YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Siang itu, hari Sabtu (24/9/2022) guru-guru SD Muhamadiyah MBS Prambanan berkumpul di aula SD Muhamadiyah MBS Prambanan untuk mengikuti siraman ruhani setiap hari sabtu atau yang biasa dikenal dengan Kajian Sabtu Siang (Kasasi).
Pada Kasasi kali ini, yang menjadi pembicara adalah Direktur PPM MBS Yogya Ustadz Fajar Shodiq. Tepat pada pukul 13.30 Wib Kasasi dibuka oleh MC, Ustadzah Dinda. Sebelum Kasasi dimulai, guru-guru SD Muh. MBS Prambanan melakukan tadarus bersama.
Setelah tadarus bersama, para guru pun siap menyimak pengajian dari Ustadz Fajar Shodiq. Ustadz Fajar Shodiq membuka pengajian dengan mengisahkan pertemuannya dengan para penggerak pondok pesantren di seluruh Indonesia yang bernaung di lembaga Pondok Pesantren Muhamadiyah (LP2 M).
Dari bertemu dengan berbagai Pondok Pesantren Muhamadiyah, beliau memetik hikmah bahwa dalam pertumbuhan dan pasang surut pondok pesantren itulah, kita mesti terus mawas diri. Besarnya Pondok Pesantren MBS Yogya ini kata beliau, tidak boleh membuat kita surut langkah, terlena dan tenang dalam bergerak atau berdakwah.
Ustadz Fajar Shodiq mengingatkan bahwa lembaga pendidikan Islam seperti Pondok Pesantren MBS Yogya termasuk di dalamnya SD Muhammadiyah MBS Prambanan akan tersungkur dan jatuh dalam kemunduran bila terjangkit empat penyakit ini.
Pertama, saat kita merasa masing-masing kita sudah berada di zona nyaman. Ciri-cirinya adalah tidak mau bekerja keras. Ustadz Fajar meminta kita membuka kembali Qur’an Surat 94: ayat 7, serta Surat 90 ayat 4. Yang kedua ayat itu menegaskan bahwa kita diperintahkan untuk bekerja keras dan lepas dari pekerjaan satu kita diminta mengerjakan pekerjaan yang lain.
Penyakit yang kedua adalah saat lembaga kita dihinggapi perasaan tidak kompak dan saling berkelompok dalam keburukan. Saat lembaga sudah dihinggapi penyakit tidak kompak ini, maka kata Ustadz Fajar akan hilang berkahnya. Begitu pula di SD MBS Prambanan ini.
“Kita diingatkan oleh Allah di Surah Ali Imran ayat 102, bahwa kita diminta untuk berpegang teguh kepada tali agama Allah dan dilarang bercerai berai. Kita juga diberi ketegasan oleh Allah dalam Surah Al Anfal ayat 46. Bahwa ketika kita berselisih, maka kekuatan kita akan menjadi hilang dan menjadi lemah.
Selanjutnya penyakit yang ketiga adalah ketika kita sudah berubah orientasi. Ketika kita meninggalkan nilai ukhrowi, dan menganggap semua yang ada dalam pekerjaan kita selalu dihitung dengan materi. Keberkahan, kemudian keikhlasan kita menjadi berkurang tatkala yang kita lihat hanya materi saja dalam bekerja. Padahal kita bekerja tidak hanya mencari materi atau dunia semata, tetapi juga mencari akhirat.
Bahaya keempat yang mengancam kita adalah saat kita dihinggapi penyakit tidak ikhlas lagi. Ikhlas itu adalah ruhiyah perjuangan kita. Saat kita sudah tidak ikhlas, maka kita akan kehilangan daya juang kita.
Itulah empat penyakit yang menggerogoti lembaga pendidikan Islam yang perlu kita waspadai. Ketika empat penyakit itu sudah hinggap di lembaga kita, maka tunggulah kehancurannya. Karena itulah, kita mesti waspada dan selalu mawas diri agar kita terhindar dari empat penyakit yang membunuh dan menggerogoti lembaga pendidikan Islam.
Ustadz Fajar pun mengakhiri kajian menjelang adzan Ashar berkumandang. Acara pun dilanjutkan dengan lain-lain info dari sekolah dan ditutup oleh pembawa acara. (AY)