Implementasi Psikologi Islam untuk Meningkatkan Kesehatan Mental Keluarga

Psikologi UNISA Yogyakarta Gelar Seminar Nasional dan Call For Paper bertajuk Family Well-Being

Implementasi Psikologi Islam untuk Meningkatkan Kesehatan Mental Keluarga

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Program Studi S1 Psikologi Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menyelenggarakan Seminar Nasional & Call For Paper dengan tema Family Well-Being: Implementasi Psikologi Islam untuk Meningkatkan Kesehatan Mental Keluarga. Kegiatan ini dilangsungkan di Hall Baroroh Baried Gedung Siti Walidah Kampus Terpadu UNISA Yogyakarta pada hari Sabtu (01/10/2022).

“Realitanya, ada banyak masalah yang dihadapi oleh keluarga. Bagaimana tidak ada banyak masalah dan problem karena sekarang ini, persoalan keluarga salah satunya juga karena perkawinan yang tidak siap”, jelas Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat ketika menyampaikan sambutan. Mirisnya, banyak orang menikah diusia remaja yang kemungkinan memang bukan pernikahan yang disiapkan secara baik dan matang. Oleh karenanya, besar harapan kegiatan ini menjadi bekal bagi seluruh peserta yang notabenenya adalah mahasiswa untuk membentuk keluarga yang berkualitas demi kemajuan bangsa.

“Psikologi Islam mendasarkan sumber-sumber maupun pandangan tentang kesehatan mental itu memang harus dari sumber yang halal dan utama yaitu Al-Qur’an”, tutur Dra. Susilaningsih Kuntowijoyo, M.A. dalam kesempatan keynote speech. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa sebenarnya ilmu psikologi sudah ada dan dibahas dalam Al-Qur’an. Sebagai makhluk Allah dan seorang akademisi, mentadzaburi serta mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari menjadi sebuah nilai tersendiri.

“Keluarga merupakan institusi penting dalam masyarakat. Kualitas bangsa, kualitas masyarakat ditentukan oleh kualitas keluarga”, jelas Prof. Tina Afiatin, M.Si., Psikolog selaku Ketua Majelis HIMPSI Wilayah HIMPSI DI Yogyakarta saat menyampaikan materinya. Tina menambahkan bahwa ketika membahas tentang keluarga maka erat kaitannya dengan pernikahan. Indonesia dengan realita jumlah perceraian tertinggi se-Asia menjadi salah satu faktor yang menyebabkan penurunan jumlah pernikahan. Tidak sedikit orang pada akhirnya takut untuk menikah karena melihat realita pernikahan yang ada di masyarakat hari ini.

Dalam sesi berikutnya, Rita Pranawati, M.A. selaku Komisioner Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sekaligus founder Rahma.id menyampaikan, “Memilih pasangan sama artinya dengan memilih masa depan”. Rita menambahkan bahwa seorang anak tidak bisa memilih untuk lahir dari keluarga yang seperti apa. Maka dari itu penting bagi kita untuk memilih pasangan yang baik dan berkualitas demi terwujudnya keluarga yang baik dan berkualitas.

Terakhir, Irma Gustiana A., S.Psi., M.Psi., Psikolog., PGCertPT., CPC sebagai Founder & Board of Director Klinik Psikologi Ruang Tumbuh membahas terkait dengan darurat gawai bagi anak-anak. Gawai menyebabkan anak kurang untuk melakukan interaksi sosial yang utuh meskipun ia bermain dengan teman sebaya. Proses interaksi sosial yang dihasilkan ketika menggunakan gawai adalah satu arah yang tidak efektif bagi tumbuh kembang anak. Play therapy dapat menjadi salah satu alternatif solusi bagi anak dengan kecanduan gawai.

Kegiatan Seminar Nasional & Call For Paper ini diikuti para peserta dengan antusias dari awal sampai dengan selesai. Tentu protokol kesehatan tetap diterapkan. Harapannya Seminar Nasional ini dapat menambah wawasan terkait pentingnya mempersiapkan pernikahan untu mencapai sebuah keluarga yang berkualitas. Kemudian, tidak hanya disimpan dalam memori saja akan tetapi ilmu yang di peroleh dapat diimplementasikan. (Nur Laila Oktavianingrum)

Exit mobile version