SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Persyarikatan Muhammadiyah berdiri pada tahun 1912 lalu, dan selama 109 tahun sudah melintasi berbagai zaman, lalu bagaimana hal ini bisa terjadi? Dalam Pengajian Ahad Pagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Depok Sleman dalam Semarak Muktamar ke-48, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 1995-1998, M. Amien Rais yang hadir sebagai pembicara pada Ahad (25/9) menjawab rahasia mengapa Muhammadiyah bisa bertahan.
Sebagaimana diketahui, bahwa Muhammadiyah usianya 33 tahun lebih tua daripada Republik Indonesia. Artinya, sebelum negara berdiri, Muhammadiyah telah berjuang melawan penjajahan Belanda dan kemudian Jepang pada kala itu. Selanjutnya, bergerak melintasi berbagai zaman setelah penjajahan, dari kemerdekaan, orde lama, orde baru, hingga reformasi saat ini.
Banyak yang menganggap jika Muhammadiyah, dan juga ‘Aisyiyah, semakin tua semakin menjadi-jadi, apa rahasia dibalik itu? Ketua MPR RI 1999-2004 itu menjawab ada banyak sebab, salah satunya yang terkandung dalam surat Ar-Ra’d ayat ke-17 di mana terdapat potongan ayat yang berbunyi:
“….adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi.”
Hal ini bisa dimaksudkan dengan spirit Muhammadiyah membangun peradaban dengan mendirikan Amal Usaha dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan lain-lain serta memberdayakan warga dan masih banyak lagi yang tentu sangat bermanfaat bagi masyarakat. Semua hal yang dilakukan oleh persyarikatan ini sebagian besar murni dengan usaha sendiri di samping juga bantuan dari pihak lain.
“Inilah yang membuat Muhammadiyah bisa bertahan sampai sekarang karena Muhammadiyah dipelihara oleh Allah,” ujarnya bangga.
Tahun 2022 ini, Muhammadiyah akan menyelenggarakan Muktamar ke-48 di Surakarta pada tanggal 18-20 November nanti. Sebelumnya, akan diselenggarakan pada 1-5 Juli 2020, namun harus tertunda dikarenakan pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia.
Muhammadiyah pernah menyelenggarakan Muktamar di Kota Solo, pada tahun 1985. Di Muktamar ke – 41 ini, M. Amien Rais diamanahkan menjadi Ketua PP Muhammadiyah membidangi Majelis Tabligh kala itu.
Beliau juga mengingat lagu Muktamar 41, yang di dalamnya terdapat lirik “Muktamar Muhammadiyah dengan gembira bermusyawarah, demi perjuangan yang amat mulia, ukhuwah islamiyah.”
Para muktamirin dan warga persyarikatan yang hadir di Solo saat itu meresapi makna lagu tersebut dan menyatakan bahwa bermuktamar untuk mencapai tujuan dan perjuangan yang sangat mulia, yaitu menjalankan ukhuwah islamiyah.
“Jadi, Muhammadiyah sadar bahwa untuk berjuang di masa depan, kita tidak mungkin bisa berjuang sendirian tanpa bantuan umat islam yang lain,” kata M. Amien Rais.
Menyongsong Muktamar nanti, Pak Amien berharap agar para muktamirin dan penggembira yang hadir di Surakarta bisa kembali meresapi lagu Muktamar ke-41 ini atau setidaknya semangat warga persyarikatan kala itu dalam menyongsong Muktamar tahun 1985 di kota yang sama.
Pengajian Ahad Pagi PCM Depok Sleman kali ini juga dibarengi dengan penandatanganan prasasti ‘Masjid Baiturrahmat Setan Maguwoharjo sebagai Masjid Binaan PCM Depok Sleman’ oleh Ketua PCM Depok Sleman, M. Jumiran. Selain itu, juga dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan tempat wudhu dan toilet putri tambahan Masjid Baiturrahmat Setan Maguwoharjo Depok oleh M. Amien Rais. (Tim Humas PCM Depok Sleman)