Silaturahmi PRIM NSW Australia dengan Pengurus Masjid Baitul Ma’mur Melbourne
Oleh: Haidir Fitra Siagian
Semalam kami tiba di rumah seorang sahabat warga Muhammadiyah, Mas Yudhistira, lewat tengah malam sedikit. Kami disambut dengan penuh kegembiraan.
Mas Yudhistira, dulunya adalah warga Muhammadiyah NSW. Bersama Mas Sayuti, Pak Iwan, Mas Novi dan rekan-rekannya adalah pengurus Muhammadiyah NSW. Beliau berasal dari Yogyakarta tapi kelahiran Surabaya.
Kedatangan kami dari PRIM NSW ke Melbourne adalah untuk silaturahmi dan studi banding pendirian Sekolah Muhammadiyah Australia. Dimana sejak awal tahun ini, Muhammadiyah Australia College sudah beroperasi di Melbourne atas pengurusan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Australia dengan dukungan penuh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Setelah istirahat, lalu sebelum subuh kami sudah berangkat untuk salat di Masjid Baitul Ma’mur, 26 Maher St Laverton, Melbourne.
Masjid ini adalah salah satu masjid yang dikelola oleh Diaspora Muslim Indonesia di Melbourne. Seorang mantan jamaah masjid ini beberapa tahun lalu adalah teman dosen UNM Makassar, namanya Amirullah Abduh, yang baru saja meraih pangkat Guru Besar. Pengurus masjid masih kenal dengan beliau.
Ba’da Subuh kami silaturrahmi dengan pengurus. Disambut dengan hormat dan penuh kegembiraan. Bahkan diijamu secara khusus dengan minum teh dan bakpia pathok.
Masjid ini berada di 26 Maher St Laverton, Melbourne. Dekat sekali dengan stasiun kereta api. Dulunya adalah rumah warga yang dibeli. Dan sekarang sudah dialihkan menjadi masjid. Alhamdulillah, berbeda dengan masjid lainnya, proses pengurusan menjadi masjid cukup mudah, bagaikan pucuk dicinta ulam tiba.
Memang kami sengaja datang salat subuh ke masjid ini. Sekitar 20 menit dari kediaman Mas Yudhistira. Tentunya untuk menambah pengetahuan dan khazanah keislaman. Juga melihat dari dekat kondisi umat Islam di benua Selatan ini.
Setelah silaturrahmi di masjid, oleh pengurus kami diajak ngopi-ngopi di cafe. Tidak tanggung-tanggung, cafe Timur Tengah di bangian pinggir Kota Melbourne.
Diaspora Indonesia di sini cukup bervariasi. Kumpulan dari Sabang sampai Papua. Ketua masjidnya dari Jawa Barat. Ada pula pengurus dari Bukittinggi dan Lampung.
Satu hal yang perlu saya sampaikan adalah seorang pengurus masjid ini merupakan mantan anggota kabinet SBY. Namanya Prof. Deny Indrayana. Beliau sudah berdomisili di Melbourne, menemani anak-anaknya. Beliau juga sempat hampir saja menjadi Gubernur Kalimantan Selatan. Namun belum berhasil karena kekurangan sedikit suara.
Beliau juga sudah mendapatkan status permanen resident. Bahkan sudah memperoleh izin jadi pengacara di Australia. Satu profesi yang sangat penting dan sebenarnya sulit dapat izin.
Tadi beliau sempat menawarkan diri jika ada urusan Muhammadiyah, boleh menghubunginya. Kebetulan besannya adalah Ustaz Edward, Kepala Sekolah Muhammadiyah Melbourne.