juga bisa mengajar di luar pondok dengan mengisi pengajian dan menjadi Imam masjid di sekitarnya. Semakin banyak pesantren, maka semakin banyak dinamika cabang ranting”, tutur Ustadz Jamal.
Peran strategis pesantren Muhammadiyah sebagai basis persemaian kader semakin nampak manfaat yang dipetik, dengan kedatangan ketua LPCR PP. Muhammadiyah ini menjadikan arah gerak dan ruang gerak para kader di pondok (mencakup Asatidz dan Santri) semakin terarah dan tepat sasaran untuk pengembangan Muhammadiyah. (Alvin Qodri Lazuardy).