Muktamar 48: Sarana Menjelajahi ‘Multiverse’ Muhammadiyah

Edutorium

Gedung Edutorium Dok UMS/SM

Muktamar 48: Sarana Menjelajahi ‘Multiverse’ Muhammadiyah

Tinggal menghitung hari, Muktamar ke 48 Muhammadiyah serta ‘Aisyiyah akan dilaksanakan. Di hari kelahirannya, Muhammadiyah melaksanakan permusyawaratan tertinggi untuk menentukan arah Muhammadiyah 5 tahun ke depan serta memilih pimpinan yang baru.

Setelah tertunda selama 2 tahun, Gegap gempita Muktamar mulai terasa sejak beberapa bulan lalu. Mulai dari persiapan pemberangkatan, lalu siapa saja calon yang akan maju hingga perbincangan kemeriahan apa saja yang akan ada di Muktamar.

Dalam menyambut forum kebanggaan warga Muhammadiyah ini, seluruh universitas mengadakan pertemuan intelektual baik berupa seminar, presentasi paper hingga penulis dengan menerbitkan buku-buku terbaru.

Tidak sedikit juga kegiatan pendukung seperti acara bakti sosial, peresmian gedung-gedung baru amal usaha Muhammadiyah, lalu jalan sehat hingga tabligh akbar yang diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia.

Menjelajahi ‘Multiverse’ Muhammadiyah

Meminjam istilah dari film Dr. Strange The Multiverse Of Madness yang diproduksi Marvel Studio. Multiverse adalah kerangka teoritis dalam kosmologi modern yang menyajikan gagasan bahwa terdapat susunan luas alam semesta potensial yang sebenarnya terwujud dalam beberapa cara.

Kita ketahui bersama, saat ini ‘multisemesta’ Muhammadiyah adalah seputar dimensi keislaman, sosial, dan pendidikan. Tidak perlu diragukan, sudah satu abad lebih Muhammadiyah menunjukkan taringnya sebagai Organisasi Masyarakat yang memberi tanpa meminta kepada bangsa.

Jangan tanya berapa jumlah lembaga pendidikan dan rumah sakit Muhammadiyah. Yang jelas masyarakat dengan berbagai latar belakang sudah sangat terbantu dengan adanya amal usaha Muhammadiyah yang standarnya sudah internasional.

Namun, sebetulnya ada tidak Multiverse lain di Muhammadiyah selain tiga pilar di atas? Apakah Muhammadiyah hanya mengurusi “yang itu-itu saja” tanpa melebarkan sayap-sayap seperti sayap yang sedang viral?

Sebetulnya, Multiverse di Muhammadiyah cukup banyak. Secara garis besar mungkin kita sering mendengar Muhammadiyah Garis Lucu, Muhammadiyah NU, Pengusaha Muhammadiyah, hingga Muhammadiyah Kristen pun ada.

Belum lagi di kalangan anak-anak muda cukup banyak, seperti kader-kader muda Muhammadiyah yang memiliki kemampuan lawakan tunggal dan berkeliling di berbagai komunitas serta kompetisi di mana pun mereka berada.

Multiverse Muhammadiyah satu ini agak dilupakan, tidak sedikit kader yang memiliki kemampuan standup comedy dan bukan sekadar lucu. Mereka mengemas materi kritis yang serius menjadi gelak tawa para penonton.

Tidak hanya menghibur penonton, kader-kader yang berjuang di Multiverse ini memberikan banyak edukasi dan menyuarakan suara anak muda. Apalagi di saat ini komedi tunggal begitu dekat dengan masyarakat serta anak-anak muda.

Jika kita jelajahi lebih dalam, akan banyak standup comedian yang berasal dari kader Muhammadiyah dan memiliki potensi-potensi mengisi ruang-ruang anak muda yang ada di Muhammadiyah.

Tidak hanya itu, komunitas-komunitas influencer di kalangan kader Muhammadiyah mulai bermunculan. Multiverse dunia digital baru merambah dengan banyaknya konten-konten menarik yang muncul di FYP (For Your Page) di Media Sosial.

Contohnya beberapa waktu lalu saya sempat menemukan konten unik dari Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Universitas Muhammadiyah Bandung.

Konten berisi pemasaran Universitas yang menjelaskan seluruh fasilitas unggul di masing-masing kampus dikemas sangat menarik. Saya yakin penonton konten mereka sudah masuk angka lebih dari sepuluh ribu penonton.

Multiverse satu ini juga jarang sekali diperhatikan, bahkan terkesan diabaikan padahal teknik konten digital dengan berbagai influencer dari kader muda sangat diperlukan.

Maintenance Seluruh Universe Muhammadiyah

Muktamar 48 Muhammadiyah di Surakarta seharusnya jadi ajang menjelajah seluruh Multiverse yang ada di Muhammadiyah serta evaluasi untuk melakukan maintenance agar perkembangan Muhammadiyah semakin melesat.

Sudah saatnya Muhammadiyah memerhatikan dan memaksimalkan potensi-potensi di seluruh Universe Muhammadiyah. Terutama dua hal yang saya coba uraikan di atas. Karena saat ini anak-anak muda lebih mendominasi dalam menghiasi kehidupan.

Alasannya, saat ini, dominasi anak-anak muda banyak berselancar di dunia digital. Pemilik akun media sosial di Indonesia (Menurut We Are Social) hampir mendekati jumlah seluruh penduduk di Indonesia yakni sebanyak 191,4 juta.

Jika Muhammadiyah belum maksimal untuk sedikit menambah konsep dakwah dengan bentuk baru dan menyesuaikan zaman, lambat laun kader-kader murni Muhammadiyah akan tergerus ideologi-ideologi lain.

Muhammadiyah belum melakukan maintenance ini dibuktikan dengan tidak adanya kompetisi atau forum bagi standup comedian berbicara tentang gagasan muktamar. Atau influencer media sosial juga belum diberi ruang khusus untuk mendiskusikan wacana-wacana masa depan Muhammadiyah.

Untuk menunjang maintenance, diperlukan pimpinan yang bisa jadi penghubung antara senior serta anak-anak muda. Mengapa? Karena tetap produksi wacana keislaman, sosial, pendidikan dan alam semesta perlu dilakukan oleh ahli. Hanya saja penyampaiannya dikemas secara unik melalui media digital dan standup comedy.

Jangan sampai, ketika banyak anak muda yang kreatif ingin membangun gagasan di Muhammadiyah melalui media digital dan standup comedian dianggap tidak sesuai dengan norma dan nilai-nilai di Muhammadiyah itu sendiri.

Jika masih terjadi, saya jadi teringat potongan kisah pendiri Muhammadiyah, Ki Ahmad Dahlan. Di mana ia menyebarkan dakwah menggunakan biola dan membangun madrasah dengan kursi dan meja lalu dianggap kafir oleh banyak Kyai saat itu.

Lalu apakah kisah tersebut terulang di masa anak-anak muda saat ini karena dakwah melalui digital dan standup comedy?

Fathin Robbani Sukmana, Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Bekasi

Exit mobile version