YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ex DAD IMM Ushuluddin dan Adab Yogyakarta menggelar kegiatan diskusi panel perdana di taman Masjid UIN Sunan Kalijaga, Sabtu, 24 September 2022. Kegiatan ini merupakan salah satu Program kerja Rancangan tindak lanjut (yaitu melaksanakan diskusi panel setiap akhir bulan) yang telah disepakati oleh seluruh elemen Ex DAD pasca dilaksanakannya Darul Arqam Dasar.
Dalam kegiatan ini, antusiasme para kader IMM terlihat sangat jelas. Hal itu terbukti dengan hadirnya utusan PK, panitai DAD dan beberapa kader baru. Selain kehadirannya, mereka juga turut memberikan pandangan, pendapat dan saran sehingga acara diskusi berjalan dengan hangat dan lebih berwarna
Immawan Aqil Dlabit selaku ketua Ex DAD memiliki alasan tersendiri dalam memilih tema “krisis identitas muslim”. Bagi aqil, Muslim hari ini sudah mulai kehilangan rasa bangga terhadap ajaran agama. Hal ini yang kemudian membuat muslim kehilangan identitasnya sebagai umat islam sehingga perlu dilakukan pembahasan mendalam mengenai “krisis identitas muslim”.
Setidaknya, ada 5 cakupan pokok yang dibahas mengenai materi. Pertama: Definisi “Krisis Identitas muslim” yang diartikan oleh para panelis sebagai ciri yang membedakan umat islam dengan yang lainnya. Kedua: Faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya krisis identias muslim.
Dengan klasifikasi secara garis besar yaitu Faktor Internal dan Eksternal. Ketiga: Fenomena yang terjadi dan ada keterkaitan ihwal krisisnya identitas seorang muslim. Keempat: Dampak yang terjadi akibat fenomena sosial yang dibiarkan begitu saja. Kelima: solusi menghadapi krisis identitas muslim.
Pada clossing statement Immawati Khansa, selaku panelis pada diskusi tersebut mengemukakan beberapa tidakan yang harus dilakukan oleh umat islam secara umum dan kader Muhammadiyah secara khusus. Menurutnya Tindakan awal yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas diri, mengajak dan mengajarkan ilmu dalam waktu yang bersamaan.
Selain itu beliau juga memberikan contoh Tindakan seperti meningkatkan kekhusyukan dengan melupakan segala urusan duniawi dalam sholat, Lebih berani dalam menyuarakan kebenaran dan mencegah keburukan, dan lebih memperhatikan esensi dan nilai nilai ibadah dalam kegiatan sehari hari.
Oleh karenanya, sangat penting bagi para umat Islam untuk mengamalkan apa yang telah diketahui sehingga terwujudnya umat islam yang sebenar benarnya. Sebaik baik ilmu adalah yang diamalkan karena ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah. (Insan Labib)