Perempuan Harus Maju dan Terdidik seperti Siti Munjiyah

Wamen ATR Sampaikan Kuliah Kebangsaan di Unisa Yogyakarta

Perempuan Harus Maju dan Terdidik seperti Siti Munjiyah

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Raja Juli Antoni memberikan kuliah kebangsaan kepada 2300 mahasiswa baru di Gedung Siti Badriah di Universitas Aisyiyah Yogyakarta pada Selasa (27/09).

Sebelum memberikan kuliah kebangsaan, Rektor Unisa, Warsiti dalam sambutannya mengaku senang dan tak lupa menghaturkan terima kasih pada Wakil Menteri yang juga kader Muhammadiyah.

“Masa Taaruf merupakan agenda penting dan gerbong awal bagaimana mahasiswa mengenal dan beradaptasi dengan kampus. Karena itu terima kasih banyak kepada Bapak Wamen insya Allah kehadirannya membawa semangat bagi para mahasiswa,” ungkap Warsiti dalam sambutannya.

Acara dilanjutkan dengan Wamen Raja Juli Antoni memberikan kuliahnya. Dalam mengawali kuliah tersebut, Raja menyinggung masih adanya negara yang tidak menghargai perempuan.

“Kita lihat masih ada negara yang tidak memperbolehkan perempuan untuk berpendidikan, tidak boleh menyetir, dan tidak boleh berkendara,” Ucap Raja.

Maka dari itu, bagi Raja kenikmatan kesetaraan laki-laki dan perempuan di Indonesia jangan dilihat biasa-biasa saja.Dan Aisyiyah telah berjuang sejak lama dalam memperjuangkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.

“Kenikmatan itu tidak taken for granted. Ini adalah perjuangan panjang yang salah satunya di perjuangkan oleh Aisyiyah, bahkan sejak sebelum kemerdekaan. Maka dari itu meneruskan perjuangan guru-guru kita. Perempuan harus maju dan terdidik seperti Siti Munjiyah ” Tegas Raja.

Raja berpesan pada mahasiswa baru supaya supaya banyak membaca, berdiskusi dan menulis. Menurut Raja, budaya literasi Indonesia ini sangat rendah. Itu yang kadang membuat kita tidak paham fenomena.

“Daya kritis kita sangat rendah. Kenapa karena tidak biasa membaca. Kita bisa lihat banyak dari kita yang baca berita hanya judulnya saja. Sangat malas untuk membaca secara utuh” tegas Raja.

Raja melanjutkan, banyak orang Indonesia yang pintar tapi tidak artikulatif karena tidak dibiasakan berdiskusi. Yang lebih sulit lagi adalah mereka yang bisa menulis.

“Adik-adik perbanyak diskusi supaya ada pertukaran pengetahuan. Lalu Supaya kita ingat apa yang telah kita baca dan diskusikan, tulislah,” tutup Raja. (Hilal/Riz)

Exit mobile version