PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Guna meningkatkan Internalisasi Al-Islam Kemuhammadiyahan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA), Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) menggelar Workshop Implementasi Pengarusutamaan Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK) dalam Kurikulum Terintegrasi.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis (29/9/2022) di Gedung Ahmad Dahlan Kampus Utama Umri, jalan Tuanku Tambusai Pekanbaru dengan mengundang Prof Dr M Noor Rochman Hadjman MA yang merupakan Wakil Ketua Majlis Dikti Litbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Turut hadir Hadiri dalam Workshop setengah hari itu Rektor Umri Dr H Saidul Amin MA Badan Pembina Harian Prof Dr H Nazir Karim MA, para peserta workshop terdiri dari Ketua Program Studi dan dosen pengampu mata kuliah Al-Islam Kemuhammadiyahan.
Saidul Amin mengatakan “Implementasi AIK harus diterapkan secara utuh dilingkungan kampus dengan merasuki seluruh sendi kehidupan Umri. Disinilah pembeda dan kelebihan Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang dijiwai oleh nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan baik secara ideologis, filsafat dan akademis”.
Lebih lanjut Rektor Umri menjelaskan “Alumni Perguruan Tinggi Muhammadiyah harus membumi dalam kehidupan dan menjadi duta Muhammadiyah di tengah masyarakat. Dan Umri harus menjadi miniatur Muhammadiyah itu sendiri,” pungkasnya.
Sedangkan Noor Rochman selaku pemateri utama menjelaskan “Pengaplikasian AIK dimulai dari masing-masing bidang studi yang diampu. Dosen harus mampu menggabungkan ilmu pengetahuan dengan agama dan menganalogikannya menjadi contoh-contoh nyata. Hal ini akan membuat materi AIK mudah dipahami dan berapa luar biasanya Islam dalam kehidupannya,” ujar Noor dihadapan hadirin.
Strategi Integratif Pengarusutamaan Al-Islam Kemuhammadiyahan diantaranya; Pertama, Menegakkan budaya mutu AIK. Seluruh aspek dan proses kebijakan beserta implementasi terdokumentasi secara tertulis. Implementasi Standar Mutu AIK yang objektif dan terukur. Kedua investasi maksimal pada aspek SDM AIK.
Ketiga, AIK sebagai Ruh PTMA. Penekanannya pada aspek pendidikan bukan pengajaran AIK. Adanya AIK Perspektif Multikultural bagi civitas non-muslim. Keempat, keterlibatan semua pihak dan stakeholder; dosen, karyawan, pimpinan PTMA, demikian pula dengan pimpinan persyarikatan.