YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sebuah kebahagiaan tersendiri bagi mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah periode 1986-1989, Drs KH Muhammad Habib Chirzin. Pada Rabu (21/9) secara eksklusif menerima panugerah Doctor Honoris Causa dalam bidang Sosiologi Perdamaian dari Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Proses penganugerahan ini dilaksanakan di Gedung Prof RHA Soenarjo, SH atau Covention Hall UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Penganugerahan ini diberikan berdasarkan Surat Keputusan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Nomor 172.1 Tahun 2022 yang ditanda tangani 21/9/2022. Alasan dibalik penganugerahan tersebut hal ihwal dedikasi Habib Chirzin dalam memberikan kiprah utamanya mengembangkan sekaligus mengarustamakan nilai-nilai perdamaian lewat pelbagai kegiatan-kegiatan sosial sejak tahun 1982 hingga sekarang.
Tim penilai dalam proses pengukuhan ini datang dari Prof Dr H Muhammad Amin Abdullah sekaligus sebagai Promotor, Dr Achmad Zainal Arifin, MA sekaligus sebagai Sekretaris, Prof Dr Euis Nurlaelawati, MA, Prof Dr Bermawy Munthe, MA dan Prof Dr Sangkot Sirait, MAg sebagai Anggota.
Selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Dr Phil Al Makin, SAg., MA menuturkan bahwa penganugerahan ini merupakan manifestasi dari rangkaian dalam memperkuat tiga penganugerahan setelah ini, yakni Kardinal Miguel Guixot dari Ayuso dari Vatikan atas nama Paus Fransiskus, Kiai Yahya Cholil Staquf dari PBNU, dan Duta Besar RI untuk Lebanon Hajriyanto Tohari, perwakilan dari Muhammadiyah.
“Ketiganya simbol dari kedamaian dan persaudaraan umat manusia,” tuturnya.
Lanjut Prof Al Makin, Habib Chirzin telah malang melintang melakukan presentasi keliling dunia dengan topik kedamaian. Setidaknya tercatat sudah 92 kali presentasi di puluhan kota di penjuru buana yang pernah dilakukan. Antara lain Sri Langka, Bangkok, Manila, Kathmandu, Rio de Janeiro, Kuala Lumpur, Melaka, Kota Kinabu, Penang, Singapura, dan masih banyak lagi.
“Pak Habib sudah presentasi keliling dunia, temanya adalah kedamaian, kerja sama, aktif. Jadi anugerah ini sangat layak dan kita harus mengakui reputasi beliau yang melampaui kita,” tuturnya.
Pada saat bersamaan, Prof Al Makin menuturkan penganugerahan ini sebagai reaktualisasi dari upaya mengkonektivitaskan kampus dan luar kampus agar kampus tidak hanya menjadi menara gading di kulit luar.
“Penganugerahan oleh kampus adalah upaya menghubungkan kampus dan luar kampus, dunia nyata di luar sana, agar kampus tidak menjadi Menara gading. Kampus harus jujur mengakui kelebihan dan temuan dari luar. Kampus harus jujur mengakui kelemahannnya dan mengakomodasi kemajuan dan kelebihan dari luar. Honoris causa mewadahi ini,” ungkapnya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang sekaligus Guru Besar Bidang Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi secara langsung turut serta menghadiri proses penganugerahan gelar kehormatan untuk Habib Chirzin. Menurutnya bahwa beliau merupakan salah satu bagian dari kategori kader terbaik Muhammadiyah.
“Mas Habib bagi kami bukan hanya sebagai seorang tokoh Muhammadiyah, tapi juga senior kami di Muhammadiyah,” terangnya. Habib Chirzin pernah berkhidmat sebagai Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah 1986-1989.
Dia berpesan kepada generasi muda agar sebiasa mungkin memungut percik-percik mutiara hikmah sarat makna dari sosok Habib Chirzin. Menurutnya frekuensi dalam mengembangkan nilai-nilai perdamaian sebagai manifestasi dari usaha yang ditempuh selama tempo 50 tahun lamanya.
“Setiap jejaknya dalam mengembangkan dan mengarustamakan nilai-nilai misi perdamaian adalah mutiara dan dapat diambil hikmahnya bagi generasi muda,” katanya. (Cris)